BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Arsenal kembali menorehkan catatan impresif di Liga Inggris musim ini, memimpin klasemen dengan kokoh di momen krusial jelang Hari Natal. Dengan 39 poin dari 17 pertandingan, The Gunners telah menduduki puncak klasemen selama 10 pekan berturut-turut, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Momentum ini seolah mengindikasikan potensi besar mereka untuk mengakhiri puasa gelar liga yang telah berlangsung lama. Arsenal kerap menunjukkan performa dominan, meraih kemenangan demi kemenangan dengan relatif mudah, sementara para pesaing utama mereka kerap terpeleset dan kehilangan poin krusial.
Namun, di balik performa gemilang tersebut, tersembunyi sebuah statistik yang patut diwaspadai oleh kubu Arsenal dan para pendukungnya. Sejarah membuktikan bahwa memuncaki klasemen Liga Inggris di Hari Natal bukanlah jaminan gelar juara. Justru sebaliknya, bagi Arsenal, posisi teratas di pertengahan musim ini seringkali berujung pada kekecewaan di akhir kompetisi. Fakta ini menjadi "hantu" yang selalu menghantui ambisi The Gunners untuk kembali mengangkat trofi Premier League.
Dalam tujuh pertandingan terakhir, performa Arsenal sedikit tersendat. Setelah rentetan kemenangan yang meyakinkan, mereka sempat mengalami periode yang kurang menggembirakan. Sebelum meraih dua kemenangan beruntun di laga teranyar, Arsenal hanya mampu meraih dua kemenangan dalam lima pertandingan. Sisanya, mereka harus puas dengan dua hasil imbang dan satu kekalahan. Penurunan performa ini, meskipun tidak signifikan, telah memperkecil jarak dengan tim-tim di bawahnya. Keunggulan mereka di puncak klasemen kini hanya tersisa dua poin dari Manchester City yang berada di posisi kedua, dan tiga poin dari Aston Villa di peringkat ketiga.
Mengingat kompetisi belum genap setengah musim berjalan, peluang juara masih sangat terbuka lebar bagi tim-tim papan atas. Persaingan di papan atas Liga Inggris diprediksi akan semakin sengit hingga pekan-pekan terakhir. Arsenal tidak bisa berpuas diri dan harus terus berjuang keras untuk mempertahankan posisi mereka. Apalagi, seperti yang telah disebutkan, ada catatan buruk yang selalu menghantui mereka terkait posisi puncak klasemen saat Natal.
Dikutip dari Livescore, Arsenal memiliki rekor yang kurang menguntungkan. Dari empat kesempatan sebelumnya di mana mereka memuncaki klasemen Liga Inggris pada Hari Natal, Arsenal tidak pernah berhasil mengakhiri musim sebagai juara. Rekor tersebut cukup mencengangkan dan menjadi sebuah pola yang mengkhawatirkan bagi para pendukung The Gunners.
Kesempatan pertama yang tercatat terjadi pada musim 2002/2003. Saat itu, Arsenal memimpin klasemen di Hari Natal, namun akhirnya harus puas menempati posisi runner-up di akhir musim. Kejadian serupa terulang pada musim 2007/2008, di mana Arsenal yang berada di puncak saat Natal, harus kembali finis sebagai runner-up. Catatan buruk ini kembali menghantui Arsenal pada musim 2022/2023, di mana mereka kembali memuncaki klasemen di Hari Natal, namun lagi-lagi harus mengakui keunggulan lawan dan finis di posisi kedua.
Yang lebih ironis, catatan buruk ini kembali terulang pada musim 2023/2024, musim yang sedang berjalan saat berita ini ditulis. Arsenal kembali memimpin klasemen di Hari Natal, namun dengan keunggulan yang semakin menipis. Tiga dari empat kesempatan ini terjadi di bawah kepemimpinan pelatih Mikel Arteta.
Pada musim 2022/2023, Arsenal memimpin klasemen dengan 43 poin dari 16 pertandingan sebelum Natal, unggul 8 poin dari Manchester City. Namun, performa mereka menurun drastis di paruh kedua musim, dan Manchester City berhasil menyalip serta meraih gelar juara. Di musim 2023/2024 ini, Arsenal kembali memimpin klasemen dengan 39 poin dari 17 pertandingan sebelum Natal, unggul 1 poin dari Manchester United di posisi kedua (sebelum MU kalah dan Arsenal naik ke puncak).
Melihat data historis ini, muncul pertanyaan besar: apakah Mikel Arteta dan pasukannya kali ini mampu mematahkan kutukan tersebut? Atau justru mereka akan kembali merasakan pahitnya kekecewaan untuk ketiga kalinya di bawah asuhan Arteta? Tekanan mental akan menjadi faktor krusial. Para pemain Arsenal harus mampu mengatasi beban sejarah dan tidak terpengaruh oleh statistik yang kurang menguntungkan.
Analisis lebih dalam menunjukkan bahwa penurunan performa di paruh kedua musim seringkali menjadi biang keladi kegagalan Arsenal meraih gelar juara ketika mereka memimpin di Hari Natal. Faktor kelelahan fisik dan mental, cedera pemain kunci, serta kekuatan tim-tim pesaing yang terus berbenah, seringkali menjadi tantangan yang sulit diatasi oleh The Gunners.
Musim ini, Manchester City, dengan kedalaman skuad dan pengalaman mereka dalam perburuan gelar, tetap menjadi ancaman terbesar. Aston Villa yang tampil mengejutkan di bawah Unai Emery juga telah membuktikan diri sebagai tim yang solid dan patut diperhitungkan. Liverpool, meskipun sempat tertinggal, juga memiliki kapasitas untuk bangkit dan bersaing di papan atas.
Oleh karena itu, bagi Arsenal, mempertahankan konsistensi adalah kunci. Mereka perlu belajar dari kesalahan di masa lalu dan memastikan bahwa euforia di puncak klasemen tidak membuat mereka terlena. Peningkatan performa yang sempat sedikit menurun perlu segera dibenahi. Kedalaman skuad juga akan diuji seiring berjalannya kompetisi yang padat.
Sejarah memang seringkali berulang, namun tidak selalu. Ada kemungkinan Arsenal kali ini akan menjadi tim yang mematahkan tradisi buruk tersebut. Performa mereka di awal musim menunjukkan bahwa tim ini memiliki kualitas dan mentalitas yang berbeda dari musim-musim sebelumnya. Namun, untuk mewujudkan mimpi menjadi juara, mereka harus mampu melewati ujian terberat: konsistensi hingga akhir musim, dan yang terpenting, mematahkan kutukan Natal.
Berikut adalah rangkuman posisi akhir Arsenal saat memuncaki klasemen di Hari Natal dalam beberapa musim terakhir:
- 2002/2003: Posisi Akhir – Runner-up (2)
- 2007/2008: Posisi Akhir – Peringkat Ketiga (3)
- 2022/2023: Posisi Akhir – Runner-up (2)
- 2023/2024: Posisi Akhir – (Masih Berjalan, namun memimpin di Hari Natal)
Data ini menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi Arsenal di paruh kedua musim selalu berat, bahkan ketika mereka berada di posisi terdepan. Pertarungan menuju gelar juara Liga Inggris musim ini diprediksi akan menjadi salah satu yang paling menegangkan dalam beberapa tahun terakhir, dan Arsenal harus membuktikan bahwa mereka mampu mengubah sejarah yang telah terukir.
