MacBook Air 13 inci, pada pandangan pertama, mungkin tidak menawarkan kejutan revolusioner. Desain yang telah familiar, layar yang sama, dan bahkan tata letak port yang tidak berubah sejak era M2, semuanya menunjukkan bahwa Apple memilih jalur evolusi daripada revolusi. Namun, justru dalam konsistensinya inilah letak kekuatan MacBook Air terbaru dengan chip M4. Ia tidak berambisi menjadi sesuatu yang benar-benar baru, melainkan menyempurnakan identitas lamanya sebagai laptop Apple yang paling masuk akal dan relevan untuk sebagian besar pengguna.
Tahun ini, Apple akhirnya mengambil dua langkah strategis yang telah lama dinantikan oleh banyak konsumen: menurunkan harga awal dan secara signifikan meningkatkan standar spesifikasi dasar. MacBook Air M4 kini dibanderol mulai Rp 16.799.000, sebuah penyesuaian harga yang membuatnya lebih terjangkau dibandingkan generasi sebelumnya saat pertama kali diluncurkan, mengembalikan posisi harga awal Air sebelum transisi ke chip M2. Lebih penting lagi, kapasitas RAM paling rendah yang ditawarkan kini langsung 16 GB. Bagi sebagian besar pengguna, keputusan Apple untuk menyertakan RAM 16 GB sebagai standar dan menekan harga jauh lebih krusial dan memberikan nilai tambah yang nyata dibandingkan sekadar perubahan desain kosmetik. Ini adalah langkah yang menegaskan komitmen Apple untuk menghadirkan performa yang lebih mumpuni pada segmen "laptop rakyat" mereka.
Daftar Isi
Desain
MacBook Air M4 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Bagi Anda yang sudah akrab dengan MacBook Air M2 atau M3, pengalaman fisik saat memegang MacBook Air M4 akan terasa hampir identik. Filosofi desain "jika tidak rusak, jangan diperbaiki" tampaknya menjadi pedoman Apple. Bodi aluminium pipih dengan sudut membulat yang khas, ketebalan yang konsisten di seluruh bagian, dan bobot sekitar 1,24 kg masih menjadikannya salah satu laptop paling nyaman dan mudah untuk dibawa bepergian, baik untuk pekerjaan, kuliah, maupun hiburan. Desain unibodi ini tidak hanya memberikan estetika yang bersih dan minimalis, tetapi juga berkontribusi pada kekuatan dan durabilitas perangkat.
Layar 13,6 inci Liquid Retina dengan refresh rate 60 Hz juga tetap dipertahankan. Panel ini memang masih sangat terang, tajam, dan mampu mereproduksi warna dengan akurat, membuat pengalaman bekerja berjam-jam tetap nyaman, bahkan untuk tugas-tugas yang membutuhkan akurasi warna tertentu. Namun, di tahun 2025, mempertahankan refresh rate 60 Hz pada lini non-Pro terasa seperti langkah yang konservatif. Banyak kompetitor di segmen harga yang sama telah beralih ke layar dengan refresh rate lebih tinggi (90 Hz atau 120 Hz) yang menawarkan pengalaman visual lebih mulus, terutama saat scrolling atau bermain game. Ketiadaan opsi nano-texture glass, yang tersedia di MacBook Pro atau Studio Display, juga cukup disayangkan. Fitur ini sangat membantu mengurangi pantulan cahaya, terutama saat bekerja di lingkungan dengan pencahayaan yang terang atau di luar ruangan, sebuah skenario yang sering dihadapi oleh pengguna MacBook Air yang mobilitasnya tinggi.
Konektivitas port juga tidak mengalami perubahan: dua port USB-C Thunderbolt/USB 4, port pengisian daya MagSafe, dan jack audio 3,5 mm. Tidak lebih, tidak kurang. Untuk penggunaan sehari-hari yang ringan, seperti browsing atau mengetik dokumen, mungkin sudah memadai. Namun, begitu Anda mulai menghubungkan monitor eksternal, SSD eksternal untuk transfer data, atau aksesori lainnya, kebutuhan akan dongle atau hub USB-C kembali menjadi tak terhindarkan. Di titik ini, MacBook Air seolah terus menegaskan prioritasnya: desain tipis dan ringan lebih diutamakan daripada fleksibilitas konektivitas yang ekstensif, meninggalkan ruang bagi MacBook Pro untuk mendominasi di sisi tersebut.
Apple memperkenalkan satu warna baru: Sky Blue. Nuansa warna ini sangat lembut, nyaris seperti perak yang sedikit kebiruan, dan memancarkan kesan elegan tanpa terlalu mencolok. Cantik, tentu saja. Namun, apakah berani? Rasanya tidak juga. Mengingat segmen pasar MacBook Air yang luas, termasuk pelajar dan kreator muda yang mungkin mendambakan ekspresi yang lebih cerah, MacBook Air sebenarnya pantas mendapatkan pilihan warna yang lebih berani dan ngejreng, seperti yang pernah Apple lakukan dengan iMac atau bahkan iPhone. Warna yang lebih vibran bisa menjadi pembeda dan daya tarik tersendiri di pasar yang semakin kompetitif.
Webcam dan Audio
MacBook Air M4 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Salah satu pembaruan perangkat keras yang patut dicatat dan cukup signifikan terletak pada sektor webcam. Apple kini menyematkan kamera 12 MP dengan dukungan fitur Center Stage. Peningkatan resolusi ini secara langsung berdampak pada kualitas gambar yang lebih tajam dan detail, terutama dalam kondisi pencahayaan yang memadai. Wajah terlihat lebih jelas, warna lebih akurat, dan noise lebih minim dibandingkan dengan webcam 1080p pada generasi sebelumnya. Fitur Center Stage sendiri, yang secara otomatis melacak dan menjaga subjek tetap berada di tengah frame saat panggilan video, bisa menjadi sangat berguna untuk sebagian orang, terutama mereka yang sering bergerak saat meeting online atau presentasi. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua pengguna menyukai gerakan pan dan zoom otomatis yang terkadang terasa terlalu agresif atau mengganggu konsentrasi.
Sistem audio empat speaker pada MacBook Air M4 masih menjadi salah satu yang terbaik di kategori laptop tipis. Kualitas suaranya luar biasa lantang, bersih, dan menawarkan separasi stereo yang baik untuk ukuran bodi yang sangat ramping ini. Pengalaman mendengarkan musik, menonton film, atau bahkan sekadar panggilan video menjadi lebih imersif dan menyenangkan. Suara yang dihasilkan memiliki kedalaman yang cukup baik, dengan detail yang jelas pada frekuensi menengah dan tinggi, serta bass yang terasa meski tidak dominan.
Selain itu, tiga mikrofon dengan kualitas studio juga membuat MacBook Air tetap menjadi perangkat andalan untuk berbagai kebutuhan komunikasi. Mikrofon ini dirancang untuk menangkap suara dengan jernih dan meminimalkan kebisingan latar belakang, menjadikannya pilihan ideal untuk meeting online yang profesional, merekam podcast ringan, atau bahkan sekadar mengirim voice note panjang tanpa khawatir kualitas suara yang buruk. Kemampuan ini sangat krusial di era kerja hybrid dan komunikasi daring yang semakin masif.
Performa
Chip M4 menjadi bintang utama dari MacBook Air generasi ini, dan menjadi alasan utama mengapa laptop ini begitu menarik. Dibangun di atas proses fabrikasi 3 nm generasi kedua, M4 tidak hanya menawarkan peningkatan efisiensi daya tetapi juga lonjakan performa yang signifikan dibandingkan M3, meskipun bagi pengguna M3, peningkatannya mungkin tidak terasa drastis dalam penggunaan sehari-hari. Namun, dampaknya akan jauh lebih terasa dan transformatif jika Anda beralih dari MacBook Air M1 atau bahkan MacBook berbasis Intel yang lebih tua.
Konfigurasi dasar MacBook Air M4 sudah sangat menarik: CPU 10-core (terdiri dari 4 core performa dan 6 core efisiensi), GPU 8-core atau 10-core, RAM 16 GB, dan penyimpanan internal mulai dari 256 GB. Apple akhirnya mengakhiri era RAM 8 GB sebagai standar, sebuah langkah yang sebenarnya sangat terlambat jika dibandingkan dengan standar laptop-laptop berbasis Windows di segmen harga yang sama. Ini adalah keputusan yang disambut baik oleh banyak pihak.
Sebagai pengguna MacBook Air M1 dengan RAM 8 GB untuk laptop harian, saya harus mengakui bahwa sebelum menjajal Air M4 dengan RAM 16 GB, perangkat M1 saya terasa baik-baik saja untuk tugas-tugas rutin. Ya, memang sudah mulai melambat pada beban kerja tertentu, namun belum sampai pada tahap yang membuat frustrasi seperti pengalaman menggunakan laptop atau bahkan desktop PC Windows dengan RAM 8 GB yang cenderung lebih cepat terasa sesak. Namun, saat pertama kali menjajal Air M4 dengan RAM 16 GB, perbedaan performanya jelas terasa sangat jauh.
Puluhan tab Chrome yang terbuka bersamaan, beberapa aplikasi pesan aktif di latar belakang, streaming musik berkualitas tinggi, hingga editing foto ringan di Adobe Lightroom atau Pixelmator Pro berjalan tanpa hambatan berarti. Sistem terasa responsif dan lancar, mampu menangani multitasking berat dengan mudah. Ada beberapa momen di mana sistem terasa hangat saat beban kerja ekstrem, seperti rendering video atau menjalankan game berat dalam waktu lama, namun kejadian semacam itu jarang dan tidak konsisten, serta tidak sampai menyebabkan throttling parah yang mengganggu.
GPU M4 kini mendukung teknologi canggih seperti ray tracing, mesh shading, dan dynamic caching. Fitur-fitur ini sebelumnya lebih identik dengan Mac kelas Pro yang dirancang untuk pekerjaan grafis intensif. Untuk editing video ringan di Final Cut Pro atau DaVinci Resolve, pengolahan foto kompleks, hingga gaming kasual yang lebih modern, performanya sudah lebih dari cukup. Game-game seperti Baldur’s Gate 3 atau Lies of P dapat dimainkan dengan pengaturan menengah ke tinggi pada resolusi native layar, sebuah pencapaian yang mengesankan untuk laptop tanpa kipas. Namun, penting untuk diingat bahwa jika Anda membutuhkan laptop yang dibebani tugas berat seperti mengedit video dengan resolusi tinggi (4K ke atas) secara terus-menerus, rendering 3D, atau kompilasi kode yang masif, MacBook Pro tetap menjadi pilihan yang lebih tepat dengan sistem pendingin aktifnya yang superior.
Apple Intelligence dan AI di MacBook Air
Kehadiran chip M4 juga menjadi fondasi yang krusial bagi implementasi Apple Intelligence. Dengan pembaruan macOS Sequoia (dan kini Tahoe, nama kode untuk versi macOS yang akan datang), pengguna MacBook Air M4 akan mendapatkan akses penuh ke berbagai fitur AI generatif yang terintegrasi secara mendalam. Fitur-fitur seperti Writing Tools, yang mampu membantu menyusun, meringkas, atau merevisi teks, hingga Clean Up di aplikasi Photos yang memungkinkan penghapusan objek yang tidak diinginkan dengan mudah, semuanya akan berjalan mulus di MacBook Air M4. Bahkan integrasi Siri yang kini lebih cerdas dan terintegrasi dengan ChatGPT akan memanfaatkan kemampuan Neural Engine pada chip M4.

Yang menarik, semua pemrosesan AI ini sebagian besar berjalan secara on-device, langsung di chip M4, tanpa kesan dipaksakan atau membebani sistem. Ini berarti fitur-fitur AI dapat diakses dengan cepat, menjaga privasi pengguna, dan tidak memerlukan koneksi internet yang stabil untuk setiap operasi. AI di sini tidak terasa sebagai gimmick semata yang hanya berfungsi untuk memamerkan spesifikasi. Sebaliknya, ia hadir sebagai asisten kecil yang cerdas, dirancang untuk secara autentik membantu meningkatkan produktivitas, menyederhanakan tugas-tugas sehari-hari, dan memperkaya pengalaman pengguna, alih-alih hanya menjadi fitur pamer yang jarang digunakan. Dan justru di laptop "rakyat" seperti MacBook Air, pendekatan AI yang praktis dan terintegrasi ini terasa paling masuk akal dan memberikan nilai tambah yang nyata.
Multi Display dan Produktivitas
Salah satu peningkatan penting lainnya yang mungkin terlihat kecil namun memiliki dampak besar bagi produktivitas adalah dukungan untuk dua monitor eksternal secara bersamaan, tanpa harus menutup layar laptop internal. Sebelumnya, MacBook Air hanya mampu mendukung satu monitor eksternal. Kini, MacBook Air M4 dapat terhubung dengan satu layar 6K pada 60Hz dan satu layar 5K pada 60Hz secara bersamaan, sambil tetap menggunakan layar internalnya.
Untuk pengguna yang membutuhkan ruang kerja lebih luas dan terbiasa dengan lingkungan multitasking menggunakan banyak monitor, ini adalah perubahan yang sangat berarti. Misalnya, seorang pengembang dapat memiliki kode di satu layar eksternal, dokumentasi di layar eksternal kedua, dan aplikasi komunikasi atau referensi di layar internal laptop. Seorang kreator konten dapat mengedit video di satu layar besar, melihat pratinjau di layar lain, dan mengelola timeline di layar laptop.
Bagi pengguna yang terbiasa bekerja dengan banyak jendela dan workspace virtual, kemampuan MacBook Air M4 ini secara signifikan menghilangkan batasan yang ada pada generasi sebelumnya. Fitur ini mengubah MacBook Air dari sekadar laptop portabel menjadi stasiun kerja yang lebih kapabel dan fleksibel, mampu menangani kebutuhan profesional yang lebih kompleks tanpa harus beralih ke lini MacBook Pro yang lebih mahal dan berat. Ini adalah peningkatan yang memperkuat posisi Air sebagai pilihan rasional bagi mereka yang mencari keseimbangan antara portabilitas dan kemampuan.
Baterai
Soal daya tahan, MacBook Air M4 dengan bangga mempertahankan reputasi luar biasa dari para pendahulunya, bahkan mungkin sedikit meningkatkannya berkat efisiensi chip M4. Apple mengklaim daya tahan baterai hingga 15 jam untuk browsing web nirkabel dan hingga 18 jam untuk pemutaran film di aplikasi Apple TV. Dalam penggunaan nyata sehari-hari, laptop ini dengan mudah mampu bertahan sepanjang hari kerja penuh. Bahkan dengan penggunaan yang cukup intensif, seperti menjalankan beberapa aplikasi berat, puluhan tab browser, dan streaming video, mencapai 12-13 jam bukan lagi angka yang sulit dicapai.
Efisiensi chip M4 terasa sangat nyata di sini. Desain tanpa kipas pada MacBook Air tidak berarti perangkat ini akan cepat panas atau boros daya. Sebaliknya, chip M4 dirancang untuk menjalankan tugas-tugas berat dengan konsumsi daya minimal, sehingga laptop tetap dingin dalam banyak skenario penggunaan. Ketiadaan kipas juga menjadi keuntungan tersendiri bagi kenyamanan kerja, memastikan lingkungan yang hening dan bebas dari suara bising yang mengganggu. Pengisian daya juga fleksibel, bisa melalui MagSafe yang praktis dengan koneksi magnetik yang mudah dilepas pasang, atau melalui salah satu port USB-C, memberikan opsi pengisian daya yang universal dan nyaman.
Kesimpulan: MacBook Air yang Paling Rasional
MacBook Air M4 bukanlah laptop yang hadir dengan spesifikasi atau fitur yang akan membuat pengguna lama terkejut dengan inovasi radikal. Tidak ada desain bodi yang sepenuhnya baru, tidak ada layar ProMotion 120 Hz yang sangat dinantikan, dan tidak ada penambahan port yang revolusioner. Semuanya terasa seperti serangkaian peningkatan yang incremental, bersifat evolusioner daripada revolusioner.
Namun, justru di situlah letak kekuatan terbesar dan daya tarik utamanya. Dengan harga yang lebih terjangkau di titik masuknya, kapasitas RAM dasar yang kini menjadi 16 GB, performa chip M4 yang efisien dan mumpuni, serta daya tahan baterai yang luar biasa panjang, MacBook Air M4 adalah MacBook paling masuk akal dan paling rasional untuk sebagian besar orang di pasar saat ini. Ia menawarkan paket komplit yang sangat sulit dikalahkan di segmennya.
Jika Anda masih menggunakan MacBook berbasis Intel atau bahkan MacBook Air M1, ini adalah upgrade yang sangat, sangat layak dan akan terasa seperti lompatan generasi yang signifikan, baik dari segi performa maupun pengalaman pengguna secara keseluruhan. Namun, jika Anda adalah pengguna MacBook Air M2 atau M3, peningkatan yang ditawarkan M4 mungkin belum cukup menggoda untuk segera melakukan upgrade, kecuali jika fitur-fitur AI dari Apple Intelligence atau dukungan dual monitor eksternal menjadi kebutuhan esensial Anda. Tetapi, bagi pembeli baru yang mencari laptop Apple pertama atau pengganti laptop lama, MacBook Air M4 adalah definisi dari laptop Apple yang matang: mungkin tidak sempurna di setiap aspek, tetapi nyaris selalu tepat sasaran dalam memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mayoritas pengguna. Dan, setidaknya untuk saya, itu sudah lebih dari cukup untuk menjadikannya pilihan terbaik di kelasnya.
