0

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg ‘Berubah Wujud’ Jadi Robot Anjing

Share

Karya "Regular Animals (2025)" ini bukanlah sekadar patung statis, melainkan serangkaian robot anjing yang bergerak, masing-masing dilengkapi dengan kepala hiper-realistis yang menyerupai wajah-wajah paling berpengaruh di dunia teknologi dan seni. Bayangkan melihat robot anjing Boston Dynamics, yang dikenal dengan gerakannya yang lincah dan futuristik, namun alih-alih kepala sensorik, ia memiliki wajah Elon Musk yang familiar, atau Mark Zuckerberg dengan ekspresi khasnya. Fenomena ini bukan hanya visual yang mengganggu sekaligus memikat, tetapi juga sebuah pernyataan seni yang mendalam tentang kekuasaan, identitas, dan masa depan manusia di era dominasi teknologi.

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg 'Berubah Wujud' Jadi Robot Anjing

Pameran di Art Basel Miami, khususnya di area seni digital baru bernama Zero 10, menjadi panggung sempurna bagi Beeple untuk meluncurkan karya ambisiusnya. Zero 10 sendiri dirancang sebagai ruang inovatif yang didedikasikan untuk eksplorasi seni digital dan teknologi, menjadikannya lokasi yang sangat relevan untuk instalasi yang mengawinkan dunia fisik dan digital ini. "Regular Animals" seketika menjadi salah satu karya paling mencolok dan banyak dibicarakan, menarik kerumunan pengunjung yang penasaran dan kritikus seni yang terprovokasi.

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg 'Berubah Wujud' Jadi Robot Anjing

Wajah-wajah yang dipilih oleh Beeple tidak sembarangan. Di antara deretan robot anjing, tampak figur-figur raksasa teknologi seperti Elon Musk, pendiri Tesla, SpaceX, dan X (Twitter); Jeff Bezos, pendiri Amazon dan Blue Origin; serta Mark Zuckerberg, CEO Meta Platforms. Pemilihan tokoh-tokoh ini secara terang-terangan adalah sebuah sindiran terhadap dominasi mereka dalam membentuk masa depan teknologi, ekonomi, dan bahkan cara kita berinteraksi sebagai manusia. Dengan menempatkan wajah mereka di tubuh robot anjing, Beeple mungkin ingin mengomentari sifat mereka yang kadang-kadang terlihat patuh terhadap tujuan tertentu (seperti anjing), namun di sisi lain juga menguasai dan mengendalikan narasi digital kita. Apakah mereka adalah "pemimpin kawanan" atau hanya "hewan peliharaan" dari teknologi yang mereka ciptakan? Pertanyaan ini menjadi inti dari satir Beeple.

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg 'Berubah Wujud' Jadi Robot Anjing

Namun, Beeple tidak hanya terpaku pada figur teknologi. Dalam sentuhan yang khas, ia juga menghadirkan robot humanoid dengan wajah tokoh seni legendaris seperti Pablo Picasso, ikon kubisme dan seniman revolusioner, serta Andy Warhol, maestro Pop Art yang dikenal karena karyanya yang mengaburkan batas antara seni tinggi dan budaya populer. Bahkan, Beeple juga menyertakan potret dirinya sendiri di salah satu robot, sebuah gestur meta-artistik yang menempatkan dirinya dalam dialog dengan para raksasa dari kedua dunia—teknologi dan seni—yang kini semakin tumpang tindih. Ini bisa diartikan sebagai upaya Beeple untuk menempatkan dirinya dalam sejarah seni, atau sebagai pengakuan bahwa di era digital ini, seniman sendiri bisa menjadi sebuah "brand" atau "entitas" yang dikonsumsi, mirip dengan para selebriti teknologi.

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg 'Berubah Wujud' Jadi Robot Anjing

Aspek komersial dari "Regular Animals" juga tak kalah menarik dan provokatif. Setiap unit robot anjing ini dijual dengan harga sekitar USD 100 ribu (sekitar Rp 1,5 miliar), sebuah angka yang mencerminkan nilai tinggi dari karya Beeple di pasar seni kontemporer, terutama setelah keberhasilannya memecahkan rekor penjualan NFT sebelumnya dengan karya "Everydays: The First 5000 Days" seharga USD 69 juta. Karya-karya ini ditawarkan dalam edisi terbatas, menambah eksklusivitas dan nilai investasi. Menariknya, versi robot anjing dengan wajah Jeff Bezos tidak ditawarkan kepada publik, menambahkan lapisan misteri dan spekulasi tentang mengapa Beeple memilih untuk tidak menjualnya. Seluruh karya yang tersedia dilaporkan ludes terjual dengan cepat saat sesi pratinjau VIP, menegaskan daya tarik dan kekuatan pasar Beeple di kalangan kolektor seni papan atas.

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg 'Berubah Wujud' Jadi Robot Anjing

Dikutip dari The Art Newspaper, detail teknis dari instalasi ini juga menunjukkan inovasi. Robot-robot tersebut dirancang untuk bergerak secara mandiri di dalam kandang khusus, menciptakan sebuah pertunjukan mini yang dinamis dan interaktif bagi para penonton. Yang lebih revolusioner adalah sistem otentikasi karya. Setiap robot secara otomatis mengeluarkan sertifikat keaslian fisik (Certificate of Authenticity/COA) yang unik. Sertifikat ini bukan hanya selembar kertas biasa; ia dilengkapi dengan kode QR yang memungkinkan pembeli untuk mengakses dan membeli NFT (Non-Fungible Token) pendamping dari karya fisik tersebut. Ini adalah perpaduan sempurna antara dunia seni fisik dan digital, sebuah ciri khas dari pendekatan Beeple yang seringkali mengaburkan batas-batas tradisional. Dengan cara ini, Beeple tidak hanya menjual sebuah objek seni, tetapi juga sebuah pengalaman kepemilikan digital yang terverifikasi, mengukuhkan posisinya sebagai pionir dalam pergerakan seni NFT.

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg 'Berubah Wujud' Jadi Robot Anjing

Tidak lengkap rasanya karya Beeple tanpa sentuhan satire khasnya yang pedas dan cerdas. Dalam sertifikat gratis yang dibagikan di pameran, Beeple menyertakan pernyataan-pernyataan provokatif mengenai "keaslian" karya seni tersebut. Ini adalah komentar metaforis tentang perdebatan yang terus-menerus mengenai nilai, otentisitas, dan replikasi dalam seni di era digital. Beeple sering menggunakan karyanya untuk mengkritik masyarakat konsumeris, politik, dan fenomena teknologi, dan "Regular Animals" tidak terkecuali. Ia mempertanyakan apa yang sebenarnya "nyata" dan "asli" di dunia yang semakin didominasi oleh replika digital, AI, dan persona publik yang dikurasi.

Elon Musk hingga Mark Zuckerberg 'Berubah Wujud' Jadi Robot Anjing

Secara keseluruhan, "Regular Animals (2025)" adalah lebih dari sekadar instalasi seni yang mencolok. Ini adalah sebuah cerminan kompleks tentang zaman kita, di mana garis antara manusia dan mesin, realitas dan representasi digital, serta kekuasaan dan kepatuhan semakin kabur. Melalui karya ini, Beeple mengajak kita untuk merenungkan peran para visioner teknologi dalam membentuk dunia kita, bagaimana kita memuja atau mengkritik mereka, dan bagaimana seni terus beradaptasi dan berevolusi di tengah lanskap teknologi yang terus berubah. Karya ini adalah pengingat bahwa di balik inovasi dan kekaguman, selalu ada ruang untuk pertanyaan, kritik, dan refleksi mendalam tentang arah yang kita tuju sebagai peradaban. Dengan "Regular Animals," Beeple tidak hanya menciptakan seni, tetapi juga memicu percakapan esensial tentang masa depan yang sudah ada di depan mata.