BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Di era digital yang serba terhubung, di mana layar gawai seolah menjadi perpanjangan tangan, pasangan selebritas Cinta Laura dan Arya Vasco memilih untuk mengambil sikap tegas yang patut dicontoh. Mereka menerapkan aturan "no phone" atau larangan penggunaan ponsel saat berkencan, sebuah langkah berani yang didasari oleh keprihatinan mendalam terhadap dampak negatif kecanduan teknologi terhadap hubungan antarmanusia dan kesehatan mental. Cinta Laura, aktris blasteran Indonesia-Jerman yang dikenal vokal menyuarakan isu sosial, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kemajuan teknologi yang pesat telah mendorong manusia pada pola perilaku yang tidak sehat. Menurutnya, fenomena kecanduan media sosial kini telah mencapai titik mengkhawatirkan, di mana individu lebih banyak tersedot dalam memantau kehidupan orang lain di dunia maya ketimbang benar-benar hadir dan menikmati momen berharga yang terjadi di kehidupan nyata.
"Aku hanya merasa hidup di dunia modern zaman sekarang gak sehat buat manusia saja," ujar Cinta Laura dalam sebuah kesempatan ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. "Kita terus-terusan scrolling, terus-terusan cek ponsel, kita nggak benar-benar terlibat, kita jarang mengobrol satu sama lain, lebih suka semuanya melalui gadget." Pernyataan ini mencerminkan kesadaran kritis Cinta Laura terhadap realitas sosial saat ini, di mana interaksi tatap muka yang autentik semakin terkikis oleh kehadiran layar gawai. Ia melihat bagaimana percakapan yang mendalam dan koneksi emosional yang tulus seringkali terputus oleh notifikasi yang tak henti-hentinya berdering atau godaan untuk sekadar "mencari tahu" apa yang sedang terjadi di dunia maya.
Sebagai manifestasi nyata dari keresahannya tersebut, pasangan yang telah menjalin hubungan asmara selama tiga tahun ini sepakat untuk menerapkan sebuah aturan sederhana namun berdampak besar dalam setiap momen kencan mereka: tidak menyentuh ponsel. Aturan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah komitmen untuk menciptakan ruang interaksi yang berkualitas dan bebas gangguan. "Tadi malam hanya makan malam di restoran Jepang berdua. Dan itu pun kita satu sama lain gak boleh cek ponsel karena kita pengen benar-benar hadir dan menikmati bisa mengobrol," jelas Cinta Laura dengan nada penuh keyakinan. Keputusan ini menunjukkan bahwa bagi Cinta dan Arya, momen kebersamaan jauh lebih berharga daripada informasi atau hiburan instan yang ditawarkan oleh ponsel. Mereka memprioritaskan dialog yang berarti, saling mendengarkan, dan membangun kedekatan emosional yang kokoh, tanpa terpecah perhatian oleh notifikasi media sosial, pesan singkat, atau berita daring.
Lebih jauh lagi, keseriusan pasangan ini dalam menjaga kesehatan mental dan kualitas hubungan mereka tidak hanya terbatas pada momen kencan semata. Hal ini juga akan menjadi fokus utama dalam rencana liburan akhir tahun mereka. Menyambut tahun 2026, Cinta Laura dan Arya Vasco memiliki rencana ambisius untuk melakukan perjalanan ke Thailand. Namun, tujuan mereka bukan sekadar destinasi wisata biasa. Keduanya berencana untuk mengunjungi pusat meditasi, sebuah langkah yang diambil dengan tujuan memurnikan pikiran dan mengembalikan keseimbangan batin. Niat ini menunjukkan bahwa mereka melihat kesehatan mental sebagai aspek krusial yang perlu terus diasah dan dijaga, bahkan di tengah kesibukan dan sorotan publik.
"Aku percaya aku ingin memulai tahun 2026 dengan pikiran yang jernih," tutur Cinta Laura dengan penuh antusiasme. "Jadi kalau aku sih, keinginan aku adalah melakukan beberapa workshop meditasi supaya lebih grounded, lebih tenang perasaan dan hatinya." Rencana ini bukan hanya sekadar tren sesaat, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan diri. Meditasi, menurut Cinta, adalah cara untuk terhubung kembali dengan diri sendiri, melepaskan beban pikiran, dan menemukan kedamaian batin. Dengan menjauhkan diri dari hiruk pikuk dunia digital dan fokus pada praktik kesadaran diri, mereka berharap dapat memulai tahun baru dengan energi positif dan perspektif yang lebih jernih.
Langkah proaktif yang diambil oleh Cinta Laura ini mendapatkan dukungan penuh dari Arya Vasco. Sang kekasih mengakui bahwa menjauhkan diri sejenak dari layar ponsel memberikan ketenangan yang signifikan, tidak hanya bagi dirinya secara pribadi, tetapi juga dalam dinamika hubungan mereka. Pengalaman ini mengajarkan mereka bahwa koneksi yang sesungguhnya tidak membutuhkan koneksi internet, melainkan koneksi hati. "Kalau misalnya doa aku dan Cinta untuk lebih jauh dari ponsel, siapa tahu kalian juga bisa lebih jauh dari ponsel kalian," pungkas Arya Vasco, mengajak publik untuk merefleksikan kebiasaan penggunaan gawai mereka dan mempertimbangkan manfaat dari membatasi interaksi digital demi kualitas hubungan yang lebih baik.
Pernyataan Arya Vasco ini menjadi sebuah undangan terbuka bagi siapa saja untuk mencoba menerapkan hal serupa. Ia menyadari bahwa apa yang mereka lakukan mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya bisa sangat besar. Dengan berbagi pengalaman dan ajakan positif, Cinta dan Arya berharap dapat menginspirasi lebih banyak pasangan dan individu untuk menemukan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata. Keberanian mereka untuk mengutarakan pandangan dan mempraktikkan apa yang mereka yakini patut diapresiasi. Di tengah budaya yang semakin didominasi oleh teknologi, komitmen Cinta Laura dan Arya Vasco untuk memprioritaskan interaksi manusia yang autentik dan menjaga kesehatan mental menjadi mercusuar harapan, mengingatkan kita bahwa koneksi yang paling berharga seringkali ditemukan di luar layar gawai.
Tindakan Cinta Laura dan Arya Vasco ini dapat dipandang sebagai sebuah bentuk aktivisme pribadi yang kuat. Mereka tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan. Dengan secara sadar memilih untuk menciptakan ruang bebas teknologi dalam momen-momen penting, mereka tidak hanya memperkuat hubungan mereka sendiri, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada publik. Pesan ini adalah bahwa ada alternatif lain selain terperangkap dalam siklus kecanduan digital. Ada keindahan dalam percakapan tatap muka yang mendalam, ada kedamaian dalam menikmati momen tanpa gangguan, dan ada pertumbuhan pribadi yang dapat dicapai melalui kesadaran diri dan introspeksi.
Dalam konteks yang lebih luas, fenomena ini juga menyoroti pentingnya literasi digital yang sehat. Edukasi mengenai penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab menjadi semakin krusial. Masyarakat perlu dibekali dengan pemahaman mengenai potensi dampak negatif teknologi, seperti isolasi sosial, kecemasan, dan penurunan kualitas interaksi, serta cara-cara untuk mengatasinya. Pasangan Cinta Laura dan Arya Vasco, melalui tindakan dan pernyataan mereka, secara tidak langsung turut berkontribusi dalam upaya edukasi ini. Mereka menunjukkan bahwa dengan kesadaran dan kemauan, seseorang dapat mengendalikan teknologi, bukan sebaliknya.
Rencana meditasi di Thailand yang akan datang juga mengindikasikan bahwa komitmen mereka terhadap kesejahteraan mental bersifat holistik. Mereka tidak hanya fokus pada satu aspek, tetapi berusaha untuk menjaga keseimbangan dalam berbagai dimensi kehidupan. Ini adalah pendekatan yang cerdas dan berkelanjutan, yang menunjukkan kedalaman pemikiran mereka dalam menghadapi tantangan hidup modern. Dengan menggabungkan praktik kesadaran diri dengan strategi pengelolaan teknologi yang bijak, Cinta Laura dan Arya Vasco sedang membangun fondasi yang kuat untuk hubungan yang langgeng dan kehidupan yang bermakna.
Kisah mereka menjadi pengingat yang berharga bahwa di balik gemerlap dunia selebritas dan kemudahan teknologi, nilai-nilai dasar kemanusiaan seperti koneksi, perhatian, dan kehadiran tetaplah tak tergantikan. Dengan menjadikan interaksi tatap muka dan ketenangan batin sebagai prioritas, Cinta Laura dan Arya Vasco telah memberikan contoh inspiratif tentang bagaimana menavigasi kehidupan di era digital dengan cara yang lebih sehat dan memuaskan. Ajakan Arya Vasco untuk "lebih jauh dari ponsel" bukan hanya sekadar anjuran, melainkan sebuah filosofi hidup yang patut dipertimbangkan oleh semua orang yang merindukan kedalaman dalam hubungan dan kejernihan dalam pikiran.
