0

Fuji Klarifikasi Cap Anak Dugem Setelah Baca Semua Komentar Netizen, Ungkap Alasan di Balik Penampilannya di Tempat Hiburan Malam

Share

BOSSPULSA.COM, Yogyakarta – Fuji, sosok publik figur yang kerap disorot publik, akhirnya angkat bicara mengenai berbagai label yang disematkan kepadanya oleh netizen, terutama sebutan "anak dugem" atau "anak party". Dalam sebuah perbincangan yang diunggah di kanal YouTube Raditya Dika, Fuji secara terbuka mengakui bahwa dirinya rajin membaca komentar-komentar yang ditulis oleh para penggemar maupun kritikusnya di media sosial. Ia tidak menampik bahwa sebutan tersebut seringkali mendarat di kolom komentar unggahannya, menimbulkan pertanyaan dan spekulasi di kalangan publik.

Menanggapi tudingan tersebut, Fuji memberikan klarifikasi yang cukup mendalam. Ia tidak sepenuhnya menyangkal pernah terlihat atau hadir di tempat hiburan malam. Namun, ia menegaskan bahwa kehadirannya di sana bukanlah indikasi bahwa ia memiliki hobi atau kecanduan untuk "dugem". "Orang pada bilang party mulu, party mulu. Aku nggak membenarkan itu ya, cuma aku penat, aku butuh refreshing," ujar Fuji, menjelaskan bahwa kunjungannya ke tempat hiburan malam lebih didorong oleh kebutuhan untuk melepaskan penat dan mencari kesegaran pikiran setelah rutinitas yang padat.

Fuji kemudian melanjutkan penjelasannya dengan menggambarkan preferensi pribadinya jika tidak terhalang oleh tuntutan pekerjaan atau sosial. "Kalau aku bisa di rumah, ya aku di rumah saja," tegasnya. Ia mengungkapkan bahwa sejatinya ia adalah tipe orang yang lebih nyaman menghabiskan waktu di rumah. Kegiatan seperti bersantai di rumah, berkumpul dengan teman-teman yang datang berkunjung, atau menyambangi rumah teman dekat seperti Mba Vio, Kak Er, dan Kak Ayu, adalah pilihan utamanya ketika ada kesempatan. Hal ini bertolak belakang dengan citra "anak party" yang sering dilekatkan padanya.

Lebih lanjut, Fuji menguraikan faktor-faktor lain yang turut memengaruhi penampilannya di tempat-tempat seperti itu. Ia menyebutkan bahwa kehadirannya di tempat hiburan malam seringkali terkait dengan faktor pertemanan dan jadwal kerja. "Kebetulan mereka di situ. Kebetulan juga lingkupnya sama, kerja sampai malam, pagi masih tidur, siang kerja sampai malam," tuturnya. Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa lingkungan pertemanan dan tuntutan profesi yang seringkali mengharuskannya bekerja hingga larut malam, bahkan hingga dini hari, turut membawa ia ke dalam situasi di mana ia berada di tempat-tempat tersebut. Lingkaran pertemanannya yang memiliki pola hidup serupa, di mana mereka seringkali beraktivitas hingga larut, menjadi salah satu alasan mengapa ia terkadang terlihat di tempat-tempat hiburan malam.

Fuji juga mengungkapkan rasa herannya mengapa sebutan "anak dugem" dan "anak party" ini terus melekat dan digunakan oleh netizen hingga saat ini, padahal ia merasa label tersebut sudah disematkan kepadanya sejak tahun lalu. "Cuma aku nggak tahu kenapa tagline anak dugem, anak party itu netizen pakai terus," katanya dengan nada sedikit bingung. Ia merasa bahwa persepsi publik yang terbentuk berdasarkan sebagian kecil dari kehidupannya tidak sepenuhnya mencerminkan dirinya yang sebenarnya.

Meskipun berbagai persepsi beredar, Fuji dengan tegas menegaskan kembali identitas dirinya yang sesungguhnya. "Aku sebenarnya di rumah sih," pungkasnya. Ia menekankan bahwa inti dari kebahagiaannya adalah keberadaan teman-teman di sekitarnya, terlepas dari di mana pun mereka berkumpul. Baginya, yang terpenting adalah memiliki teman untuk berbagi momen, entah itu di rumahnya sendiri atau di tempat lain. Penegasan ini bertujuan untuk meluruskan kesalahpahaman dan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kepribadian dan gaya hidupnya kepada publik.

Fuji yang lahir pada tanggal 3 November 2002, memiliki nama lengkap Fujianti Utami Putri. Ia dikenal luas sebagai adik dari almarhum Bibi Ardiansyah, suami dari Vanessa Angel. Kehidupannya menjadi sorotan publik, terutama setelah tragedi kecelakaan yang merenggut nyawa kakak ipar dan kakaknya tersebut. Sejak saat itu, Fuji mengambil peran penting dalam merawat Gala Sky Andriansyah, putra semata wayang mendiang Bibi dan Vanessa. Perannya sebagai figur publik yang kuat dan penyayang ini kemudian membawanya ke dunia hiburan, baik sebagai konten kreator, bintang tamu acara televisi, maupun dalam berbagai proyek komersial.

Awal mula popularitas Fuji di media sosial tidak terlepas dari unggahan-unggahan yang menunjukkan kesehariannya bersama Gala Sky dan keluarga. Ketulusan dan kehangatannya dalam merawat Gala berhasil menyentuh hati banyak orang, menjadikannya idola baru di kalangan anak muda. Namun, seiring dengan popularitasnya yang meroket, Fuji juga tak luput dari berbagai komentar dan penilaian dari publik. Salah satu penilaian yang kerap muncul adalah tentang gaya hidupnya yang dianggap terlalu bebas dan gemar berpesta.

Persepsi ini muncul karena beberapa kali Fuji terlihat di tempat-tempat hiburan malam, baik sendiri maupun bersama teman-temannya. Foto atau video yang beredar di media sosial kerapkali dijadikan dasar oleh sebagian netizen untuk melabelinya sebagai "anak dugem" atau "anak party". Label ini, meskipun mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang, bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap citra publik seorang figur, terutama bagi mereka yang masih dalam tahap membangun karir dan persona.

Fuji, yang kini berusia sekitar 21 tahun, tentu saja memiliki hak untuk menikmati masa mudanya. Ia juga memiliki lingkaran pertemanan yang beragam, dan tidak semua teman seusianya memiliki pola hidup yang sama. Seperti yang ia jelaskan, dalam lingkup pertemanannya, banyak yang berprofesi di industri yang sama, yang menuntut mereka untuk bekerja hingga larut malam. Hal ini secara alami bisa membawa mereka ke tempat-tempat yang menawarkan relaksasi setelah jam kerja yang panjang.

Klarifikasi Fuji ini penting untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada publik. Ia tidak menampik kenyataan bahwa ia pernah berada di tempat hiburan malam, namun ia mengkontekstualisasikannya dengan kebutuhan pribadi akan refreshing dan juga faktor lingkungan pertemanan serta tuntutan pekerjaan. Ini menunjukkan bahwa Fuji berusaha untuk bersikap transparan dan tidak menyembunyikan aspek-aspek tertentu dari kehidupannya, sambil tetap berusaha mengelola persepsi publik.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya sesuai dengan preferensi masing-masing, selama tidak merugikan orang lain. Bagi Fuji, yang kesehariannya disibukkan dengan berbagai aktivitas profesional dan tanggung jawab sebagai figur publik, kebutuhan untuk melepaskan penat dan mencari keseimbangan adalah hal yang wajar. Melabelinya secara kaku sebagai "anak dugem" tanpa memahami konteks yang lebih luas bisa jadi merupakan bentuk penghakiman yang kurang berimbang.

Komentar netizen memang memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik, namun sebagai konsumen informasi, penting juga untuk bersikap kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh satu sisi cerita. Klarifikasi Fuji ini diharapkan dapat membuka mata banyak orang untuk melihatnya lebih dari sekadar label yang diberikan, melainkan sebagai individu yang juga memiliki kompleksitas dalam menjalani hidupnya. Dengan kemampuannya untuk membaca dan merespons komentar netizen, Fuji menunjukkan kedewasaannya dalam menghadapi sorotan publik dan berusaha untuk mengendalikan narasi tentang dirinya.

Lebih jauh lagi, pengalaman Fuji ini bisa menjadi pelajaran bagi figur publik lainnya, dan juga bagi netizen. Bagi figur publik, penting untuk selalu menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan publik, serta bersiap untuk memberikan klarifikasi jika diperlukan. Bagi netizen, penting untuk lebih bijak dalam memberikan penilaian, memahami bahwa di balik setiap sosok publik ada manusia dengan berbagai macam kebutuhan dan latar belakang. Kata "sebenarnya" yang diucapkan Fuji di akhir pernyataannya, "Aku sebenarnya di rumah sih," adalah penekanan kuat yang ingin ia sampaikan, bahwa inti dari dirinya adalah pribadi yang cenderung rumahan, dan aktivitas lainnya hanyalah bagian dari dinamika hidupnya yang lebih luas.