BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Momen Natal yang biasanya identik dengan gelak tawa, kehangatan keluarga, dan kemeriahan menyambut kelahiran Sang Juru Selamat, kali ini terasa begitu berbeda bagi artis Angela Tee. Penghujung tahun 2025 ini justru dibalut oleh kesedihan mendalam setelah kepergian ibunda tercinta yang baru saja berpulang menghadap Sang Pencipta. Angela Tee, yang dikenal sebagai sosok yang ceria, kali ini harus menelan pil pahit kehilangan sosok sentral dalam hidupnya. Perayaan Natal tahun ini, yang seharusnya menjadi ajang berkumpul dan berbagi kebahagiaan, justru berubah menjadi waktu untuk merenung, berdoa, dan mengenang almarhumah ibunda.
"Tahun ini karena kita lagi berduka, jadi sederhana di rumah dan mendoakan yang telah tiada. Berbeda banget sih karena Mama sudah gak ada," ungkap Angela Tee dengan nada lirih saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, kemarin. Pengakuan ini menggambarkan betapa besar dampak kehilangan yang dirasakannya. Sosok ibunda, yang selama ini menjadi sandaran dan sumber kekuatan, kini telah tiada, meninggalkan lubang besar dalam hatinya. Perayaan Natal yang biasanya diramaikan dengan kehadiran ibunda, kini terasa hampa dan dingin. Suara tawanya, nasihatnya, bahkan kehadirannya yang sederhana, kini hanya tinggal kenangan.
Kepergian ibunda Angela Tee memang meninggalkan duka yang mendalam, terlebih karena peristiwa itu terjadi secara mendadak dan tragis. Sang ibunda meninggal dunia pada tanggal 4 Desember 2025 lalu, akibat sebuah kecelakaan yang merenggut nyawanya seketika. Kejadian ini tentu saja mengguncang keluarga besar Angela Tee, termasuk dirinya sendiri. Baru saja akan memasuki masa 40 hari pasca kecelakaan, suasana duka masih sangat terasa dan belum sepenuhnya pulih. "Mama kan meninggal tanggal 4 Desember, jadi ini mau 40 hari kecelakaan. Jadi kita tidak ada acara yang seperti dulu kayak gitu," tuturnya menjelaskan lebih lanjut mengenai keputusan keluarga untuk merayakan Natal dengan lebih khidmat dan sederhana.
Keputusan untuk merayakan Natal dengan sederhana bukan hanya sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan mengingat kondisi emosional keluarga yang masih berduka. Angela Tee sendiri memilih untuk tidak mengambil pekerjaan atau mengisi acara di layar kaca menjelang malam Natal. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana ia kerap kali menghibur masyarakat dengan penampilan di televisi, kali ini ia memilih untuk memfokuskan energinya pada keluarga dan refleksi diri. "Biasanya tahun-tahun kemarin kita sempat show ya, terus kita ada nyanyi juga. Tapi tahun ini sederhana saja di rumah. Jadi ya kita mempersiapkan diri ke gereja sama acara keluarga," terangnya. Waktu yang biasanya diisi dengan hiruk pikuk panggung hiburan, kini digantikan dengan keheningan rumah, doa-doa yang dipanjatkan, dan momen-momen intim bersama anggota keluarga yang tersisa. Kunjungan ke gereja pun menjadi agenda utama, sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan syukur sekaligus permohonan ketabahan.
Tahun 2025 ini secara keseluruhan diakui Angela Tee sebagai tahun yang sangat emosional dan penuh dengan ujian berat. Ia menggambarkan tahun ini sebagai masa yang menguras air mata, tenaga, dan kesabaran. Berbagai cobaan hidup yang datang silih berganti seolah menguji ketangguhannya. Namun, di balik semua kesulitan itu, Angela Tee tetap berusaha tegar dan mencari hikmah di balik setiap badai yang menerpa keluarganya. Ia percaya bahwa setiap cobaan pasti memiliki pelajaran berharga yang dapat diambil. "Maknai 2025 sebagai tahun yang banyak suka duka. Tahun ganti kulit itu tahun bersih-bersih yang lama-lama. Mungkin benar-benar ngelewatin semua cobaan hidup yang gak pernah kebayang sih. Tapi ya puji Tuhan bisa dilewati, luar biasa tahun 2025 itu," pungkasnya dengan nada yang lebih optimis. Pernyataannya ini menunjukkan kekuatan mentalnya dalam menghadapi kesulitan, serta keyakinannya akan pertolongan Tuhan.
Meskipun diliputi kesedihan, Angela Tee tetap berusaha untuk menghayati makna Natal yang sesungguhnya. Natal bukan hanya tentang kado, pesta, atau kemeriahan semata, melainkan tentang pengorbanan, kasih, dan harapan. Kehilangan ibunda justru mengajarkannya untuk lebih menghargai arti keluarga dan kebersamaan. Ia belajar bahwa momen-momen sederhana bersama orang terkasih adalah harta yang tak ternilai harganya. Doa untuk sang ibunda menjadi inti dari perayaan Natal tahun ini. Ia berharap ibundanya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan.
Kisah Angela Tee ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Akan ada saatnya kita dihadapkan pada duka dan kehilangan. Namun, di tengah badai kehidupan, semangat untuk tetap bangkit dan mencari hikmah patut diapresiasi. Natal di tengah duka bukan berarti tidak ada kebahagiaan, melainkan kebahagiaan yang hadir dalam bentuk yang berbeda, yaitu kebahagiaan dalam menerima, mengikhlaskan, dan terus melangkah maju dengan kekuatan iman dan dukungan keluarga. Ia menyadari bahwa tahun ini adalah sebuah transisi, sebuah proses pembersihan diri dan persiapan untuk babak baru dalam hidupnya.
Angela Tee menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran berharga untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. Ia bertekad untuk meneruskan perjuangan hidup dengan semangat yang baru, membawa kenangan indah sang ibunda dalam setiap langkahnya. Doa dan dukungan dari keluarga serta sahabat menjadi sumber kekuatannya untuk melewati masa-masa sulit ini. Ia berharap ke depannya dapat terus berkarya di dunia hiburan dengan semangat yang baru dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Kisah Angela Tee di Natal 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa di balik setiap kesedihan, selalu ada harapan dan kekuatan yang tersembunyi. Ia tidak larut dalam kesedihan, melainkan menjadikannya sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
