BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Polemik rumah tangga pengusaha Insanul Fahmi yang kian memanas dengan sang istri, Wardatina Mawa, terus menerus memunculkan babak baru yang tak terduga. Dinamika ini tak lepas dari peran serta status Inara Rusli yang menjadi sorotan publik. Melalui juru bicaranya, Fedhli, Wardatina Mawa dengan tegas menyatakan pendiriannya yang bulat untuk mengakhiri bahtera rumah tangga yang telah dibinanya bersama Insanul Fahmi. Keputusan ini diambil dengan penuh keyakinan, menandakan bahwa Mawa telah mencapai titik nadir dalam menerima kenyataan pahit yang dihadapinya. Ia tidak lagi memiliki keinginan untuk melanjutkan hubungan yang telah tercemari oleh berbagai dugaan perselingkuhan dan perselisihan yang tak kunjung usai.
"Tetap dengan pendiriannya. Kalau Mawa soal itu, tetap dengan pendiriannya dia tidak mau dipoligami dan tetap teguh untuk bercerai," ujar Fedhli, kuasa hukum Wardatina Mawa, saat ditemui di kantornya yang berlokasi di kawasan Grogol, Jakarta Barat, pada hari Jumat, 26 Desember 2025. Pernyataan ini menggarisbawahi keteguhan hati Mawa yang tidak bisa ditawar lagi. Ia tidak rela berbagi suami, apalagi dalam situasi yang diwarnai oleh isu perselingkuhan yang melibatkan Inara Rusli. Baginya, harga diri dan kehormatan sebagai seorang istri jauh lebih berharga daripada mempertahankan sebuah pernikahan yang sudah kehilangan makna dan kepercayaannya. Keputusan untuk bercerai bukan hanya sekadar emosi sesaat, melainkan sebuah pilihan sadar yang didasari oleh prinsip dan martabat diri.
Meskipun demikian, hingga saat ini, Wardatina Mawa belum secara resmi melayangkan gugatan cerai ke pengadilan. Keputusan untuk menunda langkah hukum ini dilatarbelakangi oleh keinginan Mawa untuk melihat terlebih dahulu bagaimana kelanjutan dari proses hukum yang telah ia laporkan di Polda Metro Jaya. Ia ingin memberikan ruang bagi proses investigasi berjalan sebagaimana mestinya sebelum mengambil langkah selanjutnya yang lebih konkret dalam proses perceraiannya. Penantian ini menunjukkan bahwa Mawa ingin segala sesuatu berjalan dengan tertib dan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku, sekaligus memberikan kesempatan bagi pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui jalur hukum yang telah ditempuh.
"Memang masih menunggu proses yang di Polda dulu. Dan ini kan masih ada proses lagi di Bareskrim segala macam ini jadi memang masih menunggu dulu," sambung Fedhli, menjelaskan lebih lanjut mengenai strategi hukum yang sedang dijalankan oleh kliennya. Penundaan gugatan cerai ini juga bisa diartikan sebagai upaya Mawa untuk mengumpulkan bukti-bukti yang lebih kuat dan memastikan bahwa semua aspek hukum terkait kasus ini terselesaikan dengan baik. Ia tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan akhir, melainkan ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambilnya telah dipikirkan secara matang dan didukung oleh landasan hukum yang kokoh. Proses di Polda Metro Jaya dan potensi proses lanjutan di Bareskrim menjadi penentu kapan gugatan cerai tersebut akan secara resmi diajukan.
Sebelumnya, Wardatina Mawa sendiri telah secara terbuka mengungkapkan kesiapannya untuk mengakhiri hubungan rumah tangga dengan Insanul Fahmi. Pernyataan ini diucapkannya tidak lama setelah dugaan perselingkuhan yang melibatkan suaminya dan Inara Rusli mulai terkuak ke publik. Keterbukaan Mawa ini menjadi bukti bahwa ia tidak lagi memiliki ruang untuk mentolerir perilaku yang dianggapnya telah merusak ikatan pernikahan mereka. "Kalau untuk itu, mohon maaf saya sudah memutuskan untuk selesai," ujar Wardatina Mawa dengan nada tegas saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, pada hari Kamis, 4 Desember. Pengakuan ini menjadi titik balik yang signifikan dalam perjalanan rumah tangga mereka, menandakan bahwa batas kesabaran Mawa telah tercapai.
Lebih lanjut, Mawa menegaskan bahwa ia akan secara resmi melayangkan gugatan cerai begitu seluruh proses hukum yang sedang berjalan telah menunjukkan perkembangan yang positif dan sesuai dengan harapan. Ia ingin memastikan bahwa proses perceraiannya tidak hanya sekadar mengakhiri pernikahan, tetapi juga membawa keadilan bagi dirinya dan memberikan penegasan atas hak-haknya sebagai seorang istri yang telah dikhianati. "Iya, tetapi setelah proses hukum ini berjalan dengan baik ya. Mohon doanya," tutur Mawa, mengungkapkan keinginannya agar seluruh proses ini dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang memuaskan baginya. Dukungan publik dan doa diharapkan dapat membantunya melewati masa-masa sulit ini.
Saat ini, Wardatina Mawa secara resmi telah melaporkan Insanul Fahmi dan Inara Rusli ke Polda Metro Jaya. Laporan ini didasarkan pada dugaan tindak pidana perzinahan dan perselingkuhan yang diduga telah dilakukan oleh keduanya. Laporan polisi ini menjadi langkah awal Mawa dalam memperjuangkan keadilan dan hak-haknya. Ia berharap melalui jalur hukum ini, kebenaran akan terungkap dan pelaku perselingkuhan akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Tindakan ini menunjukkan keberanian Mawa dalam menghadapi masalah yang kompleks dan tidak gentar untuk menempuh jalur hukum demi mendapatkan keadilan.
Keputusan Wardatina Mawa untuk bercerai dan tidak mau berbagi suami dengan Inara Rusli adalah sebuah cerminan dari kekuatan seorang wanita dalam menghadapi kesulitan rumah tangga. Keputusannya yang mantap untuk mengakhiri pernikahan ini menunjukkan bahwa ia memprioritaskan harga diri dan martabatnya di atas segalanya. Di tengah badai masalah rumah tangga, Mawa memilih untuk berdiri tegak dan tidak menyerah pada keadaan. Ia tidak ingin terus menerus berada dalam situasi yang menyakitkan dan merendahkan dirinya.
Proses hukum yang sedang berjalan di Polda Metro Jaya dan potensi kelanjutan di Bareskrim menjadi penanda bahwa kasus ini masih akan terus bergulir dan menarik perhatian publik. Wardatina Mawa, dengan dukungan kuasa hukumnya, Fedhli, bertekad untuk membawa kasus ini hingga tuntas. Ia berharap proses hukum ini dapat berjalan dengan adil dan memberikan kejelasan serta keadilan bagi dirinya. Penantian Mawa untuk melayangkan gugatan cerai menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang bijaksana dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan penting yang akan mengubah arah hidupnya.
Keputusan Wardatina Mawa untuk bercerai juga dapat diartikan sebagai bentuk penolakan terhadap praktik poligami yang tidak sehat dan tidak didasari oleh kesepakatan yang jelas antara semua pihak. Ia tidak ingin menjadi korban dari situasi yang rumit dan menyakitkan. Dengan demikian, Mawa telah mengambil langkah tegas untuk melindungi dirinya sendiri dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi dirinya. Keputusannya ini menjadi inspirasi bagi banyak wanita lain yang mungkin mengalami situasi serupa, untuk berani bersuara dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Kisah Wardatina Mawa dan Insanul Fahmi ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya kejujuran, kesetiaan, dan komunikasi yang baik dalam sebuah pernikahan. Ketika pondasi kepercayaan telah runtuh, seringkali sulit untuk membangunnya kembali. Keputusan Mawa untuk mengakhiri rumah tangganya adalah sebuah pilihan yang sulit namun perlu diambil demi kebaikan dirinya sendiri. Ia memilih untuk memulai lembaran hidup baru yang lebih tenang dan bebas dari segala bentuk kekecewaan dan pengkhianatan.
Perjuangan Wardatina Mawa dalam menghadapi polemik rumah tangganya ini patut diapresiasi. Keteguhan hatinya dalam menolak berbagi suami dengan Inara Rusli menunjukkan bahwa ia memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah goyah oleh tekanan. Ia memilih untuk fokus pada proses hukum yang sedang berjalan, sembari menantikan momen yang tepat untuk melayangkan gugatan cerai. Harapannya adalah agar seluruh proses ini berjalan lancar dan memberikan keadilan yang ia nantikan. Dengan demikian, Wardatina Mawa mantap bercerai, demi menjaga kehormatan diri dan memulai babak baru dalam kehidupannya.
