0

Kenzy Taulany Pilih Liburan ke Puncak Karena Takut Naik Pesawat, Hindari Mabuk Perjalanan dan Manfaatkan Momen Bersama Keluarga

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Liburan akhir tahun kerap menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, tak terkecuali para figur publik di Indonesia. Bagi kalangan artis, tradisi liburan mewah ke luar negeri seolah menjadi sebuah keharusan untuk menikmati akhir tahun dengan penuh gaya. Namun, tradisi ini ternyata tidak berlaku bagi Kenzy Taulany, putra dari komedian ternama Andre Taulany. Alih-alih merencanakan perjalanan internasional yang glamor, Kenzy justru mengungkapkan pilihannya untuk berlibur di destinasi lokal yang lebih sederhana. Keputusannya ini dilatarbelakangi oleh alasan yang cukup spesifik dan menggemaskan: ketakutan pada pesawat yang berujung pada mabuk perjalanan.

Dalam sebuah kesempatan saat ditemui di Studio Brownis Trans TV, Jakarta Selatan, pada Senin, 22 Desember 2025, Kenzy Taulany dengan lugas menyampaikan rencananya untuk liburan mendatang. "Gak luar negeri, mau istirahat saja. Aku gak suka pesawat soalnya, mabok," ujarnya dengan nada yang santai namun tegas. Pernyataan ini secara gamblang menunjukkan bahwa kenyamanan dan kesehatan fisiknya menjadi prioritas utama dalam memilih destinasi liburan. Pengalaman buruk akibat mabuk perjalanan saat menggunakan pesawat membuatnya enggan untuk mengulanginya, apalagi jika itu harus dilakukan dalam perjalanan jauh ke luar negeri. Puncak, sebuah kawasan pegunungan yang terkenal dengan udaranya yang sejuk dan pemandangannya yang indah di Jawa Barat, menjadi pilihan yang lebih bijak dan nyaman baginya. Jalur darat yang dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi memberikan kontrol lebih besar atas perjalanan dan meminimalkan potensi rasa mual yang seringkali dialaminya.

Lebih lanjut, Kenzy juga menyinggung adanya pertimbangan lain yang membuat keputusannya untuk berlibur di Puncak menjadi semakin masuk akal. Ia harus berbagi waktu liburannya dengan kakaknya, Dio, yang dijadwalkan akan segera kembali beraktivitas pada awal Januari mendatang. "Abang Dio dia tanggal satu nanti mau balik lagi ya, jadi aku gak bisa ikutin Papa yang lama-lama gitu," tuturnya. Keterbatasan waktu ini semakin memperkuat argumennya untuk memilih destinasi yang lebih mudah dijangkau dan tidak memakan banyak waktu perjalanan. Liburan ke Puncak memungkinkan mereka untuk memaksimalkan waktu yang ada bersama ayah mereka sebelum Dio harus kembali ke kesibukannya. Ini menunjukkan kedewasaan Kenzy dalam memahami dan menghargai jadwal serta komitmen anggota keluarganya yang lain.

Keputusan Kenzy Taulany untuk memilih Puncak sebagai destinasi liburannya bukan sekadar tentang menghindari pesawat. Ini adalah sebuah cerminan dari preferensi pribadi yang kuat dan kesadaran akan batasan fisiknya. Mabuk perjalanan, atau motion sickness, adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat sangat mengganggu pengalaman liburan, terutama saat menempuh perjalanan udara yang panjang. Bagi Kenzy, menghindari rasa tidak nyaman ini adalah kunci untuk dapat menikmati liburan secara optimal. Dengan memilih Puncak, ia dapat bersantai, menikmati suasana alam, dan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarganya tanpa harus dibayangi oleh potensi rasa mual yang menyiksa.

Puncak sendiri menawarkan berbagai macam aktivitas yang dapat dinikmati oleh keluarga. Mulai dari menikmati udara pegunungan yang segar, berjalan-jalan di perkebunan teh yang hijau, mengunjungi taman rekreasi, hingga sekadar bersantai di vila dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Kenzy dan keluarganya dapat memanfaatkan waktu ini untuk berkumpul, bercerita, bermain, dan menciptakan kenangan indah bersama. Ini adalah jenis liburan yang menekankan pada kebersamaan dan relaksasi, bukan pada kemewahan atau pamer. Dalam konteks selebritas yang seringkali hidup di bawah sorotan publik, pilihan Kenzy ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menyadari bahwa liburan yang berkesan tidak selalu harus mahal atau jauh.

Lebih dalam lagi, pemilihan destinasi lokal seperti Puncak juga dapat dilihat sebagai bentuk dukungan terhadap pariwisata dalam negeri. Indonesia memiliki banyak sekali tempat wisata indah yang menawarkan pengalaman unik dan beragam. Dengan memilih Puncak, Kenzy secara tidak langsung turut mempromosikan keindahan dan potensi destinasi wisata di tanah air. Ini adalah sebuah gestur yang positif, terutama mengingat pengaruh yang dimiliki oleh figur publik terhadap publik luas.

Terkait dengan ketakutan pada pesawat, ini bukanlah hal yang aneh. Banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa, mengalami aerophobia atau ketakutan terbang. Ketakutan ini bisa bervariasi tingkatannya, mulai dari rasa cemas ringan hingga fobia yang parah. Gejala mabuk perjalanan yang dialami Kenzy, seperti mual, muntah, pusing, dan keringat dingin, adalah respons fisik yang umum terjadi ketika otak menerima sinyal yang bertentangan dari mata dan telinga bagian dalam mengenai gerakan. Mata melihat lingkungan yang stabil di dalam kabin pesawat, sementara telinga bagian dalam mendeteksi gerakan yang konstan. Perbedaan sinyal ini dapat menyebabkan kebingungan pada otak dan memicu gejala mabuk perjalanan. Oleh karena itu, pilihan Kenzy untuk menghindari pesawat adalah langkah yang sangat logis untuk memastikan kenyamanan dan kesehatannya selama liburan.

Pertimbangan mengenai jadwal kakaknya, Dio, juga menunjukkan dinamika keluarga yang sehat. Kenzy tampaknya menyadari bahwa waktu kebersamaan dengan keluarga adalah berharga dan terbatas, terutama ketika anggota keluarga memiliki kesibukan masing-masing. Keputusan untuk berlibur di tempat yang lebih dekat dan tidak terlalu lama memungkinkan mereka untuk memaksimalkan momen-momen berharga sebelum Dio harus kembali ke rutinitasnya. Ini adalah pelajaran penting tentang bagaimana menyeimbangkan keinginan pribadi dengan kebutuhan dan komitmen keluarga.

Keluarga Andre Taulany dikenal sebagai keluarga yang hangat dan dekat. Pilihan Kenzy untuk berlibur bersama ayahnya di Puncak ini semakin menggarisbawahi kedekatan mereka. Liburan yang tidak terlalu mewah namun penuh makna ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk mempererat tali silaturahmi, berbagi cerita, dan saling mendukung. Kenzy, sebagai seorang remaja yang sedang beranjak dewasa, pasti akan mendapatkan manfaat dari waktu berkualitas yang ia habiskan bersama ayahnya di lingkungan yang tenang dan alami.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa dalam konteks dunia hiburan yang serba cepat dan penuh tekanan, momen-momen istirahat seperti ini sangatlah krusial. Kenzy, yang juga mulai terjun ke dunia hiburan seperti ayahnya, mungkin membutuhkan jeda dari rutinitas dan aktivitas yang padat. Liburan ke Puncak yang identik dengan relaksasi dan udara segar dapat menjadi sarana yang efektif untuk memulihkan energi dan pikiran sebelum kembali menghadapi kesibukan.

Sebagai kesimpulan, keputusan Kenzy Taulany untuk memilih Puncak sebagai destinasi liburan akhir tahunnya adalah sebuah pilihan yang cerdas dan penuh pertimbangan. Keputusan ini didasari oleh ketakutan pada pesawat dan keinginan untuk menghindari mabuk perjalanan, serta adanya pertimbangan waktu terkait jadwal kakaknya. Pilihan ini menunjukkan kematangan dalam mengambil keputusan, prioritas pada kenyamanan fisik, dan penghargaan terhadap dinamika keluarga. Liburan ke Puncak tidak hanya akan memberikan kesempatan baginya untuk beristirahat dan menikmati alam, tetapi juga untuk mempererat hubungan dengan keluarganya, sambil secara tidak langsung mendukung pariwisata dalam negeri. Ini adalah bukti bahwa liburan yang berkesan tidak harus selalu identik dengan kemewahan dan jarak yang jauh, melainkan lebih pada kebersamaan, kenyamanan, dan penciptaan kenangan indah.