0

GAC Kembangkan Baterai Solid State, Bikin Mobil Listrik Bisa Tempuh Jarak 1.000 Km dan Isi Daya Cepat

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – GAC Group (Guangzhou Automobile Group Co., Ltd.), sebuah raksasa otomotif Tiongkok, tengah berada di garis depan revolusi mobilitas berkelanjutan dengan pengembangan ambisius teknologi baterai all-solid-state (ASSB). Inovasi terobosan ini berpotensi mentransformasi lanskap kendaraan listrik (EV) global, menjanjikan lompatan signifikan dalam hal jarak tempuh, keamanan, dan efisiensi. Kabar paling menggembirakan adalah kemampuan ASSB untuk memungkinkan mobil listrik melaju sejauh lebih dari 1.000 kilometer dalam sekali pengisian daya, sebuah pencapaian yang sebelumnya sulit dibayangkan oleh banyak kalangan. Pengembangan ini bukan sekadar teori, melainkan telah memasuki tahap konkret dengan pembangunan lini produksi ASSB berkapasitas besar pertama di Panyu, Guangzhou, Tiongkok. Fasilitas mutakhir ini kini tengah menjalani fase uji coba sel baterai dengan kapasitas 60 Ah ke atas, menandakan kesiapan GAC untuk memproduksi massal teknologi revolusioner ini.

Teknologi ASSB pada dasarnya menggantikan elektrolit cair yang lazim digunakan pada baterai lithium-ion konvensional dengan material padat yang memiliki stabilitas termal dan kimia jauh lebih unggul. Perubahan fundamental ini membuka pintu bagi peningkatan drastis dalam kepadatan energi, yang merupakan faktor kunci dalam menentukan seberapa jauh sebuah EV dapat berjalan. GAC memproyeksikan bahwa ASSB yang mereka kembangkan akan memiliki kepadatan energi yang berpotensi melampaui 400 Wh/kg, angka ini hampir dua kali lipat dibandingkan baterai lithium-ion yang digunakan saat ini. Peningkatan kepadatan energi ini secara langsung akan diterjemahkan menjadi jarak tempuh yang lebih panjang. Jika model-model mobil listrik GAC saat ini mampu menempuh jarak sekitar 500 km, dengan adopsi ASSB, angka tersebut dapat melonjak hingga lebih dari 1.000 km. Ini berarti kekhawatiran mengenai range anxiety atau ketakutan kehabisan daya di tengah perjalanan, yang sering menjadi hambatan adopsi EV, dapat diminimalisir secara signifikan.

Selain jarak tempuh yang impresif, ASSB juga menawarkan keunggulan substansial dalam hal keamanan. Elektrolit padat secara inheren lebih aman dibandingkan elektrolit cair yang mudah terbakar dan rentan terhadap kebocoran. Stabilitas termal yang lebih baik berarti risiko thermal runaway atau kebakaran baterai dapat dikurangi secara drastis. Struktur sel yang lebih kokoh juga berkontribusi pada daya tahan baterai yang lebih baik, menjamin pengalaman berkendara yang lebih aman, halus, dan konsisten di berbagai kondisi operasional. GAC menargetkan produksi massal ASSB dimulai antara tahun 2027 hingga 2030, sebuah rentang waktu yang strategis untuk integrasi penuh teknologi ini ke dalam lini kendaraan GAC di masa depan.

Lini produksi ASSB baru yang dibangun GAC di Panyu tidak hanya berfokus pada kapasitas, tetapi juga pada efisiensi dan kualitas manufaktur. Fasilitas ini mengadopsi teknologi manufaktur terkini, termasuk proses anoda kering yang inovatif. Proses ini menyederhanakan tahapan produksi, mengubahnya menjadi alur kerja yang lebih terpadu dan efisien. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi dan konsistensi kualitas sel baterai, tetapi juga menunjukkan kesiapan GAC untuk memproduksi sel baterai padat berkapasitas besar dalam skala industri yang mampu memenuhi permintaan global.

Pengembangan ASSB oleh GAC ini memiliki implikasi besar bagi pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan pertumbuhan pasar EV yang pesat di kawasan ini, GAC melihat ASSB sebagai elemen strategis dalam ekspansi mereka. Teknologi baterai revolusioner ini direncanakan untuk mulai diterapkan pada model-model baru GAC, termasuk seri HYPTEC yang premium, mulai tahun 2026. Tujuannya adalah untuk menghadirkan kendaraan listrik dengan daya jelajah panjang yang secara spesifik memenuhi kebutuhan dan ekspektasi konsumen Indonesia, yang semakin meningkat terhadap mobilitas berkelanjutan.

Keunggulan ASSB dalam hal kepadatan energi, jangkauan tempuh yang luar biasa, dan kenyamanan berkendara yang ditingkatkan akan semakin memperkuat daya saing GAC di pasar global dan regional. Selain itu, teknologi ini membuka peluang kolaborasi lokal dan riset jangka panjang yang krusial untuk mendukung pengembangan ekosistem EV nasional di Indonesia. Kolaborasi ini dapat mencakup pengembangan rantai pasok lokal, pelatihan tenaga kerja terampil, dan penelitian bersama untuk adaptasi teknologi ASSB dengan kondisi spesifik Indonesia.

Andry Ciu, CEO GAC Indonesia, menegaskan komitmen perusahaan terhadap inovasi dan pasar Indonesia. "ASSB merupakan langkah besar menuju mobilitas yang lebih maju dan berkelanjutan," ujar Andry dalam keterangan resminya. "Dengan jelajah lebih panjang dan pengalaman berkendara yang premium, teknologi ini akan mempercepat adopsi EV di Indonesia. Didukung kehadiran fasilitas manufaktur GAC di Tanah Air, kami berkomitmen menghadirkan inovasi global sekaligus memperkuat industri otomotif nasional." Pernyataan ini mengindikasikan adanya potensi investasi GAC dalam fasilitas manufaktur di Indonesia, yang dapat memberikan dampak positif ganda: ketersediaan produk EV canggih bagi konsumen lokal dan penguatan industri otomotif nasional melalui transfer teknologi dan penciptaan lapangan kerja.

Saat ini, GAC Indonesia telah memperkenalkan beberapa lini produk unggulannya yang disambut baik oleh pasar. Model AION V, yang merupakan model global yang telah terbukti kesuksesannya, menawarkan pilihan jarak tempuh yang mengesankan, mulai dari 505 km hingga 602 km dalam sekali pengisian daya. Keunggulan AION V tidak hanya pada jarak tempuh, tetapi juga pada fitur-fitur inovatif seperti in-vehicle refrigerator dengan tiga mode pengaturan: mendinginkan, membekukan, dan menghangatkan, yang memberikan kenyamanan ekstra bagi penumpangnya. Selain itu, terdapat pula AION Y Plus, yang hadir dengan pilihan jarak tempuh 410 km dan varian terjauh 490 km, serta dipercantik dengan desain LED DRL Angel Wings yang khas.

Menambah portofolio elektrifikasi mereka, GAC juga menghadirkan model baru AION UT, sebuah hatchback listrik yang menawarkan jarak tempuh mencapai 500 km, menjadikannya salah satu yang terpanjang di kelasnya di Indonesia. Bagi konsumen yang mencari pengalaman berkendara yang lebih premium, GAC menawarkan model Hyptec HT. Model ini dirancang dengan filosofi private jet, menawarkan segudang fitur canggih yang tidak ditemukan pada kompetitor di kelasnya, serta didukung oleh jarak tempuh yang impresif, melebihi 600 kilometer. Kehadiran model-model ini sebelum peluncuran massal ASSB menunjukkan keseriusan GAC dalam membangun pangsa pasar dan basis konsumen di Indonesia.

Dengan ASSB, GAC tidak hanya berambisi untuk menjadi pemimpin dalam teknologi baterai kendaraan listrik, tetapi juga untuk mendorong percepatan transisi global menuju mobilitas yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan. Jarak tempuh yang lebih jauh, waktu pengisian daya yang lebih singkat (yang juga merupakan area riset aktif untuk ASSB), dan keamanan yang ditingkatkan akan menjadi kunci utama dalam meyakinkan konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik. Penguatan kapabilitas manufaktur dan komitmen terhadap riset dan pengembangan menunjukkan bahwa GAC siap untuk memimpin gelombang inovasi berikutnya dalam industri otomotif. Kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku industri lokal di Indonesia akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam mengintegrasikan teknologi canggih ini dan membangun ekosistem EV yang kokoh dan mandiri di masa depan. Dampak dari pengembangan ASSB ini tidak hanya terbatas pada sektor otomotif, tetapi juga berpotensi mendorong inovasi di sektor energi terbarukan dan teknologi material.