0

Suzuki Fronx Di-Recall di Australia Akibat Gagal Tes Tabrak, Raih Bintang Satu dari ANCAP

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Suzuki Fronx, SUV terbaru yang baru saja diluncurkan, harus menghadapi kenyataan pahit ketika hanya mampu meraih satu bintang dalam tes tabrak yang dilakukan oleh Australia New Car Assessment Program (ANCAP). Hasil yang sangat mengecewakan ini disebabkan oleh kegagalan fungsi sabuk pengaman pada kursi belakang, yang berujung pada penilaian jeblok di salah satu pasar otomotif paling ketat di dunia. Uji tabrak yang dilakukan secara mendalam oleh ANCAP mengungkap bahwa perlindungan penumpang, terutama yang duduk di kursi belakang, sangat kurang memadai. Lebih mengkhawatirkan lagi, teridentifikasi adanya kegagalan komponen vital, yaitu sabuk pengaman, yang berpotensi membahayakan keselamatan penumpang.

Dikutip dari media lokal Australia, Drive, insiden yang sangat serius terjadi saat mobil ini menjalani uji tabrak. Dalam simulasi kecelakaan, sabuk pengaman yang seharusnya mengamankan penumpang di kursi belakang justru mengalami kegagalan fungsi. Akibatnya, boneka uji tabrak (dummy) yang mewakili penumpang di kursi belakang terlempar dan membentur kursi penumpang di depannya. "Selama uji tabrakan frontal penuh, penarik sabuk pengaman penumpang belakang Suzuki Fronx gagal, mengakibatkan pelepasan sabuk pengaman yang tidak terkendali di mana boneka uji tabrakan (yang duduk di kursi) belakang menjadi tidak terkendali, sehingga dapat menabrak bagian belakang kursi depan," demikian bunyi siaran pers resmi dari ANCAP yang menegaskan temuan mereka.

Tidak hanya masalah sabuk pengaman, hasil uji tabrak frontal juga mencatat adanya beban dada yang berlebihan pada penumpang belakang. Ini menunjukkan bahwa sistem penahan benturan pada area tersebut tidak bekerja secara optimal. Lebih lanjut, perlindungan terhadap penumpang anak juga ditemukan kurang memadai. Khususnya untuk boneka uji tabrak yang mewakili anak berusia enam hingga 10 tahun, mereka mendapatkan nilai nol poin. Penilaian nol ini disebabkan oleh tingginya akselerasi kepala yang tercatat dan ketegangan leher yang berlebihan selama simulasi benturan, yang merupakan indikator risiko cedera serius pada anak.

Kekhawatiran ini dipertegas oleh CEO ANCAP, Carla Hoorweg, yang menyatakan keprihatinan mendalamnya. "Yang mengkhawatirkan kami adalah kendaraan ini bisa saja dibeli oleh konsumen biasa, dan dalam kecelakaan di jalan raya, kegagalan ini dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi orang yang duduk di kursi belakang," ujar Hoorweg dalam sebuah pernyataan media. Pernyataan ini menggarisbawahi betapa berbahayanya cacat produksi yang ditemukan pada Suzuki Fronx dan potensi dampaknya terhadap keselamatan publik.

Buntut dari hasil tes tabrak yang sangat buruk di Australia, Suzuki secara proaktif melakukan penarikan kembali atau recall terhadap unit Suzuki Fronx yang telah beredar di negara tersebut. Langkah ini diambil untuk segera memperbaiki cacat produksi yang menyebabkan mekanisme penarik sabuk pengaman belakang gagal berfungsi dalam uji tabrak ANCAP. Pengguna Suzuki Fronx yang terdampak di Australia dihimbau untuk tidak menggunakan kursi belakang sampai kerusakan pada sabuk pengaman tersebut diperbaiki. Pemberitahuan penarikan kembali yang resmi dikeluarkan oleh Departemen Infrastruktur Australia mencakup total 324 kendaraan yang teridentifikasi memiliki masalah ini.

Pemberitahuan tersebut secara spesifik menjelaskan risiko yang dihadapi. "Karena cacat produksi, mekanisme penarik sabuk pengaman kursi belakang kiri mungkin tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, panjang sabuk yang berlebihan dapat terlepas jika terjadi kecelakaan atau pengereman mendadak. Jika terjadi kecelakaan atau pengereman mendadak, dan sabuk pengaman kursi belakang kiri tidak berfungsi sebagaimana mestinya, hal itu dapat meningkatkan risiko cedera atau kematian bagi penumpang kendaraan," demikian bunyi peringatan tersebut, seperti dikutip dari laporan Drive.

Menanggapi situasi darurat ini, Suzuki Australia juga telah mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara penjualan Fronx di negara tersebut. Keputusan ini diambil sambil menunggu hasil investigasi lebih lanjut terkait penyebab pasti kegagalan tes tabrak tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen Suzuki untuk memastikan keamanan produknya sebelum kembali dijual ke publik. Penting untuk dicatat bahwa aturan keselamatan di Australia memang sangat ketat, sehingga kegagalan sabuk pengaman di kursi belakang, sekecil apapun, dapat berujung pada penilaian yang sangat buruk bagi sebuah kendaraan yang dijual di pasar tersebut. Standar keamanan yang tinggi di Australia ini berfungsi sebagai pengingat penting bagi produsen otomotif global akan pentingnya memprioritaskan keselamatan dalam setiap aspek desain dan produksi kendaraan.

Di sisi lain, kontras dengan hasil di Australia, Suzuki Fronx justru menunjukkan performa yang sangat gemilang dalam uji tabrak yang dilakukan di kawasan ASEAN. Sebelum menjalani tes di Australia, model Suzuki Fronx yang baru diluncurkan ini telah diuji oleh ASEAN NCAP (New Car Assessment Program for Southeast Asian Countries) dan berhasil meraih rating bintang lima. Tidak hanya itu, Fronx juga mencatat skor total yang sangat memuaskan, yaitu 77,70 poin. Rincian skornya adalah 36,71 poin untuk kategori Adult Occupant Protection (AOP) atau perlindungan penumpang dewasa, 15,27 poin untuk Child Occupant Protection (COP) atau perlindungan penumpang anak, 15,71 poin untuk Safety Assist (SA) atau fitur keselamatan bantu, dan 10,00 poin untuk Motorcyclist Safety (MS) atau keselamatan pengendara sepeda motor.

Hasil ini menunjukkan bahwa Suzuki Fronx sangat aman dikendarai oleh konsumen mobil di Asia Tenggara, berbanding terbalik dengan apa yang ditemukan di Australia. Perbedaan hasil ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan standar pengujian, spesifikasi komponen yang digunakan untuk pasar yang berbeda, atau mungkin variasi dalam proses produksi. Namun, kegagalan di pasar Australia menjadi sorotan utama dan menimbulkan pertanyaan mengenai konsistensi kualitas dan keselamatan produk Suzuki di pasar global. Pengguna Fronx di negara lain, terutama yang tidak menerapkan standar seketat Australia, mungkin perlu tetap waspada dan memastikan kendaraan mereka telah memenuhi standar keselamatan tertinggi, meskipun tidak ada informasi recall resmi di wilayah mereka. Penting bagi konsumen untuk selalu memeriksa informasi keselamatan terbaru dari badan pengujian independen dan produsen kendaraan. Perbedaan hasil antara ANCAP dan ASEAN NCAP ini juga membuka diskusi penting mengenai pentingnya harmonisasi standar keselamatan otomotif global agar konsumen di mana pun dapat memiliki akses ke kendaraan yang aman.