BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Ken Chu, salah satu anggota grup idola legendaris F4, kembali menjadi sorotan publik menyusul keputusannya yang tidak dapat bergabung dalam konser reuni F4 yang telah dinanti-nantikan banyak penggemar. Ketidakikutsertaan Ken Chu ini sempat memicu spekulasi adanya perselisihan dengan anggota F4 lainnya, serta gesekan dengan agensi yang menaungi mereka, Mayday, yaitu B’in Music. Menanggapi berbagai isu yang beredar, Ken Chu akhirnya memberikan klarifikasi dan permintaan maaf melalui akun Instagram pribadinya pada tanggal 25 Desember 2025. Pernyataan ini datang setelah ia merasa terus-menerus menjadi sasaran perundungan di media sosial sejak reuni F4 pada September lalu, yang menurutnya telah memberikan tekanan psikologis yang signifikan.
Dalam pernyataan yang dibagikan pada Minggu, 28 Desember 2025, Ken Chu, yang memiliki nama lengkap Zhu Xiaotian, mengakui bahwa dirinya sempat kehilangan kendali emosi akibat tekanan tersebut, yang berujung pada penyampaian pernyataan yang kurang pantas dan menimbulkan kontroversi berkepanjangan. Ia secara rinci menjelaskan kronologi dan perasaannya di balik serangkaian kejadian yang membuatnya harus buka suara. Pernyataan panjang yang ditulis dalam bahasa Mandarin ini, kemudian diterjemahkan dan dibagikan kepada publik, mencakup berbagai aspek, mulai dari pelecehan daring, kekerasan siber, hingga dampak terhadap kehidupan pribadi dan profesionalnya.
Penyanyi asal Taiwan yang kini berusia 46 tahun itu, memulai klarifikasinya dengan menyatakan bahwa sejak masalah terkait reuni F4 muncul pada bulan September 2025, ia secara konstan menjadi target pelecehan daring dan kekerasan siber. Fenomena ini, menurutnya, telah memberikan tekanan psikologis yang sangat besar, yang semakin memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Ia tidak hanya merasa terganggu secara profesional, tetapi juga secara pribadi, di mana kehidupan keluarganya yang damai ikut terpengaruh, membuatnya mengalami kelelahan fisik dan mental yang mendalam. Serangan jahat yang terus-menerus, ditambah dengan pelecehan terhadap privasi pribadinya, menjadi pemicu utama ia kehilangan kendali emosi.
"Di bawah serangan jahat yang terus-menerus serta pelecehan terhadap privasi pribadi saya, saya kehilangan kendali emosi dan menyampaikan pernyataan yang tidak pantas dalam komunikasi pribadi dengan pihak lain. Pernyataan tersebut kemudian tersebar dan menimbulkan kontroversi yang tidak perlu, serta secara objektif menyita perhatian publik. Atas hal ini, saya dengan tulus menyampaikan permohonan maaf kepada publik," demikian bunyi sebagian klarifikasi Ken Chu, menunjukkan penyesalannya atas pernyataan yang telah terlanjur tersebar dan menimbulkan kegaduhan.
Lebih lanjut, Ken Chu menyatakan bahwa setelah insiden tersebut menjadi topik pembicaraan luas, ia telah melakukan refleksi mendalam terhadap kata-kata dan tindakannya. Ia menyadari bahwa dalam menghadapi perselisihan, ia gagal menahan emosinya secara rasional dan tidak merespons dengan cara yang tepat, sehingga memberikan contoh yang buruk. Kesadaran ini mendorongnya untuk kembali menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh publik.

Tak hanya itu, Ken Chu juga mengklarifikasi pernyataannya sebelumnya mengenai "Mainland-Taiwan platform" yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Ia menegaskan bahwa klarifikasi ini merupakan bagian dari komitmennya untuk bersikap jujur dan transparan, serta menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas kesalahpahaman yang mungkin ditimbulkan oleh pernyataannya tersebut. Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian dan pengawasan yang rasional, sembari kembali memohon maaf dari hati yang terdalam.
Dalam permohonannya, Ken Chu juga secara hormat meminta kepada semua orang untuk menghormati privasinya dan privasi keluarganya. Ia berharap agar masyarakat dapat bersama-sama menjaga lingkungan daring yang bersih dan sehat, bebas dari perundungan dan ujaran kebencian. Ia berjanji bahwa ke depannya, ia akan lebih berhati-hati dalam setiap perkataan dan tindakan yang ia lakukan. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersikap rasional dalam menyikapi setiap pernyataan yang beredar di dunia maya, serta tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu kebenarannya.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Zhu Xiaotian (Ken Chu) ini menjadi penutup dari rentetan spekulasi dan perdebatan yang mengiringi ketidakhadirannya dalam konser reuni F4. Ia berharap dengan klarifikasi dan permintaan maaf ini, polemik yang terjadi dapat segera mereda dan ia dapat kembali fokus pada karier serta kehidupan pribadinya tanpa gangguan yang tidak semestinya.
Sebagai informasi tambahan, personel F4 lainnya, yaitu Jerry Yan, Vic Chou, dan Vanness Wu, memang telah mengumumkan tur bertajuk "FOREVER City of Stars". Konser ini dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 19-22 Desember 2025 di Mercedes-Benz Arena Shanghai, China. Tur ini akan menampilkan kolaborasi dengan musisi ternama seperti Ashin dari Mayday dan Jay Chou, namun tanpa kehadiran Ken Chu. Keputusan Ken Chu untuk tidak bergabung dalam tur ini, yang kini diperjelas melalui pernyataannya, memang menjadi pukulan bagi para penggemar yang telah lama menantikan reuni lengkap F4. Namun, di balik itu, tersimpan cerita tentang tekanan yang dihadapi seorang figur publik dalam era digital yang serba terhubung, di mana batas antara kehidupan pribadi dan publik semakin tipis, dan kata-kata di dunia maya dapat memiliki dampak yang sangat besar.
Kasus Ken Chu ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak, termasuk selebriti dan publik, mengenai pentingnya menjaga etika berkomunikasi di dunia maya. Dampak dari perundungan siber dan ujaran kebencian tidak bisa diremehkan, dan dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang secara serius. Permintaan maaf Ken Chu, meskipun datang setelah kontroversi, menunjukkan kesadaran akan kesalahannya dan keinginan untuk memperbaiki keadaan.
Semoga dengan klarifikasi ini, masyarakat dapat lebih memahami sudut pandang Ken Chu dan memberikan ruang bagi dirinya untuk melakukan introspeksi dan pemulihan. Perundungan siber adalah masalah serius yang harus ditangani bersama, dan setiap individu memiliki peran dalam menciptakan lingkungan daring yang lebih positif dan aman. Pernyataan Ken Chu juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di kalangan figur publik yang kerap menjadi sasaran opini publik yang beragam.
