BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Sebuah video yang belakangan ini menjadi viral di berbagai platform media sosial, menampilkan momen kurang menyenangkan di dalam armada Transjakarta, di mana seorang ibu terlihat meluapkan kekesalannya dan memaki penumpang lain karena tidak mendapatkan tempat duduk. Kejadian ini memicu perdebatan dan kembali menyoroti pentingnya pemahaman serta kesadaran mengenai hak dan penggunaan kursi prioritas di dalam bus Transjakarta. Menanggapi fenomena tersebut, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) secara resmi memberikan penjelasan rinci mengenai kebijakan penggunaan kursi prioritas, sembari menekankan urgensi membangun budaya saling menghargai di antara seluruh pengguna layanan transportasi publik.
Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza, dalam keterangannya menyatakan empati mendalam atas ketidaknyamanan yang dialami oleh pelanggan yang terekam dalam video tersebut maupun pelanggan lainnya yang mungkin pernah mengalami hal serupa. "Kami menyampaikan permohonon maaf yang sebesar-besarnya atas pengalaman kurang menyenangkan yang dialami oleh pelanggan kami. Transjakarta adalah milik bersama, dan kami bertekad untuk memastikan setiap perjalanan menjadi momen yang aman, nyaman, serta kondusif bagi seluruh pelanggan, tanpa terkecuali," tegas Welfizon Yuza. Pernyataan ini mencerminkan komitmen Transjakarta untuk tidak hanya menyediakan layanan transportasi yang efisien, tetapi juga menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh respek.
Lebih lanjut, Welfizon Yuza menjelaskan bahwa Transjakarta berkomitmen untuk meningkatkan intensitas dan jangkauan edukasi mengenai kursi prioritas. Kursi-kursi ini, yang biasanya ditandai dengan warna atau simbol khusus, diperuntukkan secara eksklusif bagi kelompok-kelompok tertentu yang membutuhkan prioritas kenyamanan dan keamanan selama perjalanan. Kategori utama pengguna kursi prioritas meliputi:
- Lansia (Lanjut Usia): Penumpang yang telah memasuki usia lanjut dan mungkin mengalami keterbatasan fisik atau stamina yang membutuhkan tempat duduk untuk mencegah kelelahan atau risiko jatuh saat bus bergerak.
- Ibu Hamil: Calon ibu yang sedang mengandung, terutama pada trimester akhir, yang memerlukan kenyamanan ekstra dan dukungan untuk menjaga kesehatan serta keselamatan diri dan janinnya.
- Penumpang dengan Balita/Anak Kecil: Orang tua yang membawa bayi atau anak kecil yang masih sangat bergantung pada pengawasan dan dukungan orang dewasa, serta membutuhkan tempat duduk yang aman untuk menjaga anak.
- Penyandang Disabilitas: Individu dengan berbagai jenis disabilitas, baik yang terlihat maupun tidak terlihat, yang mungkin memiliki kebutuhan khusus terkait mobilitas, keseimbangan, atau kenyamanan.
- Penumpang dengan Kondisi Kesehatan Tertentu: Siapapun yang sedang dalam kondisi kesehatan yang tidak fit, sakit, atau baru saja pulih dari sakit, yang membuat mereka membutuhkan tempat duduk untuk mencegah perburukan kondisi atau untuk pemulihan.
Di luar kelompok-kelompok yang telah disebutkan di atas, seluruh tempat duduk yang tersedia di dalam bus Transjakarta dianggap sebagai area umum yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pelanggan. Konsep ini menekankan bahwa kursi prioritas bukanlah hak eksklusif bagi kelompok tertentu untuk selalu mendapatkan tempat duduk, melainkan sebuah fasilitas yang disediakan dengan pertimbangan kemanusiaan dan kebutuhan khusus. Transjakarta sangat mengapresiasi sikap toleransi dan kepekaan antar-pelanggan, terutama dalam situasi ketika ada penumpang lain yang terlihat jelas sedang dalam kondisi kesehatan yang kurang prima. Kepekaan semacam ini, menurut Transjakarta, adalah cerminan dari masyarakat yang peduli dan saling mendukung.
Menindaklanjuti kejadian viral tersebut, Transjakarta menegaskan akan mengambil langkah-langkah konkret untuk meminimalisir potensi konflik serupa di masa mendatang. "Kami akan segera menginstruksikan seluruh petugas di lapangan, baik yang berada di halte maupun di dalam armada bus, untuk lebih proaktif dalam mensosialisasikan aturan terkait kursi prioritas kepada seluruh pelanggan. Selain itu, petugas juga akan dibekali dengan kemampuan untuk memediasi jika terjadi kendala atau kesalahpahaman antar-pelanggan di dalam bus," jelas Welfizon Yuza. Upaya ini diharapkan dapat mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan dan memastikan kenyamanan seluruh penumpang.
Transjakarta juga menyediakan berbagai kanal komunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh pelanggan untuk melaporkan setiap gangguan, ketidaknyamanan, atau memberikan masukan terkait layanan yang diberikan. Pelanggan dapat secara langsung melaporkan kejadian kepada petugas yang bertugas di halte, menghubungi Call Center Transjakarta di nomor 1500-102 yang beroperasi selama 24 jam, atau melalui saluran resmi pengaduan yang tersedia di berbagai media sosial Transjakarta, seperti Direct Message (DM) pada akun resmi mereka. Keberadaan kanal-kanal ini menunjukkan keseriusan Transjakarta dalam mendengarkan aspirasi pelanggan dan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan.
Terakhir, Welfizon Yuza mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para pengguna setia Transjakarta, untuk bersama-sama berkontribusi dalam menciptakan budaya bertransportasi yang santun, tertib, dan penuh kepedulian. "Kami sangat percaya bahwa masukan yang konstruktif dari seluruh pelanggan sangatlah berharga bagi kami. Hal ini akan menjadi pendorong utama bagi Transjakarta untuk terus berinovasi dan meningkatkan standar layanan agar semakin baik lagi di masa mendatang," tutupnya. Dengan kolaborasi antara operator transportasi dan pengguna, diharapkan setiap perjalanan dengan Transjakarta dapat menjadi pengalaman yang positif dan membanggakan bagi semua pihak. Kepekaan sosial, empati, dan pemahaman terhadap hak serta kebutuhan sesama penumpang adalah kunci utama untuk mewujudkan sistem transportasi publik yang ideal dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat di Jakarta. Implementasi kebijakan kursi prioritas bukan hanya sekadar aturan, melainkan sebuah manifestasi nilai-nilai kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi bersama.
