0

Alhamdulillah! Sherly Anak Mpok Alpa Sudah Berkabar, Aji Darmaji Lega

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Kabar hilangnya Sherly, putri kandung almarhumah Mpok Alpa, akhirnya menemui titik terang. Setelah sempat membuat sang ayah, Aji Darmaji, diliputi kecemasan dan penundaan proses hukum, Sherly kini telah memberikan kabar bahwa dirinya dalam kondisi baik. Hilangnya kontak dengan Sherly sempat menghambat pengajuan permohonan penetapan ahli waris almarhumah Mpok Alpa di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang sedianya digelar pada Kamis, 11 Desember 2025 lalu. Aji Darmaji mengungkapkan betapa leganya ia kini mengetahui keberadaan putrinya, meskipun Sherly belum kembali ke rumah.

"Si Kakak sampai saat ini memang belum balik kayak gitu. Tapi keberadaannya sudah dikasih tahu kayak gitu, cuma saat ini belum balik. Dan apa penyebabnya saya belum ngobrol kayak gitu. Sudah bisa, dia jawab, ‘Bi, aku baik-baik saja’ gitu ya kan. Sudah tenang ya, dia jawab saja sudah tenang," ujar Aji Darmaji dengan nada lega saat ditemui di Studio Rumpi No Secret Trans TV, Selasa (16/12/2025). Pernyataan ini memberikan kelegaan luar biasa bagi Aji yang sebelumnya harus menghadapi ketidakpastian kabar putrinya. Ia bercerita bahwa pesan singkat yang dikirimkan kepada Sherly sebelumnya tak kunjung terkirim, bahkan hanya menampilkan tanda centang satu, yang mengindikasikan pesan belum terkirim. "Kemarin kan masih ceklis satu tuh, 2-3 hari masih ceklis satu," tuturnya, menggambarkan kegelisahan yang ia rasakan.

Di tengah kekhawatiran terhadap Sherly, Aji juga harus menghadapi cobaan lain, yaitu kondisi anak kembarnya yang sempat dirawat di rumah sakit. Situasi ini semakin memperberat beban Aji, terlebih ia merasa kebingungan karena tidak ada sosok perempuan yang dapat mendampingi di rumah untuk merawat anak-anaknya. "Adiknya masuk rumah sakit juga kan saya bingung kan gak ada orang perempuan kayak gitu kan. Si kembar tuh 3 hari 4 malam dirawat kayak gitu. Pas saya lihat napasnya kok sedikit gitu setengah, langsung saya bawa lari ke rumah sakit," bebernya dengan raut wajah yang masih menyimpan kekhawatiran. Pengalaman ini tentu saja sangat menguras tenaga dan emosi Aji sebagai orang tua tunggal yang harus berjuang sendirian.

Sebelum Sherly memberikan kabar, Aji Darmaji telah berusaha keras mencari keberadaan putrinya. Ia bahkan sempat menanyakan kepada teman-teman Sherly, namun tidak membuahkan hasil. "Saya cari. Dari teman ke teman tuh, ‘Gak ada, Bi katanya gak ada’ kayak gitu. Kan saya WA tuh kok ceklis satu, teleponnya memanggil," ungkapnya, menunjukkan betapa intensif pencariannya. Mendapatkan kabar bahwa Sherly kini berada di rumah seorang teman memberikan sedikit kelegaan, meskipun Aji mengaku tidak mengetahui secara pasti siapa teman yang dimaksud. "Pokoknya yang jelas katanya, ‘Bi gak usah khawatir aku baik-baik aja’. Itu hati sudah besar kayak gitu," ujarnya, menunjukkan kepercayaan pada putrinya.

Aji Darmaji menegaskan bahwa sebelum Sherly menghilang selama beberapa hari, tidak ada konflik atau pertengkaran yang terjadi dalam keluarga mereka. Ia menyebutkan bahwa hubungan antara dirinya dengan Sherly dan anak-anaknya selama ini berjalan dengan sangat baik dan harmonis. "Hubungan saya sama si Kakak, sama anak tuh baik-baik semua. Kalau mau pamit paling kuliah, mau keluar pamit salim," kata Aji, menekankan kedekatan emosional yang terjalin. Ia menduga bahwa kepergian Sherly secara mendadak ini mungkin terkait dengan proses dirinya dalam menghadapi dan beradaptasi dengan kehilangan sang ibu. "Kan anak perempuan lebih dekat ke Ibu," tambahnya, mencoba memahami sudut pandang Sherly.

Meskipun Sherly telah memberikan kabar, ia hingga kini belum juga kembali ke rumah dan komunikasi masih terbilang terbatas. "Masih ceklis satu. Masih ceklis satu," ungkap Aji, mengindikasikan bahwa hubungan komunikasi belum sepenuhnya pulih seperti sedia kala. Kondisi ini masih menjadi perhatian Aji, meskipun ia kini sedikit lebih tenang karena mengetahui putrinya dalam keadaan baik.

Terkait dengan proses hukum yang tertunda, Aji Darmaji menjelaskan bahwa persidangan penetapan ahli waris harus ditunda karena kehadiran Sherly sangat dibutuhkan untuk keperluan administrasi. "Proses persidangan mundur, karena kan gak ada si Sherly. Karena kan kalau Sherly kan bisa tanda tangan," jelasnya. Ia menekankan bahwa pengajuan ke pengadilan ini bukan bertujuan untuk membagi-bagikan warisan atau mencari keuntungan materi. "Harapannya ya baik-baik saja. Karena kan memang ada administrasi. Sidang ini bukan kita bagi waris, bukan! Ada administrasi yang harus kita selesaiin kayak gitu. Jadi kita, bukannya kita mau bagi waris atau cuan sih, gak ada sedikitpun. Biar aman semuanya, aman sentosa. Anak-anak juga aman kayak gitu. Lebih banyak menyelesaikan administrasi saja untuk semasa hidupnya Almarhum kayak gitu," pungkasnya, menegaskan niat baik di balik proses hukum tersebut. Penundaan ini, meski sedikit merepotkan, lebih baik daripada melanjutkan tanpa kehadiran salah satu ahli waris yang penting.

Aji Darmaji berharap agar situasi ini segera terselesaikan dengan baik. Ia ingin Sherly segera kembali ke rumah dan komunikasi dapat terjalin lancar kembali. Kepulangan Sherly akan menjadi penutup dari rangkaian kekhawatiran yang ia rasakan dalam beberapa waktu terakhir. Keluarga Mpok Alpa memang patut mendapatkan doa agar semua urusan mereka dilancarkan dan mereka dapat kembali berkumpul dengan penuh kehangatan. Kehadiran Sherly sangat penting tidak hanya untuk urusan administrasi hukum, tetapi juga untuk keutuhan dan kebahagiaan keluarga yang tengah berduka dan menghadapi berbagai ujian.

Kisah hilangnya Sherly ini menjadi pengingat betapa pentingnya komunikasi yang terbuka dalam keluarga, terutama di masa-masa sulit seperti kehilangan orang terkasih. Dukungan emosional dari keluarga dan orang terdekat sangatlah krusial bagi setiap anggota keluarga yang tengah beradaptasi dengan perubahan besar dalam hidup mereka. Harapan terbesar Aji Darmaji saat ini adalah agar Sherly dapat segera kembali ke pelukan keluarga dan semua masalah yang ada dapat diselesaikan dengan damai dan penuh pengertian. Situasi ini juga menyoroti bagaimana proses hukum, sekecil apapun, membutuhkan kelengkapan administrasi dan kehadiran semua pihak yang berkepentingan. Dengan kembalinya Sherly, diharapkan proses administrasi warisan almarhumah Mpok Alpa dapat berjalan lancar dan keluarga dapat melanjutkan kehidupan dengan lebih tenang.