Wang Mingqing, seorang pria asal Chengdu, China, dan istrinya Liu Dengying, mengalami peristiwa yang mengubah hidup mereka selamanya pada tahun 1994. Saat itu, Wang sedang menjaga toko buah miliknya. Ia harus meninggalkan toko sejenak untuk menukarkan uang. Namun, ketika kembali, ia mendapati putrinya, Qifeng, yang saat itu berusia tiga tahun, telah menghilang.
Kehilangan Qifeng menjadi luka mendalam bagi Wang dan Liu. Mereka menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari putri mereka, menjelajahi setiap sudut kota Chengdu. Iklan di koran dan internet pun mereka pasang, berharap ada yang mengenal Qifeng. Meskipun memiliki putri dan putra lainnya, Wang dan Liu tidak pernah meninggalkan Chengdu, berharap suatu hari Qifeng akan kembali.
Tahun 2015, Wang memutuskan untuk menjadi supir taksi Didi Chuxing. Sambil bekerja, ia menyebarkan informasi tentang Qifeng kepada para penumpangnya, berharap ada yang mengenal gadis kecil yang telah lama hilang itu.
Wang hanya memiliki foto Qifeng saat masih bayi. Karena itu, ia memutuskan untuk menggunakan foto putri keduanya, yang menurutnya mirip dengan Qifeng. Upaya Wang ini menarik perhatian media China dan polisi.
Selama beberapa tahun, polisi China mengidentifikasi beberapa perempuan yang diduga sebagai Qifeng. Namun, tes DNA menunjukkan hasil yang berbeda.
Suatu hari, seorang seniman sketsa polisi membaca tentang kisah Wang dan memutuskan untuk membantu. Ia membuat sketsa wajah Qifeng saat dewasa berdasarkan foto masa kecilnya. Sketsa tersebut kemudian disebarluaskan secara daring.
Di sebuah tempat yang berjarak ribuan kilometer dari Chengdu, seorang perempuan bernama Kang Ying melihat sketsa tersebut. Ia terkejut karena merasa sketsa itu sangat mirip dengan dirinya. Kang Ying adalah anak adopsi yang dibesarkan oleh pasangan yang tinggal 20 kilometer dari tempat tinggal Wang. Keluarga angkatnya menceritakan bahwa Kang Ying ditemukan di pinggir jalan di Chengdu saat masih kecil.
Kang Ying kemudian menghubungi Wang. Wang langsung merasa yakin bahwa Kang Ying adalah putrinya, terutama ketika melihat bekas luka kecil di kening Kang Ying. Mereka pun segera melakukan tes DNA, dan hasilnya menunjukkan bahwa Kang Ying adalah Qifeng, putri Wang yang telah lama hilang.
Kisah Wang yang menemukan kembali putrinya setelah 24 tahun menjadi viral di China. Media massa ramai memberitakan kisah haru ini.
Kang Ying, yang tinggal di provinsi Jilin utara, terbang ke Chengdu bersama suami, putra, dan putrinya untuk bertemu dengan keluarga yang telah lama ditinggalkannya.
Pertemuan Wang dan Kang Ying dipenuhi dengan air mata haru. Wang memeluk Kang Ying dan berkata, "Ayah mencintaimu." Kang Ying dan Liu Dengying juga berpelukan erat, menangis bahagia karena akhirnya dapat bertemu kembali.
"Seluruh dunia mengatakan aku tidak punya ibu, tetapi aku punya," seru Kang Ying.
"Aku tidak dapat menggambarkan betapa banyak harapan, kekecewaan, dan keputusasaan yang telah kami lalui selama 24 tahun terakhir ini. Sekarang kami akhirnya dapat bertemu lagi," kata Wang seperti dikutip dari surat kabar Beijing Youth Daily.
Qifeng akhirnya berkumpul kembali dengan keluarganya. Kisah ini menunjukkan bahwa harapan dan cinta keluarga dapat mengatasi segala rintangan, bahkan setelah bertahun-tahun berpisah.