0

Cesen Pernah Tegur Keras Marshel Widianto Soal Pose Mesra dengan Rekan Kerja

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Kehidupan rumah tangga komika Marshel Widianto dan Cesen eks JKT48, ternyata tak luput dari bumbu kecemburuan. Cesen mengaku, pernah merasa sangat terganggu dengan kedekatan Marshel Widianto dengan rekan kerja perempuannya. Hal ini terungkap saat sebuah foto lawas Marshel Widianto bersama seorang rekan kerja perempuan beredar luas, menampilkan keduanya dalam pose yang sangat menempel dan akrab, yang membuat Cesen melayangkan teguran keras pada suaminya. "Aku marah, aku pernah negur dia kayak ‘bisa gak sih jaga-jaga maksudnya perasaan punya istri yang ini’. Kalau sekarang ah terserah deh, terserah, udah kayak gitulah," ujar Cesen dengan nada sedikit getir saat ditemui di Studio Trans TV, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Minggu (28/12/2025).

Bagi Cesen, menjaga batasan antara profesionalisme kerja dan menjaga perasaan pasangan adalah hal yang krusial, terutama di industri hiburan yang dinamis dan penuh dengan gimik serta interaksi yang terkadang ambigu. Ia menekankan pentingnya kesadaran diri, terutama bagi seorang pria yang sudah berkeluarga, untuk memikirkan dampak tindakannya terhadap pasangannya. "Laki-laki ya udah ada buktinya pun dia bisa bohong, jadi ngapain sia-sia ngabisin energi lah. Aku tuh memang dukun, instingnya kuat banget. Mau dia dipertemanan atau apa tuh aku pasti tahu duluan sebelum terjadi," ungkap Cesen dengan keyakinan yang terpancar dari sorot matanya, menunjukkan bahwa instingnya sebagai seorang wanita dan istri selalu menjadi radar terkuatnya dalam mendeteksi potensi masalah dalam hubungan mereka.

Di sisi lain, Marshel Widianto tampak sedikit terkejut mendengar pengakuan Cesen tersebut. Selama ini, ia merasa bahwa apa yang dilakukannya di atas panggung, termasuk berpose mesra dengan rekan kerja, hanyalah bagian dari profesionalitas dan keakraban sebagai teman sesama pekerja seni. Ia berargumen bahwa dalam konteks pekerjaannya sebagai komedian dan presenter, interaksi fisik yang akrab seringkali dibutuhkan untuk menciptakan chemistry dan kelancaran pertunjukan. "Setelah ini baru tahu, sebelum-sebelumnya gak pernah tahu. Karena kan lagi sebelum nge-MC kan kita emang berdoa, ceritanya berdoa. Cuman kan berdoa bisa kayak sendiri-sendiri," jelas Marshel, mencoba memberikan perspektifnya mengenai situasi tersebut.

Pengakuan Cesen ini membuka tabir mengenai dinamika hubungan mereka yang ternyata tidak selalu mulus, diwarnai oleh kesalahpahaman dan kebutuhan akan komunikasi yang lebih baik terkait batasan dalam dunia kerja yang penuh godaan. Cesen, dengan pengalaman dan kepekaannya sebagai seorang wanita, merasa penting untuk menyampaikan ketidaknyamanannya agar Marshel dapat memahami sudut pandangnya dan lebih berhati-hati dalam bersikap. Ia tidak ingin terus-menerus dibayangi rasa curiga atau cemas akibat tindakan suaminya yang dianggapnya kurang peka terhadap perasaannya sebagai istri.

Meskipun Cesen sempat merasa sangat terganggu dan melayangkan teguran keras, ia juga menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi masalah ini seiring berjalannya waktu. Ia menyadari bahwa hubungan rumah tangga membutuhkan fleksibilitas dan penyesuaian, terutama ketika salah satu pihak memiliki profesi yang menuntut interaksi intens dengan banyak orang. Pernyataan Cesen yang mengatakan, "Kalau sekarang ah terserah deh, terserah, udah kayak gitulah," bisa diartikan sebagai bentuk penerimaan atau mungkin sedikit kelelahan dalam memperjuangkan hal yang sama berulang kali. Namun, di balik itu, tersirat sebuah harapan agar Marshel dapat belajar dari pengalaman tersebut.

Industri hiburan memang dikenal memiliki tantangan tersendiri bagi hubungan asmara para pelakunya. Kedekatan fisik, pujian dari penggemar, dan seringnya berinteraksi dengan lawan jenis dapat menjadi pemicu kecemburuan bagi pasangan yang tidak terbiasa atau kurang memahami dinamika pekerjaan tersebut. Dalam kasus Marshel dan Cesen, foto lawas yang memicu percakapan ini menjadi bukti konkret bahwa meskipun niatnya mungkin baik, dampaknya terhadap perasaan pasangan tetap perlu diperhatikan.

Cesen secara tegas menyampaikan bahwa ia percaya pada instingnya yang kuat dan kemampuannya untuk mendeteksi adanya ketidakberesan dalam sebuah hubungan, bahkan sebelum hal itu terjadi secara nyata. "Aku tuh memang dukun, instingnya kuat banget. Mau dia dipertemanan atau apa tuh aku pasti tahu duluan sebelum terjadi," katanya dengan keyakinan penuh. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya komunikasi terbuka dan kejujuran dalam sebuah hubungan. Cesen ingin Marshel menyadari bahwa ia tidak bisa selamanya menyembunyikan sesuatu, karena insting istrinya akan selalu bisa mendeteksinya.

Pentingnya batasan dalam profesionalisme juga menjadi poin penting yang diangkat oleh Cesen. Ia mengakui bahwa di dunia hiburan, gimik dan interaksi yang terlihat mesra seringkali merupakan bagian dari pekerjaan. Namun, Cesen berpendapat bahwa ada garis tipis antara profesionalisme dan menjaga perasaan pasangan. Ia ingin Marshel mampu membedakan kapan interaksi tersebut hanya sekadar profesionalitas dan kapan interaksi tersebut bisa disalahartikan atau justru menimbulkan rasa tidak nyaman bagi dirinya.

Reaksi Marshel yang terkejut menunjukkan bahwa ia mungkin belum sepenuhnya menyadari dampak dari tindakannya terhadap Cesen. Bagi Marshel, berpose mesra dengan rekan kerja mungkin hanyalah bagian dari ekspresi artistik atau cara untuk menghibur penonton. Namun, sebagai seorang suami, ia memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan perasaan istrinya. Pengakuan Marshel bahwa ia baru mengetahui hal ini setelah Cesen mengungkapkannya, menandakan adanya kesenjangan komunikasi yang perlu segera diatasi.

Namun, berita ini juga menunjukkan sisi positif dari Marshel. Ia tidak serta merta menolak atau membantah perkataan Cesen, melainkan justru menunjukkan kesediaan untuk belajar dan memperbaiki diri. "Kalau sekarang tuh aku (kalau foto dengan lawan jenis) tangannya pegang tangan sendiri ya, jangan tangan orang lain," pungkas Marshel, menunjukkan komitmennya untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Perubahan sikap ini merupakan langkah yang sangat baik dalam menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Marshel mulai belajar untuk menetapkan batasan yang lebih jelas, dan memilih pose yang lebih aman ketika berinteraksi dengan lawan jenis saat bekerja.

Ini adalah bukti bahwa meskipun dihadapkan pada situasi yang sensitif, Marshel memiliki niat baik untuk menjaga perasaannya Cesen. Ia tidak ingin menimbulkan masalah baru yang dapat merusak hubungan mereka. Keputusannya untuk mengubah cara berpose saat berfoto dengan lawan jenis, seperti memegang tangannya sendiri alih-alih tangan orang lain, menunjukkan bahwa ia mulai memahami dan menerapkan batasan yang diinginkan oleh Cesen.

Kasus Marshel dan Cesen ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi banyak pasangan yang salah satu atau keduanya bekerja di industri hiburan. Komunikasi yang terbuka, saling pengertian, dan kesediaan untuk berkompromi adalah kunci utama dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Penting bagi kedua belah pihak untuk duduk bersama, membicarakan batasan-batasan yang nyaman bagi masing-masing, dan saling menghargai.

Cesen, sebagai istri, juga menunjukkan kedewasaannya dalam menghadapi situasi ini. Meskipun ia pernah merasa terganggu, ia tidak lantas membesar-besarkan masalah tersebut. Ia memilih untuk mengungkapkannya dengan cara yang konstruktif, berharap Marshel dapat belajar dan berubah. Sikap Cesen ini patut diacungi jempol, karena ia tidak hanya fokus pada perasaannya sendiri, tetapi juga berusaha membangun hubungan yang lebih kuat dengan suaminya.

Marshel, dengan keputusannya untuk menetapkan batasan baru, telah menunjukkan bahwa ia adalah suami yang mau belajar dan bertanggung jawab. Ia menyadari bahwa profesionalisme memang penting, tetapi menjaga perasaan pasangan jauh lebih penting lagi. Perubahan kecil dalam cara berinteraksi dapat membawa dampak besar dalam membangun kepercayaan dan keharmonisan dalam rumah tangga.

Kisah ini juga menyoroti betapa pentingnya insting dan kepekaan seorang wanita dalam sebuah hubungan. Insting Cesen yang kuat membantunya mendeteksi potensi masalah, dan ia berani menyampaikannya kepada Marshel. Kejujuran dan keterbukaan seperti inilah yang seharusnya ada dalam setiap hubungan, agar masalah dapat diselesaikan sebelum menjadi lebih besar.

Secara keseluruhan, berita ini memberikan gambaran yang menarik tentang dinamika hubungan Marshel Widianto dan Cesen eks JKT48. Meskipun pernah ada momen kecemburuan dan teguran keras, keduanya menunjukkan kemauan untuk belajar dan berkembang bersama. Marshel, dengan keputusannya untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan lawan jenis, telah membuktikan komitmennya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Sementara itu, Cesen telah menunjukkan kedewasaan dan kepercayaan diri dalam menyampaikan perasaannya. Kisah mereka adalah pengingat bahwa hubungan yang kuat dibangun di atas komunikasi, pengertian, dan kemauan untuk terus belajar.