Samsung terus mendorong batas inovasi dalam dunia ponsel pintar, dan salah satu terobosan terbarunya adalah Samsung Galaxy Z TriFold. Berbeda dengan ponsel lipat ganda (bi-fold) yang sudah kita kenal, perangkat revolusioner ini hadir dengan form factor yang lebih kompleks, dilengkapi dengan dua engsel. Desain baru yang ambisius ini secara inheren memunculkan pertanyaan kritis yang sama pentingnya dengan kecanggihan fiturnya: seberapa tangguh dan awetkah mekanisme engsel ganda ini dalam penggunaan sehari-hari? Kekhawatiran akan durabilitas, terutama pada komponen bergerak yang vital seperti engsel, selalu menjadi bayang-bayang di balik setiap inovasi ponsel lipat. Untuk menjawab keraguan ini, sekelompok streamer independen dari Korea Selatan mengambil inisiatif untuk melakukan pengujian ketahanan yang brutal dan transparan.
Sejak kemunculan Galaxy Fold generasi pertama, Samsung telah menjadi pionir sekaligus pemimpin pasar dalam segmen ponsel lipat. Perjalanan ini tidak selalu mulus; generasi awal diwarnai dengan tantangan teknis, mulai dari isu layar yang rentan hingga desain engsel yang belum sempurna. Namun, setiap generasi membawa perbaikan signifikan, menjadikan seri Galaxy Z Fold dan Z Flip sebagai tolok ukur di industri. Kini, dengan Galaxy Z TriFold, Samsung tampaknya siap membawa konsep ponsel lipat ke tingkat selanjutnya, menawarkan area layar yang jauh lebih luas dalam bentuk yang ringkas saat dilipat. Ide di balik TriFold adalah memberikan pengalaman tablet yang imersif dalam saku, sebuah janji yang hanya bisa terpenuhi jika durabilitas perangkat, khususnya engsel, tidak menjadi titik lemah. Inilah mengapa uji ketahanan independen menjadi begitu krusial, bukan hanya untuk konsumen tetapi juga sebagai umpan balik berharga bagi inovator itu sendiri.
Channel YouTube OMG_electronics, yang dikenal dengan pengujian perangkat keras yang ekstensif dan seringkali tidak konvensional, mengambil tantangan untuk menguji durabilitas Galaxy Z TriFold. Pengujian ini disiarkan langsung melalui livestream, memberikan transparansi penuh kepada publik. Sejumlah host secara bergantian membuka dan menutup Galaxy Z TriFold dengan tangan secara manual, sebuah metode yang mensimulasikan penggunaan intensif dan berulang-ulang hingga ponsel layar lipat tiga itu menunjukkan tanda-tanda ‘kerusakan’ atau degradasi performa yang signifikan. Pendekatan manual ini, meskipun terlihat sederhana, adalah cara langsung untuk mengukur seberapa baik engsel menahan tekanan mekanis yang berulang kali, mencerminkan skenario penggunaan ekstrem oleh konsumen yang paling aktif.
Dalam serangkaian tes maraton yang berlangsung selama beberapa hari, detail-detail penting mulai terungkap, memberikan gambaran nyata tentang batas ketahanan engsel TriFold. Engsel kiri Galaxy Z TriFold mulai mengeluarkan suara berderak yang mengkhawatirkan setelah dilipat sebanyak 61.212 kali. Suara ini, yang sering menjadi indikasi awal keausan atau gesekan berlebih pada komponen mekanis, tentu saja menarik perhatian para penguji dan penonton. Tidak lama kemudian, setelah melewati angka lipatan 120.157, suara serupa mulai terdengar dari engsel kanan, menunjukkan bahwa kedua engsel mengalami tingkat keausan yang sebanding. Namun, titik balik yang lebih signifikan terjadi sekitar lipatan ke-144.000, di mana kelenturan engsel mulai melemah secara nyata. Menurut salah satu host livestream, engsel yang tidak lagi lentur membuat Galaxy Z TriFold tidak bisa dibuka secara penuh tanpa harus dipaksa, dan sedikit lebih sulit untuk dibuka dan ditutup. Ini adalah degradasi fungsional yang berdampak langsung pada pengalaman pengguna, mengubah sensasi premium dari perangkat lipat menjadi sesuatu yang terasa kaku dan kurang responsif, seperti dikutip dari 9to5Google.
Meskipun perangkatnya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang jelas dan terasa sulit dibuka tutup, host livestream tersebut tetap melanjutkan uji durabilitas Galaxy Z TriFold. Mereka bertekad untuk mendorong perangkat hingga batasnya, mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang bagaimana engsel bereaksi terhadap tekanan ekstrem yang terus-menerus. Livestream dan pengujian yang intensif tersebut akhirnya berakhir setelah delapan hari dan total 150.001 lipatan. Angka ini menjadi data mentah yang sangat berharga, menunjukkan titik di mana perangkat mulai kehilangan fungsionalitas dan kenyamanan esensialnya.
Saat pertama kali memperkenalkan Galaxy Z TriFold, Samsung sendiri mengklaim bahwa ponsel ini telah melewati 200.000 uji lipat internal. Angka ini secara teoritis berarti bahwa ponsel ini dapat dibuka dan ditutup sampai 200.000 kali sebelum mengalami masalah signifikan. Samsung juga mencoba mengkontekstualisasikan angka ini dengan menyatakan bahwa 200.000 lipatan setara dengan 100 lipatan per hari selama lima tahun. Metrik ini bertujuan untuk meyakinkan konsumen bahwa perangkat mereka akan bertahan lama dalam penggunaan normal. Namun, hasil uji independen OMG_electronics yang mencapai 150.001 lipatan menunjukkan adanya perbedaan yang cukup substansial dengan klaim pabrikan, sekitar 25% lebih rendah dari angka yang dijanjikan.
Perbandingan ini menjadi semakin menarik ketika kita melihat data dari generasi sebelumnya. Sebagai contoh, Galaxy Z Fold7, yang merupakan produk generasi ke-7 dari seri ponsel lipat Samsung, diketahui telah melewati uji lipat sebanyak 500.000 kali. Perbedaan angka ini, 150.001 lipatan (uji independen TriFold) dibandingkan dengan 500.000 lipatan (klaim Z Fold7), memang sangat mencolok. Namun, penting untuk menempatkan perbandingan ini dalam konteks yang tepat. Galaxy Z TriFold adalah produk generasi pertama dengan desain yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan Z Fold7. Mekanisme engsel ganda yang baru, yang harus bekerja secara sinkron dan menjaga integritas layar yang lebih besar dan lebih kompleks, secara inheren lebih menantang untuk direkayasa agar memiliki durabilitas yang sama tinggi dengan desain yang sudah matang seperti Z Fold7.
Tantangan teknis di balik desain Tri-Fold memang tidak bisa diremehkan. Dengan dua engsel, ada lebih banyak komponen bergerak yang harus dikoordinasikan. Setiap engsel harus mampu menopang bagian layar dengan presisi, memastikan bahwa tidak ada celah yang berlebihan, dan pada saat yang sama, mampu melipat dan membuka dengan mulus. Material yang digunakan untuk engsel, seperti baja, aluminium, atau paduan titanium, harus sangat kuat namun tetap ringan dan fleksibel. Selain itu, desain engsel ganda juga harus mempertimbangkan distribusi tekanan yang merata di seluruh panel layar, mencegah terbentuknya lipatan atau kerutan yang tidak diinginkan, serta melindungi komponen internal dari debu dan partikel lain yang bisa merusak mekanisme. Mengingat kompleksitas ini, fakta bahwa Galaxy Z TriFold mampu bertahan hingga 150.001 lipatan dengan degradasi yang terukur adalah pencapaian rekayasa yang patut diacungi jempol untuk sebuah produk generasi pertama.
Implikasi dari uji durabilitas ini bagi pengalaman pengguna sangat signifikan. Meskipun perangkat tidak "rusak" total pada 150.001 lipatan, degradasi kelenturan engsel dan kesulitan dalam membuka/menutup secara penuh akan sangat memengaruhi kenyamanan dan kepuasan pengguna. Sensasi premium dari sebuah ponsel lipat sebagian besar berasal dari kelancaran dan presisi mekanisme engselnya. Jika perangkat terasa kaku, berderak, atau sulit dioperasikan, ini dapat mengurangi nilai pengalaman secara drastis, bahkan mungkin membuat pengguna enggan memanfaatkan fitur lipatnya secara maksimal. Bagi calon pembeli, informasi ini memberikan gambaran realistis tentang ekspektasi durabilitas, membantu mereka menimbang antara inovasi form factor dan ketahanan jangka panjang.
Pada akhirnya, pengujian independen oleh OMG_electronics terhadap Galaxy Z TriFold menawarkan wawasan yang tak ternilai. Ini bukan hanya tentang angka lipatan, tetapi juga tentang bagaimana perangkat bereaksi terhadap tekanan berkelanjutan dan bagaimana degradasi fungsional dapat memengaruhi pengalaman pengguna. Meskipun angka 150.001 lipatan mungkin kurang dari klaim Samsung dan jauh di bawah Z Fold7, penting untuk diingat bahwa TriFold adalah upaya pertama Samsung dalam desain yang lebih ambisius. Setiap generasi produk lipat adalah pembelajaran, dan data dari pengujian semacam ini akan menjadi bahan bakar penting bagi Samsung untuk terus menyempurnakan teknologi engsel dan material di masa depan.
Inovasi seringkali datang dengan kompromi awal, dan dalam kasus ponsel lipat, kompromi itu seringkali berkaitan dengan durabilitas. Namun, seiring waktu, teknologi akan berkembang, dan kita dapat berharap bahwa generasi TriFold berikutnya akan mewarisi ketahanan yang lebih baik, mendekati atau bahkan melampaui standar yang ditetapkan oleh pendahulunya. Uji coba ini menegaskan bahwa masa depan ponsel lipat multi-panel memang cerah, tetapi perjalanan menuju durabilitas sempurna masih terus berlanjut, didorong oleh pengujian ketat dan umpan balik yang jujur dari komunitas.
(vmp/fay)
