0

Bukan Galaxy Z Fold8, Ini Senjata Samsung untuk Lawan iPhone Fold

Share

Setelah bertahun-tahun bereksperimen dan menyempurnakan teknologi layar lipat, mulai dari desain clamshell Galaxy Z Flip hingga format buku Galaxy Z Fold, Samsung kini siap melangkah lebih jauh. Bahkan, konsep-konsep futuristik seperti Galaxy Z Tri-Fold yang sempat diperkenalkan telah menunjukkan visi Samsung untuk perangkat dengan lebih dari satu lipatan. Laporan eksklusif dari media Korea Selatan, ETNews, menguak bahwa ‘Wide Fold’ akan menjadi amunisi terbaru Samsung yang dijadwalkan meluncur pada tahun 2026. Ini adalah sebuah upaya proaktif untuk memposisikan diri di garis depan sebelum Apple secara resmi memasuki arena ponsel lipat, sebuah langkah yang sangat krusial mengingat potensi Apple untuk mendefinisikan ulang ekspektasi konsumen.

Berbeda dengan Galaxy Z Fold yang cenderung memiliki rasio layar memanjang saat dibuka, ‘Wide Fold’ akan mengadopsi desain ‘buku’ yang lebih lebar dan lebih proporsional, menjanjikan pengalaman visual yang jauh lebih lapang dan mirip tablet mini. Bayangkan sebuah kanvas digital yang lebih luas di genggaman Anda, dirancang untuk memaksimalkan produktivitas dan konsumsi media. Menurut ETNews, layar utama perangkat ini akan berukuran 7,6 inci, sedikit lebih besar dari layar internal Galaxy Z Fold saat ini, namun dengan perbedaan krusial pada rasio aspeknya. Dengan rasio layar utama 4:3, ‘Wide Fold’ akan menyerupai paspor saat dibuka, memberikan area pandang yang lebih kotak dan ideal untuk berbagai aplikasi, mulai dari membaca e-book, menjelajahi web, hingga mengedit dokumen. Layar penutup (cover screen) juga akan memiliki ukuran yang proporsional, yaitu 5,4 inci, memastikan perangkat tetap ergonomis saat dilipat dan digunakan sebagai smartphone konvensional dengan satu tangan.

Keputusan Samsung untuk mengembangkan ‘Wide Fold’ dengan rasio 4:3 bukanlah kebetulan semata. Ini adalah respons langsung dan strategis terhadap spekulasi mengenai iPhone lipat pertama yang kabarnya juga akan memiliki layar utama berukuran sekitar 7,58 inci dengan rasio 4:3, seperti dikutip dari Android Authority pada Senin (22/12/2025). Samsung, yang telah lama menjadi pionir tak terbantahkan di segmen ini, tidak ingin memberikan celah bagi Apple untuk mendefinisikan ulang standar ponsel lipat atau mengambil alih narasi inovasi. Dengan ‘Wide Fold,’ Samsung berambisi untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mampu menandingi, tetapi juga melampaui ekspektasi yang mungkin akan dibawa oleh Apple, sekaligus menawarkan pengalaman yang sudah terbukti lebih matang.

Sumber yang dikutip ETNews menggarisbawahi bahwa desain layar yang lebih lebar pada ‘Wide Fold’ secara signifikan akan meningkatkan stabilitas dan kenyamanan penggunaan. Ketika dibuka, perangkat ini akan terasa lebih seimbang dan mudah dipegang dengan kedua tangan, mirip dengan memegang sebuah buku atau tablet mini. Ini adalah peningkatan ergonomis yang penting, terutama bagi pengguna yang sering memanfaatkan layar besar untuk multitasking, membaca e-book, menonton video, atau bahkan bermain game. Keseimbangan yang lebih baik akan mengurangi kelelahan saat penggunaan jangka panjang dan memberikan pengalaman yang lebih premium secara keseluruhan. Selain desain baru yang ergonomis, Galaxy Wide Fold kabarnya juga akan mendukung fitur wireless charging 25W. Fitur pengisian daya nirkabel yang cepat ini diprediksi akan debut lebih dulu di Galaxy S26 Ultra pada awal tahun 2026, sebelum akhirnya diboyong ke ponsel layar lipat terbaru Samsung ini. Integrasi fitur pengisian daya yang efisien ini akan semakin menambah nilai dan kenyamanan bagi pengguna yang mengandalkan perangkat mereka sepanjang hari.

Hal yang menarik dan patut digarisbawahi adalah ‘Wide Fold’ tidak dimaksudkan untuk menggantikan posisi Galaxy Z Fold. Sebaliknya, Samsung disebut akan merilis tiga ponsel layar lipat pada tahun 2026, yaitu Galaxy Z Flip8, Galaxy Z Fold8, dan tentu saja, Galaxy Wide Fold. Strategi ini menunjukkan pendekatan Samsung yang komprehensif dan multi-pronged untuk mendominasi pasar ponsel lipat dari berbagai segmen. Galaxy Z Flip8 akan terus melayani pasar yang mencari desain ringkas, fashionable, dan mudah dibawa dalam saku. Galaxy Z Fold8 akan melanjutkan warisan sebagai perangkat produktivitas premium dengan format buku yang sudah mapan, ideal untuk eksekutif dan profesional yang membutuhkan kekuatan komputasi seluler. Sementara itu, ‘Wide Fold’ akan mengisi ceruk pasar yang menginginkan pengalaman tablet sejati dalam format lipat, sekaligus menjadi ujung tombak Samsung dalam persaingan langsung dengan Apple di segmen foldable yang berorientasi pada layar lebar.

Desain layar 4:3 pada ‘Wide Fold’ menjanjikan pengalaman yang transformatif, terutama dalam konteks konsumsi konten dan produktivitas. Untuk konsumsi konten, rasio ini sangat ideal untuk membaca artikel berita, e-book, atau melihat dokumen PDF, karena dapat menampilkan lebih banyak teks tanpa perlu sering menggulir. Video dengan rasio 16:9 mungkin akan memiliki bilah hitam di sisi, tetapi video dengan rasio 4:3 atau 3:2 akan terlihat penuh dan imersif. Untuk produktivitas, layar yang lebih lebar dan proporsional akan menjadi keuntungan besar untuk fitur multi-window dan split-screen. Membandingkan dua dokumen, mengedit spreadsheet yang kompleks, melakukan video conference sambil mencatat poin-poin penting, atau bahkan coding on-the-go akan terasa jauh lebih alami dan efisien. Samsung dengan antarmuka One UI-nya telah menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa untuk layar lipat, dan diharapkan akan ada optimasi lebih lanjut untuk rasio 4:3 ini, memungkinkan aplikasi berjalan mulus dan memaksimalkan setiap piksel yang tersedia. Pengembangan software yang spesifik untuk rasio ini akan menjadi kunci keberhasilan ‘Wide Fold’ dalam memberikan pengalaman tablet yang sesungguhnya.

Sejak memperkenalkan Galaxy Fold generasi pertama yang penuh tantangan pada tahun 2019, Samsung telah menjadi pelopor tak terbantahkan di industri ponsel lipat. Mereka tidak hanya menciptakan pasar, tetapi juga terus mendorong batas-batas inovasi dan mengatasi berbagai rintangan teknis. Dari mengatasi masalah durabilitas layar dan mekanisme engsel, menyempurnakan teknologi UTG (Ultra Thin Glass), hingga mengurangi lipatan layar (crease) yang mengganggu, setiap iterasi Galaxy Z Fold dan Z Flip telah menjadi bukti komitmen dan keahlian rekayasa Samsung. Konsep-konsep seperti Galaxy Z Tri-Fold yang sempat dipamerkan di berbagai pameran teknologi menunjukkan visi jangka panjang Samsung untuk masa depan perangkat yang bisa dilipat dan bahkan digulir. ‘Wide Fold’ adalah langkah logis berikutnya dalam evolusi ini, sebuah bukti bahwa Samsung tidak berpuas diri dengan status quo dan selalu mencari cara untuk menghadirkan pengalaman baru bagi penggunanya.

Kedatangan Apple ke pasar ponsel lipat adalah momen yang sangat dinantikan dan berpotensi mengubah lanskap industri secara drastis. Meskipun Samsung dan produsen Android lainnya seperti Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Google (dengan Pixel Fold) telah merilis berbagai model lipat yang inovatif, kehadiran Apple seringkali memvalidasi sebuah kategori produk dan menarik perhatian konsumen mainstream secara massal. Apple memiliki kekuatan pemasaran dan ekosistem yang luar biasa yang dapat mendorong adopsi teknologi lipat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Samsung memahami dinamika pasar ini dengan baik. Oleh karena itu, meluncurkan ‘Wide Fold’ sebagai perangkat yang secara langsung menantang iPhone Fold, bahkan sebelum iPhone Fold itu sendiri dirilis, adalah strategi cerdik untuk mempertahankan kepemimpinan, menunjukkan kesiapan Samsung dalam menghadapi kompetisi paling ketat, dan memberikan konsumen pilihan yang superior sejak awal.

Tanggal peluncuran ‘Wide Fold’ pada musim gugur 2026, yang diperkirakan akan bertepatan dengan debut iPhone 18 series dan kemungkinan iPhone Fold, menunjukkan pertarungan sengit yang akan terjadi di segmen premium. Dari sisi harga, diperkirakan ‘Wide Fold’ akan menempatkan diri di segmen ultra-premium, mungkin setara atau sedikit di atas Galaxy Z Fold series saat ini, mengingat inovasi desain dan teknologinya. Potensi integrasi fitur-fitur canggih lainnya yang menjadi ciri khas Samsung, seperti dukungan S Pen yang lebih baik untuk layar yang lebih lebar, kamera bawah layar (under-display camera) generasi terbaru yang tidak terlihat, atau bahkan material bodi yang lebih ringan dan kuat, akan menjadi daya tarik tambahan yang membedakannya dari kompetitor. Samsung tidak hanya berambisi untuk menjual perangkat, tetapi juga untuk membentuk narasi tentang bagaimana ponsel lipat seharusnya berfungsi dan terasa, terutama bagi mereka yang mencari perangkat yang dapat menggabungkan fungsi smartphone dan tablet secara sempurna. Mereka ingin memastikan bahwa ketika konsumen berpikir tentang ponsel lipat premium dengan pengalaman mirip tablet, ‘Wide Fold’ adalah yang pertama terlintas di benak.

Dengan ‘Wide Fold,’ Samsung mengirimkan pesan yang jelas kepada seluruh industri dan terutama kepada Apple: mereka siap untuk pertempuran. Ini bukan sekadar penambahan produk ke dalam portofolio yang sudah kaya, melainkan sebuah deklarasi perang teknologi, sebuah senjata yang dirancang khusus untuk menghadapi tantangan terbesar dari Cupertino. Tahun 2026 akan menjadi saksi bisu pertarungan sengit antara dua raksasa teknologi ini di arena ponsel lipat. Dan satu hal yang pasti, konsumenlah yang akan diuntungkan dari inovasi tanpa henti ini, dengan pilihan perangkat lipat yang semakin beragam dan canggih, memenuhi setiap kebutuhan dan preferensi, mulai dari gaya hidup hingga produktivitas tinggi. Samsung terus membuktikan bahwa masa depan teknologi seluler adalah masa depan yang fleksibel dan penuh kejutan.