0

Dari Taman Kota hingga Blok M, Soundrenaline Sana Sini Warnai Jakarta

Share

Jakarta – Festival musik dan seni Soundrenaline Sana Sini telah berhasil menyulap Jakarta menjadi kanvas kreativitas yang hidup pada 18-21 Desember 2025. Acara ini tidak hanya sekadar konser, melainkan sebuah perhelatan seni terintegrasi yang merambah berbagai sudut kota, menyajikan pertunjukan musik dan agenda seni yang dapat diakses publik dari pagi hingga malam. Mengusung konsep multi-lokasi dan multi-titik, Soundrenaline Sana Sini membagi kegiatannya ke dalam tiga distrik utama: ASEAN District, Blok M District, dan Istora District. Pendekatan inovatif ini bertujuan untuk membaurkan musik dan seni ke dalam denyut nadi kehidupan sehari-hari warga Jakarta, menciptakan pengalaman festival yang jauh dari kesan konvensional. Musik dan seni hadir berpadu harmonis dengan ruang publik, hiruk pikuk aktivitas kota, aroma kuliner yang menggugah selera, serta interaksi spontan antarindividu, menghasilkan atmosfer yang cair, inklusif, dan penuh kejutan di setiap distrik.

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Para musisi yang terlibat pun turut merasakan dampak positif dari konsep baru ini. Band White Shoes & The Couples Company misalnya, mengungkapkan pengalaman yang sangat berbeda dan menyenangkan saat tampil di berbagai lokasi dalam rangkaian Soundrenaline Sana Sini 2025. "Pengalamannya menyenangkan karena ini pertama kalinya kami melihat Soundrenaline dengan konsep yang berbeda dari sebelumnya. Kami bisa langsung bertemu audiens di lingkungan mereka sendiri. Kami bisa melihat environment dan budaya mereka, dari datang, makan kuliner khas, sampai melihat bagaimana mereka menikmati musik," ujar mereka dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Rabu, 23 Desember 2025. Pendapat ini senada dengan apresiasi yang disampaikan oleh Isyana Sarasvati, yang mengaku kolaborasinya dengan Kasimyn di panggung Soundrenaline kali ini terasa lebih "agresif" dalam artian yang positif, baik secara musik, visual, tema, maupun dekorasi. Ia juga sangat memuji konsep baru Soundrenaline yang memungkinkan penonton menikmati ragam musik di lokasi berbeda, memberikan pengalaman yang baru dan menarik, serta berharap konsep ini dapat dilanjutkan.

ASEAN District, yang berpusat di Taman Kota Peruri, menjadi ruang yang hangat dan reflektif. Area terbuka ini menjadi titik temu berbagai spektrum musik, mulai dari genre indie, pop, hingga eksplorasi musik tradisi, dalam suasana yang intim. Penampilan musisi seperti The Cottons, The Lantis, Basajan, Ali, Galdive, serta kolaborasi istimewa antara Isyana Sarasvati dan Kasimyn, berhasil menciptakan dialog musikal lintas genre dan generasi yang memukau. Salah satu momen paling berkesan di distrik ini adalah konser tribut untuk soundtrack film legendaris "Janji Joni". Konser yang dikurasi oleh Nikita Dompas ini menghadirkan musisi-musisi berbakat seperti Sari (White Shoes & The Couples Company), Ario dan Ale (The Adams), Marcell Thee, Bilal Indrajaya, dan David Tarigan. David Tarigan, yang dikenal sebagai pengamat musik dan penggagas Irama Nusantara, membawakan lagu "Setan Kredit" dalam konser tersebut. Ia menyoroti betapa langka momen seperti ini, mengingat belum pernah ada perayaan khusus untuk para pengisi soundtrack "Janji Joni" sejak film tersebut dirilis. Konser ini sekaligus menjadi perayaan 20 tahun film "Janji Joni". Antusiasme penonton terlihat jelas, bahkan Ale dari The Adams mengaku terkejut melihat bagaimana penonton menyanyikan hampir setiap lagu, menunjukkan betapa film dan musiknya masih lekat di hati masyarakat. Malam di ASEAN District ditutup dengan penampilan eksklusif dari POND, sebuah band ternama asal Australia, yang memilih Soundrenaline Sana Sini sebagai satu-satunya panggung mereka di Asia pada tahun 2025. Selain pertunjukan musik, ASEAN District juga diramaikan oleh The Space melalui Quartery Merchandise Market. Marketplace ini menampilkan merchandise eksklusif, kolaborasi antara musisi dan seniman visual, serta sesi meet & greet, yang bertujuan memperkaya pengalaman festival menjadi lebih personal dan interaktif bagi pengunjung.

Bergeser ke Blok M District, area ini menjelma menjadi jantung eksplorasi urban dalam Soundrenaline Sana Sini. Tersebar di berbagai venue ikonik seperti COMA Jakarta, Krapela, hingga M Bloc Live House, distrik ini merayakan keberagaman skena musik kota, menampilkan genre mulai dari soul, R&B, hingga rock dan musik eksperimental. Nama-nama besar seperti Andien, Teddy Adhitya, dan Soundwave yang berkolaborasi dengan Teza Sumendra, tampil berdampingan dengan talenta alternatif yang tak kalah memukau, termasuk The Panturas x Tarawangsawelas, Kelompok Penerbang Roket, Grrrl Gang, dan Lomba Sihir. Di Blok M District pula, THE LAB hadir sebagai ruang diskusi dan pertukaran ide yang berharga. Melalui sesi music talks, hearing session, dan berbagai workshop, pengunjung diajak untuk menyelami lebih dalam proses kreatif di balik panggung dan bagaimana sebuah karya musik diciptakan. Aktivitas The Space di Blok M juga turut dimeriahkan oleh berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti Press Print Party yang menyajikan pasar kreatif, Photo Walk Ramean yang mengajak pengunjung menjelajahi keindahan kota sambil berburu foto, serta JICAF yang menawarkan workshop zine dan sesi silkscreen printing langsung, menambah dimensi interaktif dan edukatif pada festival.

Sementara itu, Istora District menawarkan spektrum emosi yang lebih intim dan personal. Berlokasi di Bengkel Space dan Lucy in the Sky, distrik ini menjadi panggung bagi penampilan musisi seperti Bilal Indrajaya & The Gentlemen, Pamungkas, Sal Priadi, Bernadya, Barasuara, hingga Treeshome. Grup folk-etnik asal Maluku Utara, Treeshome, menyatakan bahwa Soundrenaline merupakan panggung yang sangat penting bagi musisi dari Indonesia Timur. "Soundrenaline memberikan spotlight yang sangat kami butuhkan untuk menunjukkan keberagaman musik di Ternate," ujar mereka, menyoroti peran festival dalam memberikan visibilitas bagi talenta dari berbagai daerah di Indonesia. Momen internasional semakin terasa dengan penampilan trio indie pop asal Swedia, Peter Bjorn and John. Untuk pertama kalinya, mereka tampil di Jakarta dengan set khusus yang menampilkan album "Writer’s Block". "Kami belum pernah main di sini sebelumnya. Kejutannya bagi penonton Indonesia adalah kami ada di sini. Kami berharap bisa kembali lagi ke Indonesia," ungkap mereka, menunjukkan antusiasme untuk kembali tampil di tanah air. Perspektif industri global juga turut hadir melalui kurator Secretly Distribution, Max Thomas. Ia mengapresiasi festival ini karena telah menghadirkan musisi-musisi yang dinilainya memiliki potensi untuk bekerja secara internasional. "Saya sudah melihat begitu banyak musik dalam tiga hari terakhir yang tidak akan pernah saya temukan sendiri. Festival ini sangat membantu. Saya melihat beberapa artis yang menurut saya bisa bekerja dengan baik secara internasional, seperti Murphy Radio dan Isyana Sarasvati. Bermain di acara seperti ini sudah menempatkan mereka di radar internasional," ujar Max, menyoroti dampak globalisasi seni pertunjukan.

Secara keseluruhan, Soundrenaline Sana Sini di Jakarta berhasil menegaskan posisinya sebagai festival musik dan seni yang bukan hanya hiburan semata, melainkan telah menjadi bagian integral dari gaya hidup urban modern. Lebih dari sekadar rangkaian konser, festival ini telah bertransformasi menjadi sebuah perjalanan yang mendalam, percakapan yang inspiratif, dan perayaan kota yang tak terlupakan. Pada bulan Desember ini, Soundrenaline tidak lagi menuntut Jakarta untuk datang ke festival, melainkan Soundrenaline yang datang menyapa warga Jakarta, menyebar "sana dan sini", membawa energi kreatif ke setiap sudut kota.

(prf/ega)