0

Pemerintah Malaysia Hemat Triliunan Rupiah Berkat Subsidi BBM Tepat Sasaran

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Program subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diterapkan oleh pemerintah Malaysia, yang dikenal sebagai Budi Madani RON 95 (Budi95), ternyata memberikan dampak positif yang signifikan, yaitu penghematan triliunan rupiah bagi kas negara. Sejak diluncurkan pada 30 September lalu, program ini telah mencatat penghematan sebesar 800 juta ringgit, sebuah angka yang mengagumkan dan membuktikan efektivitas kebijakan tersebut. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan bahwa subsidi ini secara khusus dinikmati oleh warga negara Malaysia, sehingga lebih tepat sasaran dan efektif dalam menekan kebocoran yang sebelumnya dimanfaatkan oleh sekitar 3,5 juta warga asing serta praktik penyelundupan bahan bakar.

Setiap ringgit yang berhasil dihemat melalui program subsidi BBM ini, menurut Anwar Ibrahim, dialokasikan kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Kontribusi tunai rahmah dan kontribusi dasar rahmah merupakan salah satu saluran pengembalian dana tersebut, yang secara langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, dana hasil penghematan ini juga diinvestasikan untuk peningkatan kualitas layanan publik, seperti perbaikan dan penambahan fasilitas di klinik dan rumah sakit, perbaikan infrastruktur jalan yang vital bagi mobilitas warga, serta penguatan jaringan infrastruktur secara keseluruhan. Laporan dari Bernama mengonfirmasi bahwa alokasi dana ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Malaysia secara merata.

Salah satu perbandingan paling mencolok dari program subsidi BBM Malaysia adalah perbedaannya dengan harga BBM di Indonesia. Harga bensin RON 95 di Malaysia, yang dijual dengan harga sekitar Rp 8.000-an per liter, jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga Pertalite di Indonesia yang memiliki RON 90 dan dijual seharga Rp 10.000 per liter. Perbedaan harga yang signifikan ini menunjukkan bagaimana subsidi yang terkelola dengan baik dapat memberikan keringanan biaya hidup bagi masyarakat.

Data yang dirilis menunjukkan bahwa sejak September hingga 30 November 2025, sebanyak 13,9 juta dari total 16,55 juta penduduk Malaysia yang memenuhi kriteria (mencapai 84%) telah memanfaatkan program subsidi ini. Mereka telah membeli 2,59 miliar liter bensin RON 95 dengan harga subsidi sebesar RM 1,99 per liter. Angka konsumsi ini menjadi indikator kuat betapa program ini disambut baik dan dimanfaatkan oleh warga negara.

Berdasarkan proyeksi survei konsumsi domestik, pemerintah Malaysia diperkirakan akan mampu menghemat hingga 4 miliar ringgit per tahun. Angka ini setara dengan sekitar Rp 16 triliun, dengan nilai tukar yang bergantung pada fluktuasi harga minyak global. Mengingat pencapaian penghematan dalam dua bulan pertama pelaksanaannya yang sudah signifikan, proyeksi penghematan tahunan ini kemungkinan besar akan terlampaui. Hal ini menjadi bukti bahwa efektivitas program Budi Madani RON 95 melebihi ekspektasi awal.

Program Budi Madani RON 95 (BUDI95) ini secara resmi diterapkan dengan memberikan kuota bulanan kepada setiap warga negara Malaysia. Setiap warga berhak menerima batas kelayakan sebanyak 300 liter bensin RON 95 bersubsidi per bulan. Kebijakan ini mulai berlaku efektif sejak 30 September 2025, menandai langkah strategis pemerintah dalam mengelola subsidi energi.

Bersamaan dengan implementasi program Budi Madani, pemerintah Malaysia juga mengambil langkah untuk menurunkan harga bensin RON 95. Harga jualnya diturunkan dari RM 2,05 (sekitar Rp 8.433) per liter menjadi RM 1,99 (sekitar Rp 8.186) per liter. Hal ini berbeda dengan warga negara asing yang membeli bensin RON 95 di Malaysia, mereka akan dikenakan tarif yang lebih tinggi, yaitu RM 2,60 (sekitar Rp 10.696) per liter. Perbedaan tarif ini secara jelas membedakan antara penerima manfaat subsidi yang sesungguhnya dan konsumen lainnya.

Syarat untuk dapat menikmati harga bensin RON 95 dengan harga terjangkau tersebut dibuat sangat sederhana. Pemerintah Malaysia memanfaatkan sistem verifikasi yang sudah ada, yaitu penggunaan MyKad atau Kartu Tanda Penduduk pintar yang sudah dimiliki oleh setiap warga negara Malaysia. Selain itu, catatan dari Dinas Perhubungan Jalan (JPJ) juga akan digunakan sebagai dasar verifikasi. Dengan demikian, proses verifikasi menjadi efisien dan meminimalkan potensi penyalahgunaan. Kemudahan akses ini memastikan bahwa subsidi benar-benar sampai kepada tangan warga negara Malaysia yang berhak.

Lebih lanjut, implementasi program subsidi BBM ini tidak hanya berfokus pada aspek penghematan anggaran negara, tetapi juga pada upaya pemberantasan praktik ilegal seperti penyelundupan bahan bakar yang merugikan perekonomian negara. Dengan membatasi subsidi hanya untuk warga negara dan membedakan tarif bagi warga asing, pemerintah Malaysia secara efektif menutup celah yang selama ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Penghematan yang dihasilkan dari penekanan kebocoran ini kemudian dialihkan untuk program-program yang lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Program Budi Madani RON 95 juga mencerminkan komitmen pemerintah Malaysia untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga energi global. Dengan memastikan ketersediaan BBM bersubsidi bagi warganya, pemerintah berupaya untuk meringankan beban biaya operasional, terutama bagi rumah tangga dan pelaku usaha kecil. Ketersediaan BBM yang terjangkau juga berperan penting dalam menjaga stabilitas harga barang dan jasa lainnya, karena biaya transportasi merupakan komponen penting dalam rantai pasok.

Anwar Ibrahim menekankan bahwa keberhasilan program ini adalah hasil dari kebijakan yang berorientasi pada rakyat. Dengan memprioritaskan warga negara dalam penerimaan subsidi, pemerintah berhasil menciptakan sistem yang lebih adil dan transparan. Penghematan triliunan rupiah yang dicapai bukanlah sekadar angka statistik, melainkan bukti nyata dari kemampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya negara secara efisien dan efektif demi kesejahteraan rakyat.

Perbandingan dengan negara tetangga, seperti Indonesia, semakin memperjelas keunggulan program subsidi Malaysia. Meskipun Indonesia juga memiliki program subsidi BBM, namun efektivitas dan ketepatan sasaran di Malaysia patut menjadi pembelajaran. Perbedaan dalam mekanisme implementasi dan kriteria penerima manfaat menjadi faktor kunci dalam menentukan sejauh mana subsidi tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat.

Sebagai penutup, program Budi Madani RON 95 menjadi contoh nyata bagaimana subsidi yang dirancang dengan cermat dan dieksekusi dengan baik dapat memberikan manfaat ganda: penghematan anggaran negara yang signifikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Malaysia telah berhasil membuktikan bahwa subsidi BBM bisa menjadi instrumen kebijakan yang efektif jika dikelola dengan prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabilitas, yang pada akhirnya berkontribusi pada stabilitas ekonomi dan sosial negara. (dry/lth)