Seiring dengan meningkatnya suhu global, para ilmuwan dan pejabat Olimpiade tengah berdebat mengenai berapa lama lagi Olimpiade dapat diadakan secara rutin di musim panas. Kemungkinan besar, Olimpiade musim gugur akan menjadi hal yang lumrah di masa depan.
Olimpiade Paris yang sedang berlangsung saat ini berpotensi memecahkan rekor yang tidak diinginkan: Olimpiade dengan suhu terpanas yang pernah diselenggarakan. Rekor sebelumnya dipegang oleh Olimpiade Tokyo 2021, dengan suhu di atas 34 derajat Celcius dan kelembaban tinggi. Kondisi ini menyebabkan sejumlah atlet muntah dan pingsan di garis finish, bahkan harus dibantu dengan kursi roda.
Gelombang Panas Mengancam Paris
Sebelum Olimpiade Paris dimulai, telah ada prakiraan kemungkinan adanya gelombang panas yang dapat membahayakan kegiatan olahraga. Para petugas Olimpiade berupaya keras untuk menjaga keselamatan atlet, termasuk menyediakan fasilitas pendinginan seperti mandi es dan handuk dingin, pemantauan suhu secara teratur, dan mengalihkan olahraga ketahanan yang lebih berat ke hari yang diprediksi lebih dingin.
Panas Menjadi Faktor Utama
Dalam dunia yang semakin panas, muncul pertanyaan apakah solusi yang lebih sederhana perlu dipertimbangkan, yaitu menyelenggarakan pertandingan di waktu yang terhindar dari panasnya Matahari musim panas.
"Baru-baru ini, suhu menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan," kata Profesor Mike Tipton, ahli fisiologi panas di University of Portsmouth. "Jika Anda salah dalam mengonsumsi makanan, Anda tidak akan bisa cepat pulih. Namun, jika Anda kepanasan, kesehatan Anda akan terancam."
Bahaya bagi atlet menjadi topik utama dalam laporan terkini Profesor Tipton, berjudul "Rings of Fire: Heat Risks at the 2024 Paris Olympics." Dampak kesehatan berasal dari kepanasan dan keringat berlebih, dengan efek yang berkisar dari kram otot, kelelahan karena panas, hingga sengatan panas. Sengatan panas terjadi ketika suhu inti tubuh melebihi 40,5 derajat Celcius dan merupakan keadaan darurat medis.
Atlet yang paling berisiko adalah mereka yang terlibat dalam acara ketahanan yang melelahkan, seperti maraton, triatlon, tenis, dan jalan cepat sejauh 20 km. Namun, panas juga dapat menyebabkan penurunan performa dalam kegiatan yang tidak terlalu melibatkan fisik.
"Jika Anda melakukan olahraga seperti menembak dengan pistol, maka hanya dengan meneteskan sedikit keringat di dahi sudah cukup untuk membuat Anda tidak bersemangat," kata Profesor Tipton.
Peningkatan Kadar Ozon
Di daerah perkotaan seperti Paris, suhu yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan gas ozon. Ozon terbentuk dalam reaksi kimia yang dipicu sinar Matahari antara zat-zat dalam asap knalpot mobil.
Ozon umumnya hanya memengaruhi kesehatan pada orang tua atau orang dengan masalah pernapasan. Namun, beberapa atlet mungkin sangat sensitif terhadap ini.
"Beberapa atlet mungkin bereaksi terhadap ozon, dan mereka mengalami kesulitan bernapas, mereka memiliki batuk, dan beberapa dari mereka harus berhenti berolahraga," kata Profesor Valerie Bougault, ilmuwan olahraga di Universitas Côte d’Azur.
Selama empat tahun terakhir, kadar ozon di Paris melampaui batas aman yang direkomendasikan antara Juli dan September pada 20 hari per bulan.
Perubahan Iklim Memperburuk Masalah
Para pesaing dalam acara olahraga musim panas selalu harus berjuang melawan panas, tetapi masalah ini diperburuk oleh perubahan iklim. Meskipun suhu global rata-rata hanya meningkat sedikit di atas 1 derajat Celcius sejak akhir abad ke-19, suhu rata-rata di Paris di musim panas telah meningkat sekitar 3 derajat Celcius sejak 1924, terakhir kalinya Olimpiade diadakan di ibu kota Prancis.
Bukan hanya kenaikan rata-rata yang penting: cuaca ekstrem kini lebih mungkin terjadi, dengan musim panas yang sangat panas 10 kali lebih umum.
"Sementara suhu global terus meningkat, perubahan iklim harus semakin dilihat sebagai ancaman eksistensial bagi olahraga," kata Lord Sebastian Coe, presiden World Athletics, dalam laporan "Rings of Fire."
Masa Depan Olimpiade Musim Panas
Olimpiade Musim Panas berikutnya akan diadakan di Los Angeles pada tahun 2028, dan kekhawatiran akan cuaca panas kemungkinan besar akan sama kuatnya. Namun, hal itu tidak akan menjadi masalah selama Olimpiade 2032, yang akan diadakan di Brisbane, Australia, ketika musim dingin akan terjadi di belahan Bumi selatan dan suhu biasanya tidak melebihi 22 derajat Celcius.