0

RunSight Tembus Top 20 Dunia, Inovasi AI Pelajar RI Diakui Global

Share

Jakarta – Gelora kebanggaan kembali menyelimuti Indonesia seiring dengan torehan prestasi gemilang di kancah internasional. Talenta-talenta muda Tanah Air, yang tergabung dalam Tim Labmino, berhasil mengukir sejarah dengan menembus 20 besar Samsung Solve for Tomorrow (SFT) Global 2025. Pencapaian luar biasa ini diraih melalui inovasi revolusioner mereka, RunSight, sebuah kacamata pintar berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang secara khusus untuk memberdayakan penyandang disabilitas tunanetra agar dapat berlari secara aman, mandiri, dan penuh percaya diri.

Keikutsertaan Indonesia dalam ajang SFT Global tahun ini menandai sebuah debut yang monumental. Ini adalah kali pertama perwakilan dari Indonesia melangkah ke panggung kompetisi teknologi global bergengsi yang diselenggarakan oleh Samsung, dan langsung mencetak prestasi di jajaran teratas. Tim Labmino, yang merupakan juara Samsung Solve for Tomorrow Indonesia 2025, terdiri dari empat mahasiswa cerdas dan empatis: Anthony Edbert Feriyanto, Kaindra Rizq Sachio, Muhammad Fazil, dan Ariq Maulana Malik Ibrahim. Mereka adalah perpaduan sempurna antara kecerdasan teknologi dan kepedulian sosial, yang mampu menerjemahkan ide sederhana menjadi solusi inklusif yang berdampak global.

Inspirasi di Balik Inovasi: Menciptakan Kebebasan untuk Tunanetra

RunSight bukanlah sekadar proyek teknologi, melainkan sebuah manifestasi empati yang mendalam. Ide cemerlang ini lahir dari pengalaman personal tim yang menyaksikan seorang teman dekat kehilangan penglihatannya, namun tetap memiliki semangat membara untuk berolahraga dan menjalani hidup aktif layaknya orang lain. Kenyataan pahit yang mereka hadapi adalah minimnya alat bantu olahraga adaptif yang memanfaatkan kecerdasan buatan, yang benar-benar mampu memberikan panduan real-time dan rasa aman bagi pelari tunanetra. Keterbatasan ini seringkali menghambat mobilitas dan kepercayaan diri mereka dalam beraktivitas fisik.

Dari sinilah, visi untuk menciptakan RunSight mulai terbentuk. Kacamata pintar ini didesain untuk menjadi "mata" tambahan bagi penggunanya, memberikan panduan audio dan visual (dalam bentuk sinyal non-visual yang dapat diinterpretasikan) yang intuitif, serta deteksi hambatan di lintasan lari. Inovasi ini secara fundamental menekankan pada kebebasan bergerak, peningkatan kepercayaan diri, dan yang terpenting, jaminan keselamatan pengguna saat berlari. Bayangkan sensasi kebebasan seorang pelari tunanetra yang kini dapat melangkah di lintasan tanpa kekhawatiran berlebih, hanya dengan mengandalkan panduan cerdas dari perangkat di wajahnya.

"Teknologi seharusnya tidak hanya mempermudah hidup, tetapi juga menciptakan ruang yang lebih inklusif dan setara bagi semua orang," ujar Kaindra Rizq Sachio, salah satu perwakilan Tim Labmino, dengan nada penuh keyakinan. Ia menambahkan bahwa pengakuan di tingkat global ini menjadi bukti nyata bahwa ide-ide sederhana yang berakar pada masalah sosial dan memiliki dampak kuat, memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi solusi berskala dunia. Ini adalah cerminan bahwa inovasi sejati tidak hanya tentang kompleksitas teknis, tetapi juga tentang kedalaman empati dan relevansi sosial.

Perjalanan Menuju Puncak Global: Tantangan dan Pembelajaran

Perjalanan Tim Labmino menuju Top 20 Global bukanlah tanpa rintangan. Setelah berhasil menjuarai kompetisi di tingkat nasional, mereka harus mempersiapkan diri untuk bersaing dengan 39 tim terbaik dari berbagai regional Samsung di seluruh dunia. Kompetisi regional ini melibatkan peserta dari berbagai benua, termasuk Eropa, Asia Tenggara & China, Timur Tengah & Afrika Utara, hingga Amerika. Sebuah spektrum inovasi dan budaya yang sangat beragam, masing-masing dengan keunikan dan kekuatan proyeknya sendiri.

RunSight Tembus Top 20 Dunia, Inovasi AI Pelajar RI Diakui Global

Seluruh proses penjurian di tingkat regional dilakukan secara daring, yang menuntut Tim Labmino untuk tidak hanya menguasai materi proyek mereka, tetapi juga kemampuan presentasi virtual yang efektif dan meyakinkan. Setiap tim diwajibkan mempresentasikan inovasi mereka di hadapan panel juri internasional yang terdiri dari para ahli di bidang teknologi, inovasi, dan kewirausahaan sosial. Standar penilaian yang diterapkan jauh lebih ketat dan komprehensif dibandingkan tingkat nasional, mencakup aspek kelayakan teknis, potensi dampak sosial, model bisnis berkelanjutan, skalabilitas, dan tentu saja, kualitas presentasi serta kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari juri.

Ketua Tim Labmino, Anthony Edbert Feriyanto, menggambarkan tahap regional sebagai pengalaman transformatif yang membuka perspektif baru bagi seluruh anggota tim. "Kami tidak hanya meningkatkan kemampuan presentasi dan teknis dalam pengembangan produk, tetapi yang lebih penting, kami belajar bagaimana sebuah solusi teknologi dapat dikemas agar relevan lintas budaya dan kebutuhan global," jelas Anthony. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka tentang pasar dan kebutuhan global, tetapi juga memperkuat kepercayaan diri mereka sebagai mahasiswa Indonesia yang memiliki kapasitas untuk bersaing dan unggul di level internasional. Mereka belajar untuk berpikir di luar kotak lokal, menyesuaikan narasi, dan menonjolkan nilai universal dari inovasi mereka.

Dukungan dan Apresiasi dari Samsung Electronics Indonesia

Pencapaian gemilang Tim Labmino ini tentu saja mendapat apresiasi tinggi dari Samsung Electronics Indonesia. Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia, menyampaikan kebanggaannya atas prestasi ini. "Keberhasilan langsung menembus 20 besar dunia pada tahun pertama keikutsertaan Indonesia merupakan prestasi yang sangat besar dan membanggakan bagi bangsa," kata Bagus. Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari kolaborasi apik antara kreativitas generasi muda, pemanfaatan teknologi terkini, dan empati yang mendalam. Faktor-faktor inilah yang menjadi kunci lahirnya inovasi-inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga diakui secara global dan memiliki dampak sosial yang kuat. Hal ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Samsung dalam mengembangkan literasi teknologi dan talenta muda Tanah Air, membekali mereka dengan keterampilan abad ke-21 untuk menjadi inovator masa depan.

Selain dukungan moral dan finansial, Tim Labmino juga memperoleh bimbingan teknis yang intensif dari para mentor ahli. Di tahap regional, mereka juga menerima masukan mendalam dari juri internasional terkait berbagai aspek, mulai dari penyempurnaan fitur produk, peningkatan pengalaman pengguna (user experience), hingga identifikasi potensi kolaborasi dengan komunitas dan organisasi terkait penyandang disabilitas. Wawasan berharga ini menjadi modal penting bagi Tim Labmino untuk terus menyempurnakan RunSight agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh semakin banyak individu tunanetra di seluruh dunia di masa depan. Ini adalah kesempatan emas untuk mengiterasi produk mereka berdasarkan umpan balik global.

Masa Depan RunSight: Menuju Perubahan Sosial yang Lebih Besar

Perjalanan Tim Labmino di Samsung Solve for Tomorrow masih jauh dari usai. Mereka kini menantikan tahapan seleksi berikutnya yang dijadwalkan akan diumumkan pada Februari 2026. Dengan semangat inovasi dan tekad kuat, Tim Labmino berharap dapat melaju ke babak selanjutnya dan terus membawa nama Indonesia ke puncak tertinggi.

Bagi Samsung, kisah RunSight tidak hanya sekadar cerita tentang sebuah kompetisi, tetapi juga cerminan esensi inti dari program Solve for Tomorrow. Program ini dirancang untuk mendorong pelajar Indonesia, dan generasi muda di seluruh dunia, agar berani bermimpi besar. SFT menginspirasi mereka untuk tidak hanya mengidentifikasi masalah sosial yang ada di sekitar mereka, tetapi juga untuk memulai langkah nyata dalam mencari solusi inovatif. Lebih dari itu, SFT menekankan pentingnya menjadikan teknologi bukan hanya sebagai alat untuk kemajuan personal, tetapi sebagai sarana ampuh untuk menciptakan perubahan sosial yang positif, berkelanjutan, dan berdampak luas bagi komunitas. RunSight adalah contoh nyata bagaimana teknologi yang dijiwai oleh empati dapat membuka pintu menuju kehidupan yang lebih inklusif dan bermartabat bagi semua. Ini adalah inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berinovasi demi kemajuan bangsa dan kemanusiaan.