0

Sukses di SEA Games, Christopher Rungkat Alihkan Fokus ke Piala Davis dan Asian Games 2026

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Perjalanan gemilang Christopher Rungkat di SEA Games Thailand baru saja usai, namun fokusnya tak sempat terhenti. Segera setelah meraih medali emas di nomor beregu putra, dua medali perunggu di ganda putra bersama Muhammad Rifqi Fitriadi, dan ganda campuran bersama Aldila Sutjiadi, "Christo" – sapaan akrabnya – langsung mengalihkan perhatiannya pada agenda penting berikutnya: persiapan Piala Davis dan multievent akbar Asian Games 2026. Keputusan ini mencerminkan dedikasi dan ambisi luar biasa dari atlet tenis andalan Indonesia ini untuk terus mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Christo mengungkapkan rencananya dalam sebuah wawancara eksklusif seusai pembukaan Pro Liga Indonesia Master 2025 di kawasan Daan Mogot, Selasa (23/12/2025). "Untuk awal tahun ini saya masih diskusi dengan pelatih, tapi yang pasti di awal Februari akan ada Davis Cup di Jakarta. Jadi saya akan fokus ke situ dulu, Timnas," ujarnya dengan mantap, menegaskan prioritas utamanya di awal musim kompetisi mendatang. Keikutsertaannya dalam Piala Davis bukan sekadar partisipasi, melainkan sebuah komitmen untuk memperkuat tim nasional Indonesia dan berjuang meraih hasil terbaik.

Selain Piala Davis, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun yang sama. PP Pelti, sebagai induk organisasi tenis nasional, telah menyusun program persiapan yang matang, termasuk rencana Training Camp (TC) yang akan dimulai sejak awal Januari. Christo menyambut baik inisiatif ini, menyadari pentingnya persiapan terstruktur untuk menghadapi kompetisi multievent yang memiliki level persaingan jauh lebih tinggi dibandingkan SEA Games. "Ya, untuk TC mulai tahun depan kami sangat senang," ungkapnya.

Namun, Christo juga mengakui adanya dinamika dalam jadwal para atlet, terutama bagi mereka yang memiliki agenda turnamen internasional di akhir tahun atau awal tahun berikutnya. "Tapi balik lagi ada agenda dari pemain-pemain juga untuk turnamen seperti Aldila, Janice, yang mengawali akhir tahun ini atau awal tahun depan itu ke Australian Open," jelasnya. Hal ini menunjukkan kompleksitas dalam menyelaraskan jadwal tim nasional dengan agenda individu para pemain, yang seringkali dituntut untuk terus meningkatkan ranking di sirkuit internasional.

"Jadi rata-rata pemain pun banyak yang akan touring ke luar negeri juga, jadi untuk latihan TC di dalam negeri juga dibutuhkan karena suatu saat pemain akan pulang ya untuk latihan. Mungkin ada jeda 1-2 minggu dan bisa dipakai untuk latihan di situ sebelum pertandingan lagi keluar," tambahnya, menggarisbawahi pentingnya TC di dalam negeri sebagai momen krusial untuk menyatukan tim dan melakukan persiapan intensif, terutama saat jeda kompetisi internasional.

Christo tidak ragu untuk melakukan evaluasi diri dan tim, mengingat tingginya level persaingan di Asian Games. "Yang pasti secara mapping memang jauh lebih berat pastinya," katanya dengan jujur. Namun, ia menambahkan bahwa setiap pemain memiliki target individual masing-masing yang juga krusial untuk mendukung performa tim secara keseluruhan. "Tapi ya balik lagi semua pemain punya target individual masing-masing seperti Aldila, Janice dan juga pemain putra seperti M. Rifqi juga yang ingin menaikkan ranking individualnya di ATP dan WTA," jelasnya.

Upaya untuk meningkatkan ranking individu ini bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan sebuah strategi yang saling terkait dengan persiapan tim. "Jadi sembari kita persiapan menuju Asian Games, sehari-hari kita juga mencoba untuk menaikkan ranking untuk menuju Asian Games," ungkap Christo. Ia percaya bahwa dengan ranking yang lebih baik, para pemain akan mendapatkan keuntungan strategis saat Asian Games berlangsung. "Nanti dengan rankingnya bagus kan bisa membantu kita juga untuk seeded di Asian Games. Ya mudah-mudahan sih dari situ kita bisa start," tegasnya penuh optimisme.

Lebih lanjut, Christo merinci lebih dalam mengenai pentingnya peningkatan ranking individu. Dalam dunia tenis profesional, peringkat dunia (ranking) adalah cerminan dari konsistensi performa seorang pemain dalam turnamen-turnamen resmi. Semakin tinggi peringkat seorang pemain, semakin besar pula kesempatan mereka untuk mendapatkan undangan ke turnamen-turnamen bergengsi, termasuk Grand Slam, dan juga mendapatkan status unggulan (seeded) dalam sebuah turnamen. Status unggulan ini memberikan keuntungan signifikan dalam undian pertandingan, di mana pemain unggulan biasanya akan terhindar dari bertemu dengan pemain-pemain top lainnya di babak-babak awal.

Untuk Asian Games, perolehan ranking yang baik sebelum turnamen dimulai sangatlah krusial. Pemain yang memiliki ranking tinggi berpeluang mendapatkan status unggulan, yang berarti mereka akan ditempatkan di bagian undian yang lebih "mudah" di awal kompetisi. Ini akan memberikan mereka kesempatan lebih besar untuk melaju ke babak-babak selanjutnya tanpa harus menghadapi lawan-lawan terberat di fase awal. Bayangkan saja, seorang pemain yang memiliki ranking di Top 50 dunia akan memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk melaju ke perempat final atau bahkan semifinal Asian Games dibandingkan dengan pemain yang rankingnya berada di luar Top 200. Oleh karena itu, strategi Christo dan rekan-rekannya untuk fokus meningkatkan ranking secara bersamaan dengan persiapan tim Asian Games adalah langkah yang sangat cerdas dan strategis.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan satu atau dua pemain saja. Kekuatan tim terletak pada kedalaman skuad dan performa individu setiap anggota tim," kata Christo, menekankan pentingnya kontribusi dari seluruh pemain. Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara tim putra dan putri. "Aldila dan Janice memiliki target mereka di WTA, sementara Rifqi dan saya juga berjuang di ATP. Kemenangan dan peningkatan ranking dari sektor putri akan memberikan motivasi tambahan bagi kami di sektor putra, begitu pula sebaliknya," jelasnya.

Menjelang Piala Davis, Christo dan tim pelatih akan fokus pada taktik dan strategi permainan yang paling sesuai untuk menghadapi lawan-lawan di zona Asia/Oseania. "Setiap tim punya kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kami akan mempelajari gaya bermain mereka dan menyiapkan strategi yang paling efektif untuk meraih kemenangan," ujarnya. Latihan bersama di Jakarta, di tengah atmosfer kompetisi lokal, diharapkan dapat memanaskan mesin para pemain sebelum menghadapi tekanan sesungguhnya di ajang internasional.

Asian Games 2026 menjadi target jangka panjang yang lebih besar lagi. Dengan persiapan yang dimulai lebih awal, PP Pelti berharap dapat membangun fondasi yang kuat bagi tim tenis Indonesia. Christo, sebagai salah satu atlet paling berpengalaman, akan memegang peran penting dalam memimpin dan memotivasi para pemain yang lebih muda. "Saya ingin berbagi pengalaman saya kepada pemain-pemain muda, bagaimana cara menghadapi tekanan di turnamen besar, bagaimana menjaga kondisi fisik dan mental, serta bagaimana membangun mental juara," tuturnya.

Lebih jauh lagi, Christo juga mengungkapkan harapannya agar kesuksesan di SEA Games dapat menjadi pemicu semangat bagi seluruh stakeholder tenis di Indonesia. "Kami berharap dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, sponsor, dan masyarakat, akan terus mengalir. Dengan dukungan yang kuat, kami yakin bisa meraih prestasi yang lebih membanggakan di kancah internasional," imbuhnya. Ia menyadari bahwa pembinaan atlet tenis membutuhkan investasi jangka panjang, baik dari segi finansial maupun infrastruktur.

Program TC yang direncanakan sejak awal Januari juga akan mencakup aspek-aspek penting seperti nutrisi, psikologi olahraga, dan pemulihan cedera. "Semua elemen ini harus diperhatikan secara serius jika kita ingin bersaing di level tertinggi. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan bakat semata. Perlu ada sistem pembinaan yang komprehensif dan berkelanjutan," tegas Christo. Ia berharap Asian Games 2026 menjadi momentum kebangkitan tenis Indonesia.

Meskipun fokus utama saat ini adalah persiapan untuk Piala Davis dan Asian Games, Christo tidak melupakan pentingnya menjaga konsistensi di turnamen-turnamen individu. "Tentu saja, setiap turnamen adalah kesempatan untuk mengasah kemampuan dan meraih poin ranking. Kami akan tetap mengikuti kalender turnamen sebisa mungkin, namun dengan penyesuaian yang matang agar tidak mengganggu persiapan tim nasional," katanya. Fleksibilitas dalam penjadwalan ini menjadi kunci agar para pemain tetap kompetitif tanpa mengorbankan agenda tim.

Christo menutup percakapannya dengan sebuah pernyataan yang penuh keyakinan. "Saya sangat optimis dengan masa depan tenis Indonesia. Dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang tepat, saya yakin kita bisa membawa pulang medali dari Asian Games dan terus mengharumkan nama bangsa di panggung dunia. Mari kita berjuang bersama untuk kejayaan tenis Indonesia!" serunya, menyiratkan semangat juang yang membara dan harapan besar untuk pencapaian di masa depan. Pergeseran fokus dari SEA Games ke Piala Davis dan Asian Games ini menunjukkan bahwa Christopher Rungkat adalah aset berharga bagi olahraga Indonesia, yang selalu siap menghadapi tantangan baru demi sebuah prestasi yang lebih gemilang.