Kasus penggunaan kecerdasan buatan (AI) generatif dalam pengembangan game kembali mengguncang komunitas game indie, kali ini menimpa salah satu judul yang paling dinantikan, Clair Obscur: Expedition 33. Ajang penghargaan bergengsi Indie Game Awards (IGA) 2025 secara resmi mencabut dua penghargaan besar yang sebelumnya dianugerahkan kepada game tersebut, yaitu "Game Debut" dan "Game of the Year". Keputusan drastis ini diambil setelah terbukti bahwa Sandfall Interactive, pengembang Clair Obscur: Expedition 33, telah memanfaatkan AI dalam proses produksinya, sebuah tindakan yang melanggar kesepakatan awal dan prinsip-prinsip inti dari Indie Game Awards.
Insiden ini mencuat setelah Sandfall Interactive, dalam momen yang mengejutkan di acara premiere Indie Game Awards 2025, secara terbuka mengonfirmasi penggunaan AI dalam pengembangan game mereka. Pengakuan ini sontak memicu reaksi cepat dari komite IGA, yang memiliki pendirian sangat tegas terhadap penggunaan AI generatif di seluruh proses nominasi dan selama upacara penghargaan itu sendiri. Sebelumnya, saat diajukan untuk dipertimbangkan, perwakilan dari Sandfall Interactive telah menyetujui dan menandatangani pernyataan bahwa tidak ada AI buatan yang digunakan dalam pengembangan Clair Obscur: Expedition 33. Pelanggaran terhadap kesepakatan ini menjadi dasar utama pencabutan gelar.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis IGA, mereka menegaskan kembali komitmen terhadap integritas dan keaslian karya seni dalam game indie. "Indie Game Awards memiliki pendirian yang tegas terhadap penggunaan AI buatan (gen AI) di seluruh proses nominasi dan selama upacara penghargaan itu sendiri. Ketika diajukan untuk dipertimbangkan, perwakilan dari Sandfall Interactive setuju bahwa tidak ada AI buatan yang digunakan dalam pengembangan Clair Obscur: Expedition 33," demikian bunyi pernyataan tersebut, sebagaimana dilansir dari Eurogamer pada Selasa (23/12/2025). Pengakuan langsung dari Sandfall Interactive di panggung besar tersebut, meskipun mungkin dimaksudkan sebagai bentuk transparansi, justru berujung pada diskualifikasi yang tak terhindarkan.
Sebagai konsekuensi langsung dari pelanggaran ini, komite nominasi Indie Games Awards 2025 secara resmi mencabut penghargaan Game Debut dan Game of the Year dari Clair Obscur: Expedition 33. Keputusan ini tidak hanya merupakan pukulan telak bagi Sandfall Interactive dan reputasi game mereka, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada seluruh industri mengenai batas-batas etika dalam penggunaan teknologi AI di ranah kreatif. Penghargaan yang dicabut tersebut kemudian dianugerahkan kepada game dengan peringkat tertinggi berikutnya di masing-masing kategori, sebagai bentuk komitmen IGA untuk tetap menghargai karya-karya yang murni dihasilkan dari kreativitas manusia.
Gelar Game Debut, yang sebelumnya dipegang oleh Clair Obscur: Expedition 33, kini dinobatkan kepada Sorry We’re Closed, sebuah judul yang juga menarik perhatian juri dengan inovasi dan keasliannya. Sementara itu, gelar paling prestisius, Game of the Year 2025, yang merupakan puncak pengakuan di Indie Game Awards, jatuh kepada Blue Prince. Kedua game ini kini mendapatkan sorotan yang lebih besar, bukan hanya karena kualitas intrinsik mereka, tetapi juga karena menjadi penerima gelar dalam situasi yang cukup kontroversial. Kemenangan mereka menjadi simbol penegasan kembali nilai-nilai otentisitas dan kerja keras manusia dalam industri game.
Meskipun IGA telah mengambil tindakan tegas, mereka belum memberikan informasi rinci tentang jenis gambar bermasalah apa saja yang ditemukan di Clair Obscur: Expedition 33. Namun, santer beredar kabar bahwa gambar-gambar yang dimaksud telah dihapus dari game tersebut. Ini mengindikasikan bahwa masalah utama terletak pada aset visual generatif yang dihasilkan oleh AI, bukan pada penggunaan AI untuk tujuan lain seperti pengujian atau optimasi kode. Jika benar, ini menyoroti perdebatan yang lebih luas tentang apakah penggunaan AI dalam penciptaan aset artistik dapat dianggap sebagai bagian dari "karya asli" seorang seniman atau studio.
Kontroversi AI di Industri Kreatif dan Gaming
Kasus Clair Obscur: Expedition 33 ini bukan satu-satunya, tetapi menjadi salah satu kasus paling menonjol yang menegaskan dilema etika seputar penggunaan AI generatif di industri kreatif, khususnya game. Seiring dengan kemajuan pesat teknologi AI, terutama dalam menghasilkan teks, gambar, suara, dan bahkan kode, batas antara "bantuan" AI dan "penciptaan" oleh AI menjadi semakin kabur. Bagi banyak pihak, AI generatif menawarkan potensi efisiensi luar biasa, mempercepat alur kerja, dan membuka kemungkinan kreatif baru. Namun, bagi sebagian besar komunitas kreatif, termasuk seniman, penulis, dan pengembang game, AI generatif menimbulkan kekhawatiran serius.
Kekhawatiran utama meliputi:
- Orisinalitas dan Kepengarangan: Siapa yang menjadi "pencipta" sebenarnya ketika aset dihasilkan oleh AI? Apakah itu seniman yang memberikan prompt, atau AI itu sendiri? Bagaimana dengan nilai artistik dari karya yang dihasilkan oleh mesin?
- Etika Data Pelatihan: Banyak model AI generatif dilatih menggunakan data yang diambil dari internet, termasuk karya-karya berhak cipta tanpa izin eksplisit dari penciptanya. Ini menimbulkan pertanyaan tentang pelanggaran hak cipta dan eksploitasi karya seniman tanpa kompensasi.
- Pengurangan Nilai Pekerjaan Manusia: Ada kekhawatiran serius bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan seniman, ilustrator, penulis, dan desainer. Jika studio dapat menghasilkan aset visual atau teks dengan cepat dan murah menggunakan AI, permintaan untuk pekerja kreatif manusia mungkin menurun drastis.
- Kehilangan "Jiwa" Seni: Banyak yang berpendapat bahwa seni sejati berasal dari pengalaman manusia, emosi, dan perspektif unik. Karya yang dihasilkan AI, meskipun mungkin secara teknis sempurna, seringkali dianggap kurang memiliki "jiwa" atau kedalaman yang sama.
Untuk Indie Game Awards, pendirian tegas terhadap AI generatif sangatlah penting. IGA sendiri adalah upacara penghargaan tahunan yang didedikasikan untuk menghargai keunggulan sejumlah game indie. Acara ini menyoroti judul-judul yang menarik dan inovatif dari seluruh dunia, tanpa memandang popularitasnya. Misi utama IGA adalah merayakan kreativitas, keberanian, dan semangat independen yang sering kali menjadi ciri khas pengembang game kecil dan studio baru. Penggunaan AI generatif, terutama untuk aset inti, dapat dianggap bertentangan dengan semangat ini, karena berpotensi mereduksi upaya kreatif manual dan keunikan yang menjadi ciri khas game indie.
Dampak dan Preseden untuk Industri
Keputusan IGA untuk mencabut penghargaan dari Clair Obscur: Expedition 33 ini menciptakan preseden penting bagi industri game dan penghargaan lainnya. Ini menunjukkan bahwa janji "bebas AI" atau "tidak menggunakan AI generatif" harus diambil dengan sangat serius. Ini juga mendorong pengembang untuk lebih transparan tentang metode pengembangan mereka dan untuk secara jujur mengevaluasi sejauh mana mereka mengandalkan teknologi AI.
Bagi Sandfall Interactive, insiden ini adalah pelajaran pahit. Meskipun mungkin niat mereka adalah untuk meningkatkan efisiensi atau kualitas visual, kurangnya transparansi dan pelanggaran kesepakatan telah merusak reputasi mereka. Kepercayaan komunitas game, terutama komunitas indie yang sangat menghargai integritas, sangat sulit untuk dibangun kembali. Clair Obscur: Expedition 33, terlepas dari kualitas gameplay atau naratifnya, kini akan selalu dikaitkan dengan kontroversi AI ini. Penghapusan gambar-gambar AI yang bermasalah mungkin merupakan langkah awal untuk memperbaiki keadaan, tetapi dampak reputasi akan bertahan lebih lama.
Di sisi lain, kemenangan Sorry We’re Closed dan Blue Prince dalam keadaan ini memberikan sorotan yang layak bagi mereka. Game-game ini kini menjadi contoh bagaimana inovasi dan kualitas dapat diakui sepenuhnya, tanpa bayang-bayang kontroversi teknologi. Ini juga menjadi pengingat bagi pengembang lain bahwa dedikasi terhadap proses kreatif yang murni dan etika pengembangan akan selalu dihargai.
Ke depannya, industri game perlu mengembangkan pedoman yang lebih jelas dan standar yang disepakati bersama mengenai penggunaan AI. Apakah ada batas yang dapat diterima untuk "bantuan" AI? Bisakah AI digunakan untuk prototyping cepat tetapi tidak untuk aset final? Bagaimana dengan AI yang digunakan untuk pengujian atau optimasi? Pertanyaan-pertanyaan ini masih membutuhkan jawaban yang komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pengembang, penerbit, platform, dan organisasi penghargaan. Transparansi akan menjadi kunci utama, memungkinkan pemain dan juri untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang nilai dan keaslian sebuah game.
Kasus Clair Obscur: Expedition 33 di Indie Game Awards 2025 menjadi titik balik penting dalam perdebatan tentang AI di industri kreatif. Ini menggarisbawahi pentingnya integritas, transparansi, dan komitmen terhadap nilai-nilai inti yang mendorong seni dan inovasi. Di era di mana teknologi terus berkembang pesat, menjaga esensi kreativitas manusia akan menjadi tantangan sekaligus prioritas utama bagi komunitas game di seluruh dunia.
