Jakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) telah mengukir tonggak sejarah baru dalam perjalanan transformasinya yang ambisius dengan secara resmi menandatangani akta pemisahan (deed of spin-off) sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (InfraNexia), operating company yang kini menjadi garda terdepan dalam pengelolaan dan pengembangan infrastruktur digital. Langkah strategis ini bukan sekadar restrukturisasi internal, melainkan sebuah deklarasi visi Telkom untuk menjadikan InfraNexia sebagai mesin pertumbuhan utama bagi ekosistem infrastruktur digital di Indonesia, sekaligus menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung percepatan pembangunan konektivitas digital yang merata dan berkualitas di seluruh penjuru nusantara.
Penandatanganan akta pemisahan ini merupakan tindak lanjut konkret dari persetujuan yang diberikan oleh para pemegang saham independen Telkom melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebelumnya. Momen bersejarah tersebut diselenggarakan secara langsung di Jakarta pada hari Kamis, 18 Desember, dengan penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, dan Direktur Utama InfraNexia, I Ketut Budi Utama. Proses penting ini turut disaksikan oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Managing Director Business-2, Danantara Setyanto Hantoro, serta Komisaris Telkom, Rizal Mallarangeng, yang menunjukkan betapa sentralnya inisiatif ini dalam agenda strategis TelkomGroup.
Kesepakatan ini memiliki makna yang mendalam dan menjadi tonggak penting bagi penguatan pilar infrastruktur digital Telkom. Ini juga menjadi katalisator untuk mengakselerasi implementasi strategi transformasi jangka menengah perusahaan yang dikenal sebagai TLKM 30. Strategi ini, yang berfokus pada penguatan tiga pilar utama: Konektivitas Digital, Platform Digital, dan Layanan Digital, menemukan fondasi yang kokoh melalui pembentukan InfraNexia. Dengan fokus yang lebih tajam pada infrastruktur, Telkom berharap dapat mendukung pembangunan ekosistem konektivitas digital yang tidak hanya merata, tetapi juga berdaya saing global, menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat dan pelaku industri di Indonesia.
InfraNexia diproyeksikan tidak hanya menjadi entitas pengelola aset, tetapi juga penggerak pertumbuhan baru yang signifikan bagi TelkomGroup. Melalui optimalisasi nilai strategis aset jaringan fiber optik nasional yang masif dan tersebar luas, serta peningkatan kualitas layanan infrastruktur digital, InfraNexia diharapkan mampu memperkuat kinerja perusahaan secara berkelanjutan. Model bisnis wholesale yang diusungnya akan membuka peluang baru untuk efisiensi, inovasi, dan kemitraan yang lebih luas, baik di dalam maupun di luar TelkomGroup.
Setelah fase pertama pengalihan sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity, InfraNexia kini mengelola lebih dari 50% dari total aset infrastruktur jaringan fiber Telkom. Aset-aset vital ini meliputi segmen access yang menjangkau langsung ke pengguna akhir, segmen aggregation yang mengumpulkan lalu lintas data dari berbagai titik, hingga segmen backbone yang berfungsi sebagai tulang punggung utama jaringan telekomunikasi nasional. Selain itu, InfraNexia juga akan mengelola berbagai infrastruktur pendukung lainnya yang krusial untuk operasional jaringan. Nilai transaksi bisnis dan aset pada fase spin-off pertama ini mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 35,8 triliun, mencerminkan skala dan signifikansi investasi Telkom dalam memperkuat fondasi digital negara. Sementara itu, fase spin-off kedua ditargetkan tuntas sepenuhnya pada tahun 2026. Telkom menegaskan bahwa seluruh proses ini akan dilakukan secara transparan, penuh kehati-hatian, dengan itikad baik, serta kepatuhan penuh terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, menjamin integritas dan akuntabilitas perusahaan.
Setelah transaksi ini, kepemilikan saham efektif Telkom di InfraNexia meningkat secara signifikan menjadi 99,9999997%, mempertegas posisi Telkom sebagai Pemegang Saham Pengendali mutlak. Meskipun demikian, InfraNexia berkomitmen penuh untuk tetap beroperasi secara netral dalam menyediakan layanan wholesale fiber connectivity. Komitmen ini berlaku tidak hanya bagi pelanggan eksternal di luar TelkomGroup, tetapi juga bagi entitas internal TelkomGroup lainnya. Prinsip netralitas ini esensial untuk memastikan tersedianya konektivitas berkualitas tinggi dengan jangkauan luas yang selaras dengan kapabilitas perusahaan, menciptakan lapangan bermain yang adil bagi seluruh pelaku industri telekomunikasi.
Dian Siswarini, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 20 Desember 2025 (tanggal yang disebutkan dalam sumber asli), menjelaskan secara rinci motivasi di balik langkah strategis ini. "Pemisahan bisnis wholesale fiber connectivity ke InfraNexia merupakan langkah strategis untuk meningkatkan fokus bisnis, efisiensi operasional, dan nilai tambah dari aset infrastruktur fiber TelkomGroup. Melalui InfraNexia sebagai entitas yang berfokus penuh pada pengelolaan dan pengembangan bisnis infrastruktur fiber, kami dapat mempercepat penetrasi jaringan, meningkatkan tata kelola wholesale business model, serta membuka peluang kemitraan strategis yang mendukung pemerataan konektivitas digital nasional secara lebih efisien," ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa pembentukan InfraNexia adalah upaya untuk mengoptimalkan potensi aset, mengurangi birokrasi, dan menciptakan struktur yang lebih lincah dalam merespons dinamika pasar.
Dian menambahkan bahwa pendekatan yang diadopsi Telkom ini sejalan dengan praktik terbaik yang telah terbukti berhasil di industri global. Ia mencontohkan beberapa operator telekomunikasi terkemuka dunia seperti Telstra (Australia), Telecom Italia (TIM), Telefonica (Spanyol), O2 (Inggris), dan CETIN (Czech Republic). Perusahaan-perusahaan ini telah sukses meningkatkan efisiensi operasional, valuasi perusahaan, serta potensi kemitraan strategis melalui pembentukan entitas terpisah yang secara khusus mengelola bisnis infrastruktur jaringan mereka. Keberhasilan model ini di tingkat global memberikan validasi kuat terhadap strategi Telkom, menunjukkan bahwa pemisahan ini bukan sekadar tren, melainkan sebuah strategi yang terbukti mampu menghasilkan nilai tambah yang signifikan.
Kehadiran InfraNexia juga menjadi wujud konkret komitmen Telkom dalam mendukung agenda transformasi BUMN yang lebih luas, selaras dengan arahan dari Danantara serta Badan Pelaksana (BP) BUMN. Transformasi ini bertujuan untuk mempercepat pemerataan akses digital, meningkatkan penetrasi fixed broadband di seluruh pelosok negeri, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan infrastruktur yang kuat dan dikelola secara profesional oleh InfraNexia, TelkomGroup berharap dapat menjadi motor penggerak utama dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara digital yang maju.
Sejalan dengan visi tersebut, Direktur Utama InfraNexia, I Ketut Budi Utama, menjelaskan secara lebih detail mengenai mandat dan model operasional InfraNexia. "InfraNexia akan menyediakan layanan fiber connectivity bagi segmen wholesale dan memastikan tersedianya konektivitas berkualitas tinggi secara luas," tegasnya. Model operasional InfraNexia dirancang khusus untuk memberikan layanan wholesale yang transparan, adil, dan terbuka bagi seluruh industri telekomunikasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih sehat dan kompetitif. Potensi pasar yang terus berkembang pesat, didorong oleh meningkatnya kebutuhan konektivitas digital lintas sektor—mulai dari penyedia layanan internet, operator seluler, hingga perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan infrastruktur handal—membuka peluang strategis yang sangat besar bagi InfraNexia untuk memperkuat perannya sebagai motor penggerak ekosistem konektivitas nasional.
"Kehadiran InfraNexia sebagai entitas yang mengonsolidasikan infrastruktur fiber akan mendorong terciptanya ekosistem telekomunikasi yang lebih sehat, efisien, dan kompetitif. Pemisahan ini membuka peluang kolaborasi yang lebih luas agar lebih banyak pelaku industri merasakan manfaat langsung dari layanan yang lebih kompetitif dan efisien," ujar Ketut. Pernyataan ini menekankan bahwa tujuan utama InfraNexia adalah untuk menciptakan nilai bersama (shared value) bagi seluruh ekosistem, bukan hanya untuk TelkomGroup. Dengan layanan wholesale yang transparan dan kompetitif, InfraNexia diharapkan dapat menurunkan biaya operasional bagi operator lain, memungkinkan mereka untuk berinvestasi lebih banyak pada layanan inovatif dan memperluas jangkauan mereka sendiri.
Telkom sangat meyakini bahwa langkah strategis ini akan memperkuat posisi InfraNexia sebagai perusahaan wholesale fiber connectivity terdepan di Indonesia, bahkan di tingkat regional. Lebih dari itu, inisiatif ini juga akan mengukuhkan posisi TelkomGroup secara keseluruhan sebagai market leader dan enabler utama ekosistem digital nasional yang tidak hanya kompetitif di pasar domestik, tetapi juga berdaya saing global. Melalui InfraNexia, Telkom tidak hanya membangun jaringan fisik, tetapi juga membangun fondasi masa depan digital Indonesia, memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses terhadap peluang yang dibawa oleh era digital. Investasi ini adalah komitmen jangka panjang Telkom untuk menjadi pilar utama dalam mewujudkan masyarakat digital yang inklusif dan inovatif.
(anl/ega)
