0

Gelombang Panas Membara Olimpiade Paris, AC sampai Selang Dikerahkan

Share

Olimpiade Paris 2024 telah dimulai, namun cuaca di Paris tidak menentu. Meskipun seharusnya memasuki musim panas, hujan deras mengguyur kota pada pembukaan Olimpiade, Jumat (26/7). Namun, esok hari dan hari-hari berikutnya saat pertandingan dimulai, Paris dilanda hawa panas.

Badan cuaca nasional Prancis menyatakan bahwa sebagian besar wilayah negaranya berada di bawah peringatan cuaca panas, dengan suhu di Paris mencapai 36 derajat Celsius. Kondisi ini bahkan lebih buruk di wilayah selatan, termasuk wilayah di sekitar kota-kota Mediterania, Marseille, dan Nice, yang menjadi tuan rumah berbagai kompetisi Olimpiade seperti sepak bola dan berlayar. Di beberapa wilayah Prancis selatan, suhunya bahkan mencapai 41 derajat Celcius.

Penyelenggara Paris 2024 telah berupaya untuk memangkas jejak karbon dari perhelatan akbar ini dengan langkah-langkah seperti beralih ke sistem pendingin bawah lantai dan isolasi sebagai pengganti AC di Kampung Olimpiade tempat para atlet menginap. Namun, beberapa negara, termasuk Indonesia, membawa unit AC portabel sendiri.

Video yang diunggah akun Instagram resmi kontingen Indonesia pada Senin (29/7) pagi memperlihatkan sejumlah ofisial kontingen Indonesia yang sedang memasang AC di kamar ganda putra badminton Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

"Kali ini kita ada di kampung atlet, mau pasang AC untuk atlet-atlet kita di kamar mereka," kata salah satu ofisial Indonesia dalam video tersebut.

Gelombang Panas Membara Olimpiade Paris, AC sampai Selang Dikerahkan

Bintang senam Simone Biles juga mengunggah video di Instagram yang memperlihatkan ia berjuang melawan kurangnya ketersediaan pendingin udara atau AC.

Sementara itu, relawan Olimpiade Paris 2024 mengerahkan selang untuk menyemprotkan air ke arah para penonton yang bersorak di stadion voli pantai, demi menyemangati jagoannya bertanding. Panitia juga memasang tanda yang menunjukkan area pengisian ulang air minum untuk melawan dehidrasi.

Para penonton banyak yang berlindung di bawah pohon untuk berteduh, sementara para pemain yang berlaga di atas pasir di tengah terik Matahari beristirahat sejenak mengompres kepala dan bahu mereka dengan kantong es.

"Sangat panas. Tapi tidak seperti Mesir," kata pemain voli pantai Mesir Doaa Elghobashy setelah bertanding.

Orang-orang juga banyak yang berlindung di air mancur yang dipasang di beberapa bagian kota Paris dan tempat-tempat seperti taman kota La Concorde, yang menjadi tempat bermain skateboard dan bersepeda gaya bebas BMX.

Operator kereta dan metro di wilayah Paris mengatakan bahwa mereka telah mendistribusikan lebih dari 2,5 juta kontainer air di lebih dari 70 stasiun kereta dan halte lain di jaringannya, serta di stasiun bus.

Tim rugbi wanita dari Selandia Baru berupaya mendinginkan tubub mereka dengan minuman dingin, balok es, bahkan mandi air es sebelum bertanding.

"Kami sudah melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kami tenang sebelum pertandingan, namun kami terdiri dari tujuh orang pemain dan sulit membuat semuanya merasa nyaman," kata kapten tim Sarah Hirini.

Sementara itu, tim berkuda menyemprot kuda mereka dengan air dingin dan menaruhnya di tempat teduh setelah melewati lintasan, yang tidak memakan waktu lama. Para penunggang kuda juga mengatakan mereka mengurangi waktu pemanasan dari 45 menit menjadi setengah jam sebelum kompetisi yang diadakan di taman kerajaan Istana Versailles di luar Paris.

"Cuacanya sangat panas, tetapi kami harus bersikap profesional. Kami perbanyak waktu istirahat agar kuda-kuda dapat beristirahat. Kami memiliki arena tertutup, sehingga terik Matahari tidak mengenai punggung mereka," kata penunggang kuda Inggris Carl Hester setelah acara pada hari Selasa (30/7).

Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas luar ruangan pada siang hari, menjaga tubuh tetap terhidrasi, mencari tempat berteduh, dan melindungi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Ia mengatakan bahwa penyelenggara Olimpiade memantau gelombang panas dengan saksama.

Badan cuaca nasional Prancis menggambarkan gelombang panas yang terjadi semakin intens, sering terjadi, lebih awal, dan berlangsung lama, di tengah perubahan iklim. Dikatakan bahwa sebelum tahun 1989, suhu tinggi seperti itu diamati rata-rata sekali setiap lima tahun, dan sejak tahun 2000, suhu tersebut berulang setiap tahun. Badan tersebut memperkirakan tren tersebut akan terus meningkat.

Gelombang Panas Membara Olimpiade Paris, AC sampai Selang Dikerahkan