BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Malam yang seharusnya menjadi panggung pembuktian bagi Maxence Lacroix bersama Crystal Palace di perempat final Carabao Cup justru berubah menjadi momen kelabu yang tak terlupakan. Pertandingan yang digelar di Emirates Stadium pada Rabu (24/12/2025) dini hari WIB, mempertemukan The Eagles dengan raksasa London Utara, Arsenal. Sejak awal, atmosfer pertandingan terasa intens, dan setiap pemain dituntut untuk tampil maksimal. Namun, bagi Lacroix, laga ini akan dikenang bukan karena aksi heroiknya, melainkan karena dua momen krusial yang berujung pada kekalahan dramatis timnya.
Sejak peluit kick-off dibunyikan, Crystal Palace menunjukkan perlawanan sengit. Mereka berhasil meredam agresivitas serangan Arsenal sepanjang babak pertama, membuat skor tetap imbang tanpa gol. Strategi pertahanan yang solid dan disiplin menjadi kunci The Eagles untuk menahan gempuran The Gunners. Para pemain belakang, termasuk Lacroix, bekerja keras untuk menutup ruang dan memblokir setiap peluang yang datang. Namun, pertahanan kokoh itu akhirnya goyah pada menit ke-80. Sebuah situasi sepak pojok menjadi awal dari petaka bagi Lacroix.
Bermula dari tendangan sudut yang dieksekusi oleh Arsenal, bola pantul hasil kemelut di depan gawang jatuh di kaki Riccardo Calafiori. Pemain tersebut tanpa ragu melepaskan tembakan keras dari jarak dekat. Maxence Lacroix, yang berusaha keras untuk menghalau bola dan mencegah terjadinya gol, justru melakukan kesalahan fatal. Dalam upayanya untuk memotong laju bola, kakinya menyentuh si kulit bundar, dan tanpa bisa dicegah, bola tersebut berbelok arah masuk ke dalam gawangnya sendiri. Own goal yang tidak disengaja ini menjadi gol pembuka keunggulan bagi Arsenal, sebuah pukulan telak bagi Crystal Palace yang sudah bermain apik.
Meski tertinggal, semangat juang Crystal Palace tidak padam. Mereka terus berjuang untuk mencari gol penyeimbang. Keuletan mereka akhirnya membuahkan hasil di menit-menit akhir babak kedua. Memasuki injury time, Marc Guehi berhasil menyarangkan bola ke gawang Arsenal, menyelamatkan timnya dari kekalahan di waktu normal. Gol penyama kedudukan ini membuat skor akhir babak kedua menjadi 1-1, memaksa pertandingan harus dilanjutkan ke babak adu penalti untuk menentukan siapa yang berhak melaju ke babak semifinal Carabao Cup.
Babak adu penalti sendiri berlangsung sangat menegangkan. Kedua tim menunjukkan ketenangan dan kepercayaan diri dalam setiap eksekusi. Skor berjalan ketat, saling balas mencetak gol, hingga akhirnya kedudukan sama kuat 7-7. Ketegangan semakin memuncak ketika setiap tim harus mengirimkan eksekutor kedelapan mereka. William Saliba menjadi algojo kedelapan bagi Arsenal, dan dengan dingin ia berhasil menceploskan bola ke gawang Crystal Palace, membawa Arsenal unggul sementara 8-7.
Kini, nasib Crystal Palace berada di pundak Maxence Lacroix. Ia maju sebagai eksekutor penalti kedelapan bagi timnya, memikul beban harapan seluruh tim dan para pendukung. Dengan penuh tekad, Lacroix mengambil ancang-ancang dan melepaskan tembakan ke sisi kiri gawang. Namun, nasib buruk kembali menghampirinya. Kiper Arsenal, Kepa Arrizabalaga, dengan sigap berhasil membaca arah bola dan menepis tendangan Lacroix. Momen penyelamatan krusial dari Arrizabalaga ini mengakhiri pertandingan.
Kegagalan Maxence Lacroix dalam mengeksekusi tendangan penalti tersebut menjadi penentu kemenangan Arsenal dengan skor akhir 8-7 dalam drama adu penalti. Hasil ini memastikan The Gunners melaju ke babak semifinal Carabao Cup, sementara Crystal Palace harus tersingkir dari kompetisi tersebut. Performa Lacroix dalam pertandingan ini memang patut disayangkan. Berdasarkan catatan Sofascore, ia menjadi pemain bertahan Crystal Palace dengan rating terendah dalam laga tersebut, yakni 6,3. Angka ini mencerminkan dampak dari kesalahannya yang berujung pada own goal serta kegagalannya di babak adu penalti.
Momen ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Maxence Lacroix dan seluruh skuad Crystal Palace. Meskipun kalah dalam pertandingan krusial ini, semangat juang yang mereka tunjukkan, terutama dalam menyamakan kedudukan di menit akhir, patut diapresiasi. Kekalahan ini menjadi pengingat keras bahwa dalam sepak bola, satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal, dan keberuntungan terkadang memainkan peran penting dalam menentukan hasil akhir sebuah pertandingan. Laga melawan Arsenal ini akan dikenang sebagai salah satu pertandingan yang paling dramatis dan menyakitkan bagi pertahanan Crystal Palace, khususnya bagi Maxence Lacroix. Ia harus menghadapi kenyataan pahit: satu malam yang buruk di lapangan hijau, yang diawali dengan gol bunuh diri dan diakhiri dengan kegagalan penalti yang menentukan nasib timnya.
