0

Harga RAM Meroket Bikin CPU Lawas AMD Laris Manis

Share

Prosesor lawas AMD kembali mencuri perhatian pasar secara dramatis, menjadi bukti nyata ketahanan platform lama di tengah gejolak pasar komponen PC yang tak terduga. Fenomena unik ini, yang mungkin terdengar ironis di era inovasi teknologi yang serba cepat, terjadi ketika Ryzen 7 5800X, sebuah CPU yang pertama kali dirilis sekitar lima tahun lalu, secara mengejutkan merajai daftar CPU terlaris di Amazon Inggris. Tak hanya itu, varian penyegarannya, Ryzen 7 5800XT, juga berhasil menembus posisi empat besar penjualan di Amazon Amerika Serikat. Lonjakan popularitas prosesor generasi lama ini tidak hanya menegaskan ketahanan dan nilai investasi platform AM4 yang luar biasa, tetapi juga secara terang-terangan mencerminkan kondisi pasar PC global yang sedang berada di bawah tekanan hebat akibat lonjakan harga memori yang tak terkendali.

Data penjualan yang mencengangkan ini muncul di tengah krisis pasokan global yang parah untuk chip memori DRAM dan NAND. Krisis ini bukan sekadar kelangkaan biasa, melainkan dampak dari pergeseran prioritas produksi yang signifikan. Banyak produsen semikonduktor kini mengalihkan sebagian besar kapasitas produksi memori mereka untuk memenuhi permintaan yang masif dari pusat data kecerdasan buatan (AI). Investasi besar-besaran dalam infrastruktur AI, terutama untuk melatih model bahasa besar dan aplikasi pembelajaran mesin, telah menciptakan permintaan yang tak terduga dan sangat besar untuk chip memori performa tinggi, yang notabene memiliki margin keuntungan jauh lebih besar bagi produsen dibandingkan memori untuk produk konsumen. Akibatnya, pasokan untuk produk konsumen, seperti RAM DDR4 dan DDR5, semakin terbatas, mendorong harga melonjak tajam dan diperkirakan akan terus tinggi hingga setidaknya tahun 2027. Situasi ini diperparah dengan langkah strategis Micron, salah satu pemain besar di industri memori, yang telah secara resmi keluar dari bisnis RAM konsumen, semakin memperketat pasokan. Parahnya lagi, laporan mengenai kasus penipuan pengiriman modul memori palsu atau rusak mulai bermunculan, mengindikasikan tingkat keputusasaan dan kelangkaan di pasar.

Kondisi pasar yang tidak stabil ini secara langsung membuat adopsi platform PC terbaru menjadi semakin mahal dan kurang menarik bagi banyak konsumen. Platform AM5 milik AMD, yang merupakan penerus AM4 dan membutuhkan RAM DDR5, menjadi salah satu yang paling terdampak. Harga DDR5, yang memang sudah lebih tinggi dari DDR4 karena teknologi yang lebih baru, kini naik lebih agresif dibandingkan DDR4. Meskipun prosesor-prosesor AM5 terbaru seperti Ryzen 9 9800X3D masih mendominasi dalam performa gaming dan tetap laris di AS di segmen enthusiast, biaya upgrade secara keseluruhan untuk beralih ke platform AM5 telah menjadi pertimbangan besar yang memberatkan bagi sebagian besar konsumen. Mereka tidak hanya harus membeli CPU baru, tetapi juga motherboard AM5 yang lebih mahal dan, yang paling signifikan, modul RAM DDR5 yang harganya melonjak drastis.

Di sisi lain, pengguna PC yang sudah berbasis AM4 justru diuntungkan secara tidak langsung oleh situasi ini. Prosesor Ryzen 5000 Series, meskipun bukan yang terbaru, masih menawarkan performa yang sangat relevan dan mumpuni untuk sebagian besar kebutuhan gaming modern dan aplikasi produktivitas tanpa harus mengganti motherboard dan RAM yang sudah ada. Ini adalah keuntungan finansial yang sangat besar. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Ryzen 7 5800X dan Ryzen 7 5800XT, yang dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau sekitar USD 250, kembali menjadi pilihan populer dan bahkan terlaris di pasar. Mereka menawarkan titik harga yang manis antara performa dan biaya upgrade, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan peningkatan signifikan tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam untuk seluruh ekosistem PC. Seperti yang dikutip oleh detikINET dari Techspot, fenomena ini menegaskan bahwa nilai dan relevansi tidak selalu berbanding lurus dengan kebaruan.

Ironisnya, model unggulan dari platform AM4 yang dilengkapi teknologi 3D V-Cache, seperti Ryzen 7 5800X3D dan Ryzen 7 5700X3D, justru semakin sulit ditemukan di pasaran. Ini bukan karena permintaan yang rendah, melainkan karena prosesor-prosesor ini sudah memasuki masa akhir produksi. Kelangkaan ini, ditambah dengan performa gaming mereka yang legendaris, membuat harga bekasnya melambung tinggi. Bahkan, ada laporan yang menyebutkan bahwa beberapa unit dijual hingga USD 800, sebuah harga yang bahkan lebih mahal dari prosesor generasi baru yang secara teknis menawarkan performa CPU yang lebih kencang dalam skenario non-gaming. Hal ini menunjukkan betapa besar nilai yang ditempatkan oleh para gamer pada teknologi 3D V-Cache untuk pengalaman bermain game yang optimal, bahkan jika itu berarti membayar premium untuk perangkat keras yang sudah tidak lagi diproduksi.

Tren kebangkitan prosesor lama ini tidak hanya terjadi di segmen kelas atas atau menengah. Dampaknya terasa di seluruh spektrum pasar PC. Di Inggris, Ryzen 5 5600XT dan Ryzen 5 5600G juga berhasil masuk jajaran CPU terlaris. Ryzen 5 5600G, dengan grafis terintegrasinya, menjadi pilihan ideal bagi pengguna yang ingin membangun PC hemat biaya tanpa kartu grafis diskrit, sementara 5600XT menawarkan keseimbangan performa-harga yang menarik untuk gaming budget. Sementara itu, di pasar AS, Ryzen 5 3600, prosesor yang pertama kali dirilis pada tahun 2019, masih mampu mencatat performa kompetitif yang mengejutkan untuk harganya yang sangat terjangkau. Ini menunjukkan bahwa untuk sebagian besar pengguna dengan anggaran terbatas atau kebutuhan komputasi standar, prosesor AMD generasi lama ini masih lebih dari cukup dan menawarkan nilai yang tak tertandingi.

Meskipun harga komponen lain melonjak, AMD sendiri telah menyatakan bahwa harga prosesor Ryzen belum akan naik dalam waktu dekat. Ini adalah kabar baik bagi konsumen yang sedang mempertimbangkan upgrade. Keputusan AMD untuk menjaga stabilitas harga CPU mereka mungkin merupakan strategi untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan ketat, terutama karena mereka telah mulai menyesuaikan harga GPU Radeon mereka. Di tengah mahalnya biaya merakit PC baru, yang kini diperparah oleh lonjakan harga RAM yang signifikan dan ketersediaan komponen baru yang terbatas, prosesor AMD generasi lama kini justru menjadi opsi paling rasional dan menarik bagi banyak pengguna. Mereka menawarkan jalan tengah antara performa yang memadai dan biaya yang terkendali, memungkinkan lebih banyak orang untuk tetap dapat meng-upgrade atau membangun PC tanpa harus menguras dompet terlalu dalam. Fenomena ini bukan sekadar anomali, melainkan cerminan dari dinamika pasar teknologi yang kompleks, di mana faktor ekonomi dan ketersediaan dapat mengubah preferensi konsumen secara drastis, memberikan umur panjang yang tak terduga bagi teknologi yang sebelumnya dianggap telah mencapai puncaknya.